Kancil dan Buaya

Cerita Fabel - Kancil dan Buaya

Suatu pagi Kancil hendak menyebrangi suatu sungai, kancil sangat kebingungan. Belum lagi banyak Buaya yang sudah menunggunya untuk dimangsa “wah, kacau  neih, sungai rawa ini luas sekali aku harus menyebranginya, tapi bagaimana caranya aku akan tidak bisa berenang, belum lagi gerombolan buaya-buaya liar itu, iiih ngeri, tapi aku harus tetap menyebranginya, sebab kalau tidak akau harus berbalik arah dan bertemu dengan Macan yang jelek itu”. Diam-diam Buaya sudah mendekati Kancil di ujung sungai dan langsung menerkam kaki si Kancil, saat si Kancil melamun dan sambil berfikir. “Nah kena kamu Kancil. Santapan lezat untuk hari ini, sekarangkamu tidak bias lari kemana-mana lagi kancil,sekarang bersiaplah untuk aku makan. “ kancil mulai gelisah memikirkan bagaimana cara meloloskan diri dari cengkraman Buaya  “Wah gawat ne, bagaimana caranya aku lari, sedang cengkaraman Buaya ini sangat kuat sekali, waduh belum lagi si Macan belang itu, pasti masih menburu ku juga jadi di belakang sana, wah mudah-mudahan ide ku ini akan berhasil dan buaya bisa kutipu"
Namun sang Buaya sudah bersiap-siap memangsa, bahkan Buaya sudah memanggil teman temanya yang lain untuk mengadakan pesta memakan bersama-sama hewan buruannya yaitu si Kancil. Namun Kancil sudah memikirkan sebuah ide “Tunggu,,, baiklah aku rela menjadi santapan kalian, tapi satu permintaanku, hendaknya daging ku yang lezat ini tidak menjadi rebutan diantara kalian, aku ingin membaginya dengan rata.” Namun Buaya berkilah “ Oh,, tentu-tentu kami selalu berbagi dengan adil bila mendpat makanan hahahaha” Namun si Kancil membujuk Buaya. “Namun aku tidak yakin kalian bisa melakukan dengan adil, kalau kalian tidak keberatan aku bisa mengajari kalian, bagimana melakukan pembagian dengan rata” . Dengan bodohnya Buaya itu menyetujui ide sikancil  “Oke, aku setuju cil, itung-itung aku bisa belajar berhitung dari mu”
Si Kancilpun menyuruh para Buaya untuk berbaris dengan rapi, dengan mudahnya mereka menuruti kemauan si Kancil. Pemimpin Buaya itu pun melepaskan cengkaraman nya dan mulai ikut berbaris, terang saja si Kancil dengan mudah melompati para Buaya yang berbaris itu hingga sampai disebrang sungai “Buaya yang baik terima kasih bantuanya, aku tidak menyangka kalian bisa menjadi jembatan penyebrangan ku yang baik”  dan sekali lagi buaya tertipu daya oleh kancil.
Kancilpun melanjutkan perjalanan kedalam hutan dengan riang gembira. Sedang buaya menyesal dan marah besar karena sudah tertipu dengan Kancil dan mempercayai kata-kata kancil, para Buaya pun saling bertengkar.


Roro Jonggrang

Cerita Rakyat - Roro Jongrang 

Pada dahulu kala hiduplah seorang  raja dengan wujud raksasa bernama Prabu Baka. Dia adalah raja yang terkenal Rakus dan memeras rakyatnya. Semua takut padanya, dia memiliki seorang patih yang setia,  bernama patih Kupala.
Suatu hari Prabu Baka memimpin penyerbuan ke kerajaan Pengking, dia ingin menguasai kerajaan nan subur itu. Perang pun tidak terhindarkan. Prabu Baka mengamuk dan memukul mundur pasukan kerajaan Pengking, “serbu…serbu..." perintah Pati Kupala yang menyemangati Prabu Baka, putra mahkota kerajaan pengking yng bernama Bandung Bondowoso marah besar saat tahu kerajaanya di serang tiba-tiba oleh Prabu Baka. Maka Bandung Bondowoso menyiapkan pasukannya dan memimpin serangan balasan. “ini tidak bisa dibiarkan kita harus menyerang pasukan Prabu Baka!" Sambil mengacungkan pedangnya, ditengah pertempuran Bandung Bondowoso bertemu dengan Prabu Baka, mereka bertarung dengan ganas, saling menyerang, dan mengeluarkan jurus andalan mereka , akhirnya bandung Bondowoso berhasil membunuh Prabu Baka, pasukan Prabu baka kocar-kacir saat tahu rajahnya terbunuh. Patih Kupala memerintahkan mereka lari pulang ke kerajaan Baka, Bandung Bondowoso tidak tinggal diam. “ ayo kejar , jangan menyerah !“ Bandung Bondowoso terus mengejar musuh hingga ke kerajaan Baka. Pasukan Baka menyerah kalah. Bandung Bondowoso bisa masuk istana dengan leluasa.
Alangkah terkejutnya ia karena bertemu putri cantik terlihat di dalam Istana. “wahai Putri cantik, siapa gerangan dirimu?“  Putri itu menjawab  “aku dalah Putri Prabu Baka, nama ku Roro Jongrang” Bandung Bondowoso tidak menyangka Prabu Baka yang berwujud Raksasa ternyata memiliki Putri cantik jelita, ia langsung jatuh cinta pada Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso tidak bisa tidur memikirkan Roro Jonggrang. Akhirnya ia mengutarakan maksud hatinya pada Putri cantik itu, “wahai Roro Jongrang nan jelita, maukah kau menjadi Istriku?“ mendengar pinangan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang menjadi bingung, ia takut pada Bandung Bondowoso dan ia tidak ingin menikah dengan orang yang membunuh ayahnya. “akau mau menikah dengan mu, tapi kamu harus memenuhi dua syarat, aku ingin dibuatkan sumur jalatundra dan seribu candi dalam waktu semalam.“ Bandung Bondowoso memenuhi syarat Roro Jonggrang. “baiklah aku sanggup melakukan itu semua, dan aku biasa menikahimu Putri Cantik"
Tanpa banyak waktu Bandung Bondowoso segera menggali tanah untuk membuat sumur Jalatundra yang dalam, hanya dalam waktu singkat sumur itu sudah jadi, Roro Jonggrang gelisah dan berusaha mencari cara untuk mencelakakan Bandung Bondowoso, “bagaimana Roro Jonggrang, apakah sumurnya sesuai dengan keinginanmu?“ Roro Jongrang tersenyum lalu berkata “Bandung Bondowoso maukah kamu masuk kedalam untuk memeriksa sumur itu?”  rayu Roro Jongrang “baiklah, aku akan memeriksanya“  Bandung Bondowoso langsung segera masuk kedalam sumur. Saat Bandung Bondowoso masuk kedalam sumur, Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupala dan pasukanya untuk menutup sumur itu dengan Batu. Bandung Bondowoso tahu kalau ia di tipu dan marah besar  “ah ,,, rupanya dia telah menipuku , heh ,,,,”  dengan kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil menjebol batu-batu itu dan naik ke atas. Roro Jonggrang terkejut karena Bandung Bondowoso masih hidup “apakah kau hendak menipuku Putri?" Tanya Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang tesenyum dan berusaha meredamkan amarah Bandung Bondowoso “syarat pertama sudah berhasil, sekarang tinggal syarat yang ke dua, bangunlah seribu Candi untuk ku". Bandung Bondowoso tahu dia tidak mungkin membangun seribu candi dengan kekuatanya sendiri, akhirnya dia memanggil pasukan makhluk halus dan mengerahkan nya untuk membangun candi, Ribuan makhluk halus datang dari seluruh penjuru arah, mereka segera membangun candi-candi itu. Roro Jonggang mulai gelisah, sebab baru tengah malam namun candi-candi itu sudah mulai berdiri, bahkan  tinggal sebuah saja“bagaimana ini, candinya sudah hampir selesai”  Roro Jonggrang mendapat akal untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso, ia membangunkan perempuan diseluruh negerinya dan menyuruh mereka menumbuk lesung, mendengar suara lesung, ayam mengira hari telah pagi, mereka pun berkokok dengan senangnya.
Pasukan makhluk halus mengira, hari telah pagi, merekapun segera berlari dari tempat itu. Bandung Bondowoso segera tau kalau dia sedang ditipu lagi  “kau telah menipuku lagi Roro Jonggrang , aku tidak bisa memaafkanmu kali ini" dia tidak bisa menahan kemarahanya, bahkan senyuman Roro Jongrang tidak bisa menahan kemarahnaya  “ku kutuk kamu menjadi arca batu, untuk menggantikan satu candi yang belum selesai” dalam sekejap Roro Jonggrang berubah menjadi arca batu, maka genaplah seribu candi di bangun oleh Bandung Bondowoso

Melihat Roro Jonggrang telah berubh menjadi arca, menyesalah Bandung Bondowoso ia telah menangisinya namun nasi telah menjadi bubur, Bandung Bondowoso tidak bisa menarik kutukanya, konon seribu Candi yang dibangun Bandung Bondowoso masih ada sampai sekarang , dan berdiri di Yogyakarta.

Legenda Danau toba

Cerita Rakyat - Legenda Danau toba

Disebuah lembah daerah Sumatra, hiduplah seorang petani bernama Toba dia seorang petani yang sangat rajin. Namun sayang, hasil kebunnya tidak berhasil dan dia kelaparan. Karena lapar, Toba memancing di sungai. Lama sekali ia menunggu, hingga ia putus asa, saat toba memutuskan untuk pulang, tiba-tiba ada yang menarik umpannya, Toba  kegirangan dan menarik pancingnya “wah ada ikan besar!“ seru Toba, benar saja, di ujung kailnya tersangkut ikan emas.
Toba segera membawa ikan besar itu untuk dimasak dirumah, sampai dirumah toba kecewa, sebab kayu bakarnya telah habis “tidak ada kayu bakar disini hemm,,, sebaiknya aku mencari kayu bakar di belakang“  kemudian ikan itu pun diletakan di dalam  baskom dan Toba mencari kayu bakar di ladang. "hehehhee. aku akan makan enak hari ini“ seru Toba sambil membawa kayu bakar ke belakang rumahnya. Api sudah mulai menyala, namun saat Toba hendak mengambil ikan itu, alangkah terkejutnya ia, sebab ikan itu sudah lenyap yang ada justru berkeping-keping uang emas “dimana ikan itu tadi, dan itu uang emas siapa?". Namun saat Toba membuka pintu kamar, alangkah terkejutnya ia, seorang perempuan tinggi semampai dengan rambut panjang sedang menyisir rambutnya  di depan cermin “wah ,,alangkah cantik nya perempuan ini, hei hei Siapa kau ini?“ Tanya tobaperempuan itu membalikan badan, dan Toba semakin terpesona  belum pernah ia melihat perempuan  secantik dia ”akulah penjelmaan ikan yang kamu tangkap tadi, sementara keping uang emas tadi adalah sisik-sisik ku” Toba terbengong-bengong, perempuan itupun tersenyum “aku dikutuk oleh dewa menjadi ikan, tapi berkat engkau kutukan itu hilang. Mari ke dapur akan ku masakan kamu makanan, kamu pasti lapar“  Toba hanya menurut ketika perempuan itu mengajaknya ke dapur. Dengan cekatan perempuan itu segera menyiapkan makanan. Toba sangat takjub dengan keahlian perempuan itu di dapur, ia berkata dalam hati “ah.. seandainya ia ini menjadi istrikuu“ rupanya perempuan itu bisa membaca keinginan hati Toba. “aku mau menjadi istrimu, tapi aku punya 1 syarat“ kata perempuan ini. Setelah Toba selesai  Makan, Toba sangat terekejut mendengar perkataanya “apa syaratnya?" tanya Toba  “jika kita menikah nanti, jangan pernah mengungkit asal mula ku sebagai seekor ikan. Aku tidak akan menanggung akibatnya jika kamu melanggarnya,"  Toba menyanggupinya, baginya itu syarat yang mudah.
Toba dan perempuan itu akhirnya menikah. Toba semakin bekerja keras di ladang untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, lalu Istrinya mengandung, Toba sangat bahagia, ia tidak sabar menunggu kelahiran anaknya, tidak lama kemudian, seorang bayi laki-laki lahir. Toba memberinya nama Samosir, Samosir tumbuh menjadi anak yang sangat nakal dan pemalas, kerjanya hanya makan dan kluyuran, Toba Masih berusaha bersabar dengan kelakuan Samosir, jika Toba bekerja di ladang, Samosir tidak pernah mau mengantarkan makanan yang sudah dimasak istrinya. Akhirnya, istrinya sendiri yang mengantarkan makanan itu kepada Toba “Istriku, kamu jangan terlalu memanjakan anak kita Samosir jika terus dimanjakan dia malah semakin menjadi nakal” Istri Toba tersenyum dan berkata “bersabarlah kanda, suatu hari nanti Samosir akan menyadarinya,". Toba kembali menjawab "aku sudah bersabar dinda, tapi kesabaran itu kan ada batasnya”.
Suatu hari, istri Toba membujuk Samosir untuk mau mengantarkan makanan ke ladang untuk Toba, semula Samosir tidak mau, namun ibunya terus membujuknya, akhirnya Samosir pun mau “baiklah ibu, nanti aku akan antar makanan ini untuk ayah“, namun di tengah jalan Samosir malah bermain bersama teman-temannya. Selesai bermain, Samosir merasa lapar, “haduuh,,, lapar sekali aku, hah, aku makan saja makanan ini, heheehehehe"  dia pun memakan makanan yang seharusnya untuk ayahnya. Samosir hanya menyisahkan sedikit makanan.
Diladang, Toba tidak sabar menunggu makanan yang tidak kunjung datang, dia sudah sangat lapar apalagi tadi tidak sempat sarapan karena banyak sekali pekerjaan yang dilakukannya hari ini. Dari kejahuan Samosir datang dan berlari-lari, “ kemana saja kau samosir, ayah sudah menunggu lama sekali, huh “ Samosir tidak menjawab dan langsung memberikan rantang berisi makanan, betapa terkejut nya Toba, sebab hanya menemukan sisa makanan yang sedikit sekali, “hah,, Samosir kamu sudah memakan makanan ayah  ya! kelakuan mu ini sudah diluar batas, dasar anak ikan ,,, kemari kamu!”.
Kemarahan Toba tidak terbendung lagi, tanpa sadar ia sudah mengucapkan pantangan yang dulu di syaratkan Istrinya, Toba memukul Samosir hingga menangis kencang. Samosir pun berlari menuju rumah,
"ibu,ibu,ibu..,“ sesampainya dirumah, Samosir mengadu pada ibunya “ibu hihihi, kata ayah aku ini anak ikan , apa benar ibu?“  istri Toba merasa sedih karena Toba telah mengungkit asal usulnya, kemudian ia menyuruh Samosir, "cepatlah kamu lari ke atas bukit nak, sebelum air bah datang” perintah ibunya “baiklah ibu Samosir menurut".

Maka segeralah langit berwarna gelap dan petir menyambar-nyambar, tiba-tiba air bah muncul dari arah sungai. Istri Toba tiba-tiba meloncat ke air bah dan seketika menjadi ikan kembali. Toba yang bekerja diladang terkejut, karena tiba-tiba air bah datang  “hah,,hah,,, Air apa itu,, hah, ada apa ini?“  ia tidak sempat melarikan diri, Toba hanyut dan tenggelam dan hanya menyisahkan pucuk bukit di tengahnya, dibukit itu Samosir sembunyi, namun saat air bah menjadi danau, Samosir menjadi pulau, itulah sebabnya danau itu dinamai danau Toba dan pulau di tengahnya disebut pulau Samosir.

Cerita Pinokio

Cerita Anak - Cerita Pinokio

Ada sebuah toko milik kakek Gepeto si pembuat boneka di ujung kota, suatu hari Ia memahat sebuah kayu untuk dijadikan sebuah boneka anak laki-laki. Paman Gepeto sangat berharap mainan yang dibuatnya ini berubah menjadi anak laki-laki sungguhan. "sebentar lagi boneka kayuku akan sempurna, seandainya ada peri yang baik hati, membuat bonekaku ini menjadi hidup menjadi anak laki-laki. hidupku pasti jauh lebih baik, hidup ku akan bahagia, hah, tapi harapan hanya tinggal harapan, mana mungkin hal itu terjadi tapi aku lelah sekali membuat boneka ini sebaiknya aku sistirahat saja“ paman Gepeto pun tertidur.
Akan tetapi hal menakjubkan terjadi, ketika paman Gepeto tertidur, datanglah seorang peri yang mengecup boneka kayu itu menjadi seorang anak laki-laki. Ketika terbangun paman Gepeto  bersorak riang “selamat pagi papa” sapa Pinokio tanpa sadarpun paman Gepeto menjawab “pagi, pagi." Pinokio tersenyum sambil berkata “aku hidup papa”. paman Gepeto pun sontak kaget dan gembira “kamu Pinokio? kamu bisa bergerak dan berbicara? akhirnya doa ku dikabulkan, papa sudah sangat lama menantikan ini, akhirnya kamu hidup. Agar kau jadi anak yang pintar mulai besok kau harus bersekolah nak”. Kata papa Gepeto
Keesokan harinya paman Gepeto menjual pakaiannya dan hasil uangnya dibelikan sebuah buku untuk Pinokio “belajarlah mengunakan buku ini nak, sekolah yang rajin dan jangan nakal yaaa!“ Pinokio sangat bahagia “terima kasih pa, aku janji akau akan rajin belajar."Tetapi, dijalan menuju sekolah Pinokio bertemu dengan anak nakal yang mengajaknya untuk membolos sekolah, anak itu bernama Farah, Farah menceritakan banyak hal kepada Pinokio, mereka mulai saling berkenalan, “hai ,,, aku Pinokio aku anak paman Gepeto"  Farah menjawab “kamu itu Pinokio yang terbuat dari kayu itu ya? kamu aneh banget, mana ada orang yang terbuat dari kayu, hahahaha“ Pinokio tak terima dengan ejekan si Farah “hey,, walaupun aku terbuat dari kayu, tapi papa sangat menyayangi ku.  Sudah aahh aku mau pergi kesekolah, aku mau belajar dengan giat agar jadi anak yang pintar“ tapi si Farah membodohi si Pinokio yng memang belum tau apa-apa “buat apa kamu sekolah tidak ada gunanya, dari pada kesekolah mending kita pergi ke mall karena pergi ke sekolah itu ngebosanin, di mall kita bisa bermain-main karena disana banyak sekali aneka permainannya" mendengar perkataan si Farah, Pinokio tergoda dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke mall bersama Farah.
Pinokio dan Farah pun sampai di mal, tapi sayangnya Pinokio tidak punya uang, akhirnya Pinokio menjual buku pemberian ayahnya agar bisa bermain di mall, Pinokio dan Farah pun bermain asyik, mereka bermain sampai lupa waktu, lalu mereka bertemu dengan temanya Farah, ternyata Farah memang anak yang sangat nakal ia membohongi Pinokio lagi bersama temanya “Pinokio kamu mau tidak, uang kamu jadi bertambah, caranya itu kamu tanam uamg kamu itu di dalam tanah, tunggulah beberapa saat sambil kamu tinggal tidur, saat terbangun uang kamu pasti sudah bertambah, mudah kan Pinokio, maka lakukan sekarang! " Pinokio yang bodoh pun mau saja di bohongi Farah dengan segera ia menanam uang tersebut.
Akhirnya Pinokio pun tertidur dibangku taman sambil menunggu uangnya. Tetapai Farah dan temannya mengagetkan Pinokio sehingga Pinokio pun terjatuh dan kakinya pun patah, pinokio pun menangis kesakitan “hihihihihi, seperti nya kakiku patah“ Farah tidak memperdulikan Pinokio yang menangis kesakitan, ia justru mengambil uang yang telah ditanam Pinokio saat Pinokio tertidur, Farah pun meninggalkan Pinokio sendirian di taman.
Lalu Pinokio pulang dengan tangan hampa. Sampai dirumah disambut oleh paman Gepeto paman Gepeto kebingungan melihat Pinokio pulang dengan keadaan sedih dan berjalan pincang, paman Gepeto pun menanyakan buku yang dibelikannya, Pinokio pun berkilah “jadi begini papa, dijalan aku bertemu dengan teman yang kelaparan, maka aku menjual buku tersebut dan membelikanya makanan dan kakiku patah karena saat hendak pulang kerumah aku terjatuh papa.“  Seketika hidung Pinokio semakin panjang dan bertambah panjang saat ia berbohong, papanya tahu bahwa bahwa Pinokio telah berbohong dan Pinokio pun meminta maaf pada papanya “ah papa,, akau berjanji aku tidak akan berbohong lagi aku tidak mau punya hidung seperti ini , hiks, hiks, hiks maafkan aku pa, aku tidak akan berbohong lagi". akhirnya Pinokio mengatakan yang sebenarnya pada paman Gepeto. Pinokio pun berjanji tidak akan berbohong dan nakal lagi, hidung Pinokio pun kembli seperti semula.

“Pesan Moral : jangan suka berbohong dan selalu dengarkan nasihat orang tua  kita”


Si Miskin Yang Tamak

Cerita Anak - Si miskin yang tamak

Disuatu pulau ada sepasang suami istri yang sangat miskin rumahnya kecil, rumahnya gubuk, lantainya terbuat dari tanah untuk makan pun susah, kadang dua hari sekali mereka baru bisa makan, itupun hanya sekali saja dalam sehari. Makanan yang dimakan jarang sekali memakai lauk, kalaupun memakai lauk pun itu hanya tempe. Mereka lebih sering makan nasi dan garam saja. Mereka berdua benar-benar sangat miskin
Mereka berdua bernama pak miskin dan bu miskin , suatu malam ketika pak miskin sedang tidur, pak miskin bermimpi, pak miskin di datangi oleh seorang kakek, kakek-kakek itu berkata pada pak miskin “hey… pak miskin , besok pagi kau pergi ke sungai ya ,, kamu ke sungai kamu cari mata air disana “ lalu seketika kakek-kakek dalam mimpi pak miskin itu hilang pak miskin pun jadi terbangun. Pak miskin bertanya dalam hati nya sendiri “ada apakah gerangan ya ,, sehingga aku bermimpi seperti itu.”
Keesokan harinya pak miskin pun mengikuti apa kata kakek yang ada dalam mimpinya itu. Pak miskin pergi ke sungai menaiki perahu, sambil mendayung. Pak miskin melihat dan mencari-cari mata air tersebut. Pak miskin melihat riakan-riakan air, bila ada air berarti disitu terdapat sumber mata air. Tak lama pun pak miskin menemukan riakan-riakan air, dilihat ke dasar sungai itu, benar ada sumber mata air, lalu pak miskin menengok ke kanan dan ke kiri, menengoklah ia ke belakang dengan maksud mencari-cari kakek-kakek yang ada dalam mimpinya itu.
Tau tau di sungai muncullah seutas tali naik secara ajaib ke perahunya. Pak miskin segera menarik tali itu hingga ujungnya. Tak disangka di ujung tali tersebut terdapat rantai emas, pak miskin senang sekali dan ia pun menarik lagi ranti emas tersebut. Namun tiba tiba ada kicauan burung lalu burung itu berkicau “kuk kuk kuk kuk potonglah tali itu, potonglah tali itu lalu kemudian kembalilah pulang kerumah . ptonglah tali itu. “ namun pak miskin tidak mau mendengarkan kicauan burung itu pak miskin terus menarik tali itu hingga habis dan tidak ada lagi. Tanpa terasa dan ia sadari, perahu yang di tumpangi pak miskin ini penuh dengan rantai emas, dan akhirnya perahu yang ia tumpangi terbalik tercebur ke dalam sungai. Rantai emas itu pun akhirnya masuk kembali ke dasar sungai
Pak miskin menyelamatkan diri, lalu ia pergi ke tepi sungai. Ketika sudah di tepi sungai pak miskin sangat menyesali keserakahanya. Ia malah sama sekali tidak mendapatkan sedikitpun rantai emas tersebut karena keserakahanya, andai saja ia tidak serakah dan menuruti kicauan burung itu, tentu ia akan mendapatkan rantai emas tersebut walaupun hanya sedikit. Yang tentu saja dapat membantu kehidupanya yang sangat miskin.

Pesan moral :

Serakah tidak baik, serakah dapat menghancurkan semua yang ada

Dongeng Malin Kundang

Cerita Rakyat - Dongeng Malin Kundang

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak bernama Malin Kundang bersama ayah dan ibunya yang miskin. Mereka tinggal disebuah desa yang berada di tepi pantai. Desa itu kecil dan sepi, penduduknya banyak yang merantau untuk mencari penghasilan, tidak banyak yang bisa dilakukan di desa mereka, tanahnya gersang, ikan di lautnya pun sedikit.
Malin Kundang sangat senang sekali bermain, setiap hari, kerjaannya hanya mengejar ayam satu satunya milik orang tuanya “hehehehehehehe, kemari kau Burik, hehehehehehe” Malin kecil trus mengejar si burik. Ketika Malin Kundang berhasil menagkapnya, biasanya ia akan menyiksa ayam ayam itu , “hahaha, kena kau"  ucap si malin.
Suatu hari ayah Malin Kundang hendak merantau ke negeri sebrang, konon katanya , Negeri sebrang sangat kaya dan mencari uang disana sangat mudah , “ayah berangkat ya Malin ?“ pamit ayahnya “iya ayah” jawab malin .
Ayah Malin Kundang segera ikut naik kapal beserta penduduk lain yang hendak merantu. Tinggalah ibu dan Malin di desa yang miskin itu. Hari demi hari, tidak ada kabar dari sang ayah, sang ibu pun bekerja lebih keras, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. "Ayo silahkan dibeli “ sementara si Malin kundamg masih saja mengejar si Burik. Ketika suatu hari hendak mengejar si Burik tiba tiba malin kundang terjatuh “aduh.. aduh,,hohoho,"  kaki, lenganya tergores batu tajam, lukanya sangat besar dan mengeluarkan darah. Sang ibu segera mengobati luka si Malin Kundang dengan penuh kasih sayang. “luka ini pasti sembuh , namun bekas lukanya akan susah hilang “  ucap si ibu, namun si Malin tetap saja masih menangis “aduh,huhuhuhu,aduh …”
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, dan tahun berjalan dengan tergesa gesah, tanpa terasa Malin sekarang menjadi pemuda yang tampan dan kuat , ia mulai bosan tinggal di desa yang sepi dan miskin itu, dia ingin merantau seperti ayahnya. “aku akan merantau seperti ayah!“ kemudian Malin Kundang meminta izin kepada ibunya “bu izinkan aku merantau ke negeri sebrang !“ pinta Malin Kundang kepada ibunya yang segera merasa sedih “jangan anak ku ibu takut kau tidak kembali seperti ayahmu, hanya kamu satu satunya anak ku , kalau kamu tidak kembali , aku hidup dengan siapa?“ Malin menjawab "jangan khawatir aku akan berjanji aku pasti akan kembali aku akan jadi orang kaya , lalu akan memboyong ibu untuk hidup bersama ku."
Akhirnya tidak ada lagi yang bisa diperbuat ibunya, Malin Kundang bersikukuh untuk pergi, Malin Kundang menyelinap ke sebuah kapal. Ia bersembunyi di peti kayu ”sepertinya disini aman"  Ucap Malin Kundang, kapal pun berlayar, namun di tengah laut, kapal itu di cegat bajak laut, semua awak kapal dibunuh oleh bajak laut, mereka merampas barang-barang berharga dikapal itu dan meningalkan kapal-kapal itu tekantunh-kantung dilaut ” kapal kita dirampok-rampok,,!"
Malin kundang selamat karena ia sembunyi di peti. Saat ia keluar dari persembunyiannya, kapal itu sudah terdampar di sebuah pantai, sungguh beruntung, sebab didekat pantai itu, ada sebuah desa yang subur dan kaya pelabuhan yang besar dan ramai, Malin Kundang tersenyum meski tubuhnya lemas tak berdaya . “disini aku akan mengadu nasib“ Seru Malin dalam hati, Malin bekerja keras siang malam. Hanya satu dalam benaknya yakni menjadi orang kaya. Tekad dan kerja kerasnya membuahkan hasil, dia pun menjadi kaya, punya kapal besar , dengan 100 awak kapal “aku kaya aku kaya hahahahah ,,,"
Hingga suatu hari, Malin mengajak istrinya berlayar dengan mengunakan kapal mewah. Mereka berlabuh dipelabuhan dikampung halaman Malin Kundang. Berita suksesnya Malin Kundang pun terdengar sampai di telinga ibunya “apakah itu kapal si Malin anak ku ?“ tanyanya pada dirinya sendiri. Dengan kaki riang, ibu yang sudah renta itu terseog-seog berjalan ke pelabuhan. “dia memang Malin kundang , aku yakin" batin ibunya , saat melihat Malin turun dari kapal besarnya bersama istrinya“ Malin, Malin kamu pulang nak ?“ istri Malin Kundang heran, dengan seorang ibu tua yang berlari kearah mereka sambil berteriak-teriak, pakaian compang-camping, wajahnya rentah dan lusuh “siapa dia kanda ? apa benar dia ibumu ?" Malin Kundang gelisah, ia tidak mau istrinya tau kalau Malin Kundang berasal dari keluarga miskin, “entahlah dinda mungkin hanya pengemis tua yang meminta sedekah“  ibu tua mendengar perkataan Malin Kundang dan berubah sedih “masa kau tidak mengenali wajahku anakku?, ini ibumu yang membesarkanmu !“ Malin Kundang menjadi marah, “ibuku sudah lama mati, jangan mengaku ngaku wahai pengemis tua heh ,,, “ sang ibu menangis terseduh-seduh, "aku yakin kamulah Malin anakku , lihatlah bekas luka di langan mu hanya malin kundang anak ku yang mempunyai bekas lika itu” Malin kundang makin marah . ia menyuruh pengawalnya untuk memgusir ibu yang semakin terseduh-seduh “ya tuhan , jika memang ia benar anakku, Malin Kundang ku kutuk dia jadi batu “!  Seketika petir menggelegar, padahal langit sedang cerah, pelan-pelan Malin kundang merasakan hal aneh pada tubuhnya yang semakin kaku, "oh ada apa dengan tubuhku, hah hah tubuhku kaku hoh,hoh,hoh tidaaak”  Malin kundang pun sadar bahwa Ia sedang di kutuk, Malin bersimpuh mencium tanah, dan berubah menjadi batu, terlambat sudah bagi nya menyesali sifat buruknya pada ibunya

Pesan moral dari cerita Malin Kundang adalah kita tidak boleh durhaka terhadap orang tua kita  sendiri apapun keadaan orang tua kita adalah rahmat dan berkah yang harus di syukuri ,,,

Sangkuriang dan Tangkuban Perahu


Cerita Rakyat - Sangkuriang dan Tangkuban Perahu


Pada zaman dahulu, disebuah kerajaan makmur bernama Paradiyangan. Hiduplah seorang putri cantik bernama Dayang Sumbi, dia suka sekali menenun. Suatu hari Dayang Sumbi menenun di tersa Istana, entah kenapa hari itu, ia sedikit Pusing dan lemas. Sementara benang pemintalnya berkali-kali  jatuh. Dayang Sumbi menjadi malas mengambilnya, karena jengel benang pemintalnya jatuh terus, dia pun berkata “Barang siapa yang mengambilkan benang pemintal itu untuk ku, saya bersumpah kalau dia laki-laki akan ku ambil menjadi  suami”  Dayang Sumbi senang karena benang pemintal itu sudah berada di dekatnya. Lalu siapa gerangan yang mengambilanya “ hah, siapakah gerangan yang mengambilkan benang pemintal ini untuk ku , sepertinya tidak ada orang disini"  betapa terkejutnya Dayang Sumbi, karena yang mengambil benang itu adalah Si Tumang, Anjing kerajaaan yang terkenal setia dan sakti  “Akulah yang mengambilanya untuk mu Dayang Sumbi” sambil terkejut Dayang Sumbi menyahut  “ka,  kamu Tumang, berarti kamu akan menjdi suamiku”  bagaimanapun  Dayang Sumbi tidak bisa mencabut sumpahnya.
Dia pun menikah dengan Tumang, Hasil Pernikahan mereka Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki yang berwujud manusia yang diberi nama Sangkuriang, Tumang berpesan pada Dayang Sumbi agar tidak mengatakan  pada sangkuriang jika Tumang adalah ayahnya, Dayang Sumbi pun menyangupinya “Baiklah tumang, aku tidak akan mengatakannya pada Sangkuriang anak kita.”
Sangkuriang tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat, lincah dan cerdas. Tumangpun selalu mengikuti Sangkuriang kemanapun dia pergi, serta mengajarkan kesaktian yang dimiliknya  “Ayo Tumang, ayo Tumang, kejar aku, ayo cepat, hahahahahaha“ Tumang menjawab "iya Sangkuring, aku akan mengejarmu, hahahahaaha”
Sangkuriang mengingat  Tumang adalah hewan peliharaan semata, dia tidak mengatahui bahwa Tumang adalah ayahnya, suatu hari Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang berburu binatang untuk pesta di istana “sangkuriang anakku, pergilah berburu ke dalam hutan untuk acara pesta di istana” Sangkuriang menjawab “baiklah ibunda, Sangkuriang akan berburu dan membawa hewan yang banyak”  Sangkuriang pergi kehutan bersama Tumang.
Sayangnya sampai hari gelap ia tidak mendapat hasil, kerena jengkel akhirnya Sangkuriang membunuh Tumang dan menyerahkan dagingnya sebagai hasil buruan untuk pesta di istana, Dayang Sumbi tidak mengetahui jika daging itu adalah si Tumang. Dia mengira itu adalah danging buruan untuk pesta istana nanti.  Dayang Sumbi pun berterima kasih pada Sangkuriang “wah .. terimah anak ku Sangkuriang” Setelah pesta usai, Dayang Sumbi menanyakan keberadaan Tumang yang tidak nampak saat pesta di istana. "Anakku Sangkuriang, apa kau melihat Tumang? sudah kucari ke mana-mana, tapi ia tidak ada” Akhirnya Sangkuriang mengakui perbuatannya  “eh..eh.. anu, itu ibunda, aaa,aaa aku sudah menbunuhnya  dan kujadikan hewan buruan kemarin” Dayang Sumbi marah “ apa ?, kenapa kau melakukan itu Sangkuring ?"  hah Dayang Sumbi tidak bisa menahan emosinya, Dayang Sumbi memukuli sangkuriang di keningnya hingga mengucurkan darah “Ampun, ampun bu, maafkan sangkuriang bu, hi hihihi”  akibat perbuatanya yang sudah memukul sangkuriang, Dayang Sumbi diusir dari istana oleh sang raja, bagaimanapun juga Sangkuriang adalah calon putra mahkota, tidak ada yang boleh memukulnya Dayang Sumbi pun akhirnya pergi meninggalkan Istana. 
Waktupun berlalu Sangkuriang Tumbuh menjadi pemuda tampan sakti dan disegani, suatu hari dia berburu di hutan, alangkah terkejutnya dia bertemu dengan perempuan yang sangat cantik. “Hah, siapa gadis itu ? wajahnya begitu cantik rupawan”. Sangkuriang tidak tahu bahwa perempuan itu adalah Dayang Sumbi, Begitu pula sebaliknya, mereka saling jatuh hati. Sangkuriang tidak berfikir lama untuk melamar Dayang Sumbi, Kemudian Dayang Sumbi menerima lamaran itu, dia sama sekali tidak mengenali Sangkuriang yang sudah tumbuh dewasa “hmmm, baiklah, aku besedia jadi istrimu wahai pemuda tampan“ namun sebelum hari pernikahan mereka, Dayang Sumbi menemukan bekas luka di kening Sangkuring yang sama persis dengan anaknya dulu, “hah, ya tuhan ternyata pemuda ini Sangkuriang anakku.”  Dayang Sumbi segera mencari akal untuk menggagalkan pernikahannya dengan Sangkuriang, “Sangkuriang kamu bisa menikahiku, asalkan kamu bisa memenuhi permintaan ku,” Sangkuriang menjawab “apa permintaanmu wahi gadis cantik?“ Dayang Sumbi sudah Memikirkan syarat itu, suatu hal yang tidak mungkin dipenuhi oleh Sangkuriang “aku ingin kau mengubah bukit ini menjadi bendungan dan membuat perahu untuk menyusuri bendungan itu, semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing”
Permintaan Dayang Saumbi sungguh berat, namun Sangkuriang tidak ingin kehilangan Dayang Sumbi, “baiklah aku akan mewujudkan semua keinginanmu” Sangkuriang mengeluarkan seluruh kesaktiannya. Dia mengundang jin dan seluruh makhluk halus untuk membendungnya, kesaktian ini dulu diajarkan oleh ayahnya Tumang. Mereka lalu bekerja semalaman menutup sungai dan mata air dengan lumpur dan tanah “hehehehehe, Akhirnya aku bisa menjadikan bukit ini menjadi bendungan“ saat semua sudah terbendung Sangkuiang menebang pohon Raksasa dan mulai membuat perahu besar untuk menyusuri bendungan itu "aku pasti bisa!"
Dayang Sumbi mualai gelisah, sebab pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, padahal fajar masih lama “Haduh,, bagaimana ini? akau harus menggagalkan usaha Sangkuriang sebelum terbit fajar”Dayang Sumbi berdo’a dengan khusuk pada tuhan, agar usaha Sangkuriang gagal. “oh,, Tuhan ,,bagaimana mungkin aku menikah dengan anakku sendiri, itu tidak mungkin, tolonglah percepat fajar datang, agar semua makhluk halus itu pergi dan tidak ada yang membantu Sangkuriang untuk menyelesaikan pembuatan perahu besar itu sebelum fajar tiba“  keajaiban pun tarjadi, matahari pun terbit lebih cepat “kok..kok.. ko...". suara ayam berkokok “hah, sudah pagi, padahal perahu yang aku buat belum selesai” Sangkuriang sangat marah saat mengetahui jika ia ditipu “siapa sebenarnya kau ini . kamu sudah menipuku tega sekali kamu!" Dayang Sumbi menangis mendengar perkataan Sangkuriang “bagaimana mungkin aku bisa menikahimu anak ku! sesunguhnya aku adalah Dayang Sumbi ibu kandung mu”Sangkuriang tidak percaya dengan ucapan Dayang Sumbi , dia marah “tidak mengkin, aku tidak percaya pada ucapan mu, tidak mngkin tidaaaakkkk!"  Dayang Sumbi menagis “aku ibu mu Sangkuriang, aku ibu mu!hihihihi” kemudian sangkuriang mendendang perahu buatannya, hingga terlempar jauh , perahu itu jatuh dengan posisi terbalik dan beubah menjadi gunung yang hingga sekarang dikenal dengan sebutan tangkuban perahu

Joko Kendil

Cerita Rakyat - Joko Kendil 

Pada suatu ketika hiduplah seorang anak yang bentuknya menyerupai kendil, dia dijuluki Joko Kendil oleh para penduduk sekitar ia tinggal. Ia sering diejek-ejek, dan dijahui teman-temannya karena bentuk tubuhnya yang aneh, namun ia tak pernah bersedih karena hal itu, ia tetap rajin bekerja membantu ibunya mengangkat barang barang bawaannya dari pasar. “Joko kendil, siapa yang mau main sama kamu! Badan cebol gitu hahahahaha”.
Suatu hari dikampung tempat tinggal Joko Kendil datanglah sebuah keluarga baru, keluarga sederhana yang mempunyai seorang anak laki-laki kurus dan botak, karena tidak ada sehelai rambutpun yang tumbuh dari kepalanya, ia dinamai si Gundul  “Akhirnya sampai juga ya bu di rumah baru kita , semoga si Gundul cepat mendapatkan teman ya bu ! “ seperti yang terjadi pada Joko Kendil, si Gundul yang sering diejek. “Gundul botak, Gundul tidak punya rambut!“ Si Gundul sering muram dan sedih karena ejekan teman-temannya “jangan sedih Gundul, biarkan saja mereka mengejek kita, kita memang punya kekurangan, tapi yang penting kita tidak menyakiti orang lain” begitu kata Joko Kendil menghibur Gundul
Sejak itu Joko Kendil dan si Gundul sering bermain bersama-sama, mereka berdua berdua bermain layang-layang, si Gundul sangat Jago bermain layang-layang, belum  ada anak dikampungnya yang bermain sehebat itu. Joko Kendil senang bermain denganya, selain itu si Gundul juga sangat jago memanah, ia mengajarkan Joko Kendil membidik anak Panahnya ke sasaran yang jauh dengan tepat. Persahabatan mereka makin erat meskipun anak-anak kampung meledek mereka.
Beberapa tahun kemudian, pada suatu hari dipasar, Joko kendil mendengar berita dikampungnya bahwa Raja mempunyai tiga orang Putri yang cantik "hai, dengar-dengar raja puny tiga Putri yang cantik-cantik, yang meminang Putri Raja adalah orang yang beruntung" Joko Kendil tertarik untuk melamar Putri sang Raja. Mendengar Joko Kendil hendak melamar Putri Raja orang-orang kampung memcemoohnya,  karena tidak mungkin diterima bila pemuda yang bentuknya seperti Joko Kendil yang melamar.“ei,,, Joko kendil mau melmar putri Raja, apa nggak salah, orang jelek gitu, apa Raja setuju punya menantu kayak Joko Kendil itu”
Hanya si Gundul satu-satunya yang memberi semangat pada Joko Kendil  “Aku percaya pada mu Joko Kendil, kau pasti punya alasan kuat untuk melamar Putri Raja kebaikan hatimu dan ketulusan serta kejujuran mu jauh lebih berharga, aku berharap sang Putri melihat semua itu pada dirimu. Ini busur kesayanganku, semoga busur ini dapat membantumu untuk menjaga diri“ Joko Kendil berterima kasih pada si Gundul “Terima kasih kawan.” Barangkatlah Joko Kendil dan dan ibunya ke istana. “Ada perlu apa ibu kemari !“ Ibu Joko Kendil menjelaskan maksud kedtangannya “Begini Raja, saya kemari ingin melamar salah satu Putri Raja untuk Putra saya yang bernam Joko Kendil” , salah dua Putri Raja tersebut menolaknya “ Joko Kendil Yang jelek itu mau melamar saya? ah tidak, aku tidak mau menikah dengan Joko Kendil. “Namun satu putrinya menerima lamaran itu“ Saya mau menikah dengan Joko Kendil saya menerima lamaranya. Putri itu adalah Putri bungsu Raja
Tak lama kemudian di istana di adakan ketangkasan mengadu memanah dan di menangkan oleh Kesatria tampan. Para Putri Raja sangat menyayangkan bahwa adiknya sudah terlanjur mau menikah dengan dengan Joko Kendil, padahal masih banyak Ksatria tampan yang mau menikahinya. Mendengar ucapan kakak-kakaknya tersebut Putri Bungsu itu menagis dan lari pergi ke kamarnya, ia membanting sebuah Guci untuk melampisakan amarahnya, Namun tiba-tiba muncullah Kesatria tampan yang berhasil memenangkan lomba memanah tadi masuk ke dalam kamar Putri. “Siapa kau? mengapa kau bisa kesini?“ tanya Putri. Ksatria tampan itu menjawab “Sesunguhnya, ku inilah Suamimi Putri, aku Joko Kendil, kini aku tidak bisa  berubah menjadi Joko Kendil seperti dulu karena Gucinya sudah pecah”.
Putri Bungsu dan Joko Kendil menghadap raja. Mereka berdua segera melaporkan hal ini pada sang Baginda Raja yang dengan suka cita segera mengumumkan ke seluruh penjuru kerajaan walaupun telah berubah wujud Joko Kendil tetap mengingat sahabatnya si Gundul di kampungnya untuk mengajaknya hidup di istana.
Sejak itu si Gundul hidup di Istana, si Gundul diangkat menjadi pelatih ketangkasan memanah Kerajaan. Mereka Tetap bersahabat, hidup rukun, saling mengahargai dan saling menyayangi satu sama lain.

Harimau Yang tidak Ikhlas dan kurang Bersyukur

Cerita Fabel - 
Harimau yang tidak ikhlas dan kurang bersyukur

Pada suatu hari di hutan, ada seekor Harimau yang Gusar, ia gusar karena ia ingin mengganti warna bulunya, sudah lama sekali ia ingin mengganti warna bulunya yang belang-belang coklat dan hitam. “waduh bagaimana ya… agar buluku bisa berganti warna, aku ingin buluku hanya berwarna hijau" kemudian datang seekor Keledai. “pilih warna biru atau merah, pilih warna merah atau biru?“ Keledai itu bicara dengan dirinya sendiri. Mendengar ucapan keledai tersebut, Harimau langsung bertanya “Hai Keledai, kau mau menganti warna bulu mu ya ? kasih tau akau donk bagaimana caranya agar aku bisa menganti warna buluku” dengan kaget Keledai menjawab “Hah, mengganti warna Bulu? Siapa yang bilang aku mau mengganti warna buluku Harimau? Dari sejak aku lahir. Buluku tumbuh dengan warna abu-abu seperti ini. Ayah ibuku bulunya juga sama dengan warna buluku, saudara dan teman-teman ku sesama Keledai warna bulunya juga sama dengan aku!“ Harimau masih menceritakan niatnya mengganti warna bulu tersebut. “pasti bisa ada caranya, aku ingin sekali menganti warna buluku ,agar tidak belang-belang seperti ini” Keledai tetap menyanggah ucapan Harimau “tidak mungkin bisa Harimau, warna bulu kita diciptakan dan di tentukan oleh sang Maha Pencipta kita, Kita tidak bisa mengantinya” Namun tetap saja Harimau percaya bahwa bulunya bisa berubah. “siapa tau aja ada obat yang bisa merubah warna bulunya yang baru tumbuh menjadi warna hijau"  Keledai menertawakan ucapan Harimau. “Hah,,, obat ? haahahaha, mana ada obat nya Harimau ! kamu ini ada-ada saja , hahahahahaha!"  Mendengar ucapan Keledai Harimau menjadi marah, “dari pada kamu menertawai aku , lebih baik kamu pergi dari sini Keledai sebelum kau cakar kamu!“  Keledai takut dan meminta maaf pada Harimau sambil meninggalkan tempat itu.
Setelah Keledai pergi . datanglah Singa dan menyapa Harimau yang sedang bermuram durja . “Hari ini ku sedang kesal Singa, karena aku belum tahu bagaimana caranya agar bulu ku tumbuhnya tidak berwarna belang-belang lagi“  Singa memberi nasihat pada Harimau untuk tidak memakan daging lagi seumur Hidupnya, Namun hanya boleh memakan sayuran agar bulunya menjadi hijau  “makan sayur-sayuran Singa ? wah mana enak ? tuhan sudah mentakdirkan aku bahwa makananku adalah daging-dagingan bukan sayur-sayuran !“ Singa melanjutkan nasehatnya “nah itu, kamu pintar Harimau , begitu juga dengan warna bulu kamu, Tuhan sudah menakdirkan bahwa warna bulu kamu belang-belang coklat dan hitam bukan berwarna hijau, tidak ada yang bisa merubah takdir Tuhan“ Harimau menyadari kesalahanya “ooiyaya .. sekeras apaun ku berusaha , tetap saja aku tidak bisa menganti warna buluku menjadi hijau, karena memang sudah menjadi kehendak tuhan, aku ingin meminta maaf pada Keledai, karena tadi aku sempat memarahinya“

Pesan Moral :

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan,harusnya kita senantiasa mensyukuri dan ikhlas menerima ketentuan yang sudah ditetap kan pada diri kita, bila kita ikhlas dan bersyukur, maka hidup kita akan menjadi lebih nikmat, sempurna dan berbahagia.





Hobi tidak boleh lupa waktu

Cerita Anak - Hobi Tidak boleh lupa waktu

Pada suatu hari libur Joni, Angga, Lisa, Widi dan Bima sedang berkemah ditaman Nasional, disana mereka mendirikan tenda didekat danau. Setelah mereka selesai mendirikan tenda dan mempersiapkan segala sesuatunya, Angga yang hobi memancing segera ketepi danau sambil membawa peralatan memancing “Wow,,, akhirnya datang juga nihh , hari yang aku tunggu-tunggu aku mau memancing di danau, karena kata orang-orang ikan di Danau ini besar , aku mau memncing dulu ah,,,”   tak lama kemudian Bima yang hobi melukis datang pula ke tepi Danau sambil membawa cat dan kanvas yang sudah ia persiapkan, “wah ternyata hobi kamu memancing ya Angga ?“  tanya Bima, "husstt,, jangan berisik , nanti ikan nya pad mnejauh neeh”  Jawab Angga sambil memegangi Pancingnya.

Dalam keheningan, Angga dan Bima Tampak serius mengerjakan hobinya, lalu datanglah lisa yang hobinya potografi sambil membawa kameranya, “wah pemandangan disini keren banget" namun Angga kembali menegur Lisa yang bersuara keras dan menyuruhya untuk tidak berisik. Angga Bima dan lisa asyik mengerjakan hobinya masing-masing di tepi danau. Hingga tidak terasa waktu telah berlalu satu jam lamanya. 

Kemudian datanglah Widi yang tampak kesal menghampiri mereka “oh.. ternyata kalian bertIga disini, kenapa kalian tidak membantu aku dan joni untuk menyiapkan makanan buat kita ? malah asyik dengan hobi kalian sendiri !” Namun Angga lagi-lagi menggerutu “haduh,, widi, tuh kan ikanya ngak jadi makan umpan ku , ikanya kabur lagi , sedangkan ikanya kan mau kita makan sama-sama nanti“   Namun alasan itu itu membuat widi semakin kesal, pasalnya Widi sudah membawa ikan sendiri dari rumah sebagai bekal makan berkemah. Dan Widi pun meninggalakan mereka dengan kekesalannya.

Angga,Bima,Lisa kembali melanjutkan hobinya, hingga kemudian datanglah Joni dan Widi ketepi danau itu Joni bertanya pada Angga apakah sudah selesai hobi memancingnya. Bima dan Lisa juga di beri pertanyaan yang sama, namun mereka bertiga kompak menjawab bahwa yang sebenarnya mereka belum selesai dengan hobi mereka masing-masing namun mereka sudah sangat lapar.
Namun Joni dan Widi mengatakan bahwa makanan mereka sudah habis "salah kalian sendiri biarpun punya hobi jangan sampai lupa waktu dong!“  mereka bertiga akhirnya pingsan mendengar berita bahwa makanannya telah habis.

Hikmah : “Hobi boleh saja asal jangan sampai lupa waktu hingga lupa makan apalagi lupa belajar"

 

Bajak Laut yang tertipu mencari Harta Karun


Cerita Anak - Bajak Laut yang tertibu mencari Harta Karun


Ditengah lautan yang luas membentang, ada sebuah kapal besar yang sedang berlayar. Kapal itu adalah kapal sekelompok bajak laut yang dipimpin oleh kapten Jack dan dengan awak kapal Lutfi, Iqbal dan Ucup. ketika mereka sedang berlayar mengarungi Samudra, Ucup melihat ada sebuah botol berisi secarik kertas di dalamnya. Mengapung diatas air di dekat kapal mereka, “Kapten, lihat ada botol berisi kertas mengapung“ katu Ucup. Mereka berempat berunding dan memutuskan untuk mengambil botol yang berisi kertas itu dengn harapan botol itu berisi peta harta karun. Setelah Ucup mengambil botol tersebut, diberikannya botol tersebut pada Kapten . Kapten membuka botol tersebut dan ternyata botol tersebut benar berisi Peta Harta karun Pulau Hitam. Mereka pun sontak gembira. "Iqbal, segera kembangkan Layar kita menuju ke Timur kita hampiri Pulau Hitam . Kita akan menjadi kaya , hahahah“ kata Kapten sambil memerintah Iqbal.
Kelompok Bajak Laut Pimpinan Kapten Jack segera berlayar , menuju Pulau Hitam. Di tengah perjalanan kapal mereka sempat dihantam oleh badai, "jangan sampai tertabrak karang , mari kita berdoa agar badai ini cepat berlalu dan kapal kita tidak sampai karam dan kita bisa sampai ke Pulau Hitam dengan selamat"
Akhirnya kelompok Bajak Laut Pimpinan Kapten Jack berhasil melewati terjangan badai dan merekapun sampai selamat di pulau Hitam. “akhirnya kita berhasil sampai dipulau Hitam”. Dan mereka pun mencari harta karun tersebut dengan cara mengikuti semua petunjuk arah dipeta tersebut , namum apa yang terjadi, ternyata mereka menemui seorang wanita berkulit hitam, ”Wah . Akhirnya kalian menemukan ku , aku senng sekali , kalan dapat menemukanku! Aku sudah berbulan-bulan terdampar dipulau ini , aku kelaparan,dan peta yang kalian pegang adalah buatan ku untuk dapat bias menemukanku"  Kapal dan awak kapal pun sangat kecewa ternya harta karun yang mereka cari adalah wanita berkulit hitam.

Hikmah :

Bila kita ingin hidup kaya raya dan sejahtera kita tidak boleh malas dan mencuri kekayaan orang lain belajarlah dengan keras dan halal.

Pedagang kaki lima

Cerita Anak - Pedagang Kaki Lima 

Pada suatu siang dipinggir jalan raya, tampak Dodi sedang berteriak menawarkan pakaian yang ia jual pada orang-orang yang ada di sekitar. “dipilh-dipilih jangan ragu-ragu, pilih di jamin bermutu, ada baju baru, celana baru, ayo dibeli-beli jangan malu-malu, beli dua gratis satu, beli empat gratis dua, harga murah, rugi kalau tidak beli!" tidak lama kemudian ada pejalan kaki yang lewat di depan situ. Lelaki itu terlihat kesal pada Dodi yang berjulan diatas trotoar. “aduh gimana sih!, kok kamu malah berjualan diatas trotoar!, “ Dodi menjawab “memang kenapa pak saya berjualan di atas trotoar, kan banyak juga yang berjualann di atas trotoar”. Bapak itu menjelaskan pada Dodi, “Trotoar itu untuk pejalan kaki yang mau berjalan kaki di pinggir jalan raya jadi bukan untuk dipakai berjualan, kamu itu membuat jalanan jadi macet karena banyak yang berjualan di pinggir jalan”.  Dodi mencari alasan “Mohon dimaklumi pak ! namanya juga lagi usaha  mencari rezeki untuk makan,dan biaya sekolah, kasihan pak orang tua saya sudah tua dan tidak bisa bekerja lagi pak“  Jawab Dodi mengelak, "ya cari rezeki itu boleh saja, tapi kamu harus nya berjualan di tempat yang diperbolehkan, kalau kamu berjualan di pinggir jalan seperti ini menggangu jalanya lalu lintas“  tetapi Dodi masih saja berkilah “kalau di tempat lain sepi pak enak di tempat ini, biar sajalah lau lintas terganggu yang penting ramai yang beli disini pak !“  Lalu bapak tersebut meninggalkan Dodi dengan perasaan kesal. Dodi pun acuh terhadap ucapanya,
Setelah bapak tersebut pergi dengan rasa kekesalan. Datanglah seorang ibu dan anak perempuanya yang lewat di tempat itu, kemudian Dodi menawarkan barang daganganya pada ibu tersebut dengan bujukan mautnya , hingga membuat anaknya merengek dibelikan baju, “silahkan dipilih-dipilih, banyak bajuyang bagus untuk anaknya,harganyamurah dan tidak akan membuat ibuh jatuh miskin, beli dua gratis satu, beli satu gratis permen, ayo !”. Anak ibu tersebut merengek meminta baju “bu aku kan sudah lama tidak beli baju, bajunya bagus-bagus bu“  namun ibu tersebut membujuk anaknya “kita pulang dulu yuk nak, kita ambil uang dan nanti kita kesini lagi, lagian dirumahkan kita masih punya baju bagus dan masih awet, kan lagian katanya mau membeli buku bacaan?”. Dodi pun tidak berhasil membujuk sang ibu untuk membeli baju untuk anaknya, ternyata anak perempuan itu lebih suka dibelikan buku cerita dari pada  baju yang dijual oleh Dodi.
Kemudin tanpa di duga-duga ada petugas kebersihan Satpol Pamong Praja, “kamu ngapain jualan disini! disini tempat pejalan kaki yang mau berjalan,  sudah ada tempat sendiri yang sudah disediakan, barangnya akan saya sita, nanti kalau kamu mau ambil barang-barang kamu bisa langsung diambil di kantor Dinas Sosial dan ingat jangan berjualan disini lagi !” akhirnya barang-barang jualan Dodi disita Dinas Kebersihan karena berjualan di tempat yang tidak diperbolehkan.
Dodi pun menangis terisak-isak,menyesal telah mengindahkan ucapan bapak-bapak yang dulu telah menegur dan telah memberitahu dirinya. Dodi pun berjanji tidak akan berjualan di trotoar jalan lagi. Karena akan membuat macet jalan.

Pesan moral

“kalau kita ingin melakukan pekerjaan yang baik, lakukan lah pula dengan cara yang baik dan tepat”

Kakek Tua Penanam Pohon Kelapa

CERITA ANAK - KAKEK TUA PENANAM POHON KELAPA

Disebuah Desa nan jauh disana, ada seorang petani desa yang sudah tua renta, tulang-belulangnnya sudah melemah. Dia tampak asyik sedang menanam pohon kelapa di kebun miliknya yang tak begitu jauh dari rumahnya. Di akhir-akhir usianya, kakek tersebut masih sangat bersemangat untuk melakukan pekerjaanya itu. 
Pekerjaannya menanam dan merawat pohon kelapa tersebut tanpa rasa bosan ia jalani sepanjang hari, meski bila dilihat dari usiaNya yang sudah tua,kakek tersebut tidak akan bisa menikmati hasil dari menanam pohon kelapa tersebut.
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan pada tetangganya yang juga seorang petani, namun tetangganya tersebut masih sangatlah muda. Lalu seorang petani yang masih muda tersebut, mencoba mendekati petani tua itu. Lalu dia bertanya, "wahai kakek, mengapa engkau menanam pohon kelapa ini?, sementara engkau sudah tua renta? Bukankah umurmu tidak sepanjang usia pohon kelapa ini sampai ia berbuah kek?". Sambil tersenyum dan dengan suara yang mulai bergetar akibat dimakan usia kakek tersebut pun menjawab, "Memang umurku sudah tua wahai pemuda, bahkan tulang-tulangku pun sudah terasa lemah. Tapi aku masih kuat untuk menanam pohon kelapa ini, agar bisa dimanfaatkan oleh anak cucuku nanti. Bukankah aku dulu bisa menikmati tanaman di kebun ini, karena orang-orang sebelumku yang telah menanam sebelumnya? Biarlah ini menjadi amal jariah bagiku di hadapan Allah".Ucapan petani tua renta itu terasa bagaikan tetesan-tetesan air sejuk yang sangat bernilai bagi petani muda itu. Pemuda muda itu seketika menangis dan berucap "terima kasih kakek, sudah memberi kami sesuatu yang sangat berharga nantinya buat kami, kami tentu tidak akan lupa pada jasa-jasamu ini kek". kakek tua itu menjawab "aku melakukannya semua ini semata-mata karena Allah nak".
Tahun demi tahun telah berlalu, kakek tua renta itu pun akhirnya di panggil menghadap kepada sang Maha Pencipta yaitu Allah S.W.T. Sepeninggal kakek tua itu pun akhirnya pohon kelapa itu tumbuh subur dan bisa dinikmati oleh anak serta cucu-cucu kakek tua tersebut.

Pesan moral
"usia tidak menutup kesempatan bagi siapa saja untuk beramal,selagi kita memiliki kemauan kuat untuk beramal"

Pemuda Miskin yang membangun sebuah Masjid

 CERITA ANAK - PEMUDA MISKIN YANG MEMBANGUN SEBUAH MASJID

Di sebuah kota, tepatnya di sebuah kawasan pinggiran kota Istanbul. Tempat  itu dikenal dengan sebutan Al-fatih. Di sana, ada seorang warga yang dikenal sangat sederhana, namanya Khairuddin Afandi. Afandi adalah seorang pemuda miskin yang hanya bisa mencukupi kebutuhan hidup nya saja sehari-hari. Setiap hari, Afandi membeli kebutuhan sehari-hari di pasar dekat rumahnya. Afandi hanya membeli kebutuhan untuk sekedar bertahan hidup saja. Setiap kali, dia menginginkan kebutuhan hidup seperti buah, daging atau manisan, dia selalu berusaha menahan keinginan. Ia acapkali berkata pada dirinya sendiri "Shanke Yadem". Dalam bahasa Turki, ucapan itu berarti, "Anggap saja sudah makan.'' Setiap ingin sesuatu yang enak, dia menahan diri.
Setiap kali ia akan membeli sesuatu yang melebihi kebutuhan, ia terus menahan diri dan menyemangati dirinya dengan ucapan "Shanke yadem"tersebut.Sisa uang yang tidak dia belikan makanan, kemudian ia tabung. Afandi sengaja menabung, karena ia ingin membangun sebuah masjid dari jerih payah nya sendiri.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, hingga tanpa terasa Afandi berhasil mengumpulkan biaya yang cukup untuk memenuhi niatnya. Ia berhasil membangun sebuah masjid kecil yang unik, di daerah tempat tinggalnya. Masjid ini dibangun tanpa dinding dan atap seperti lazim nya masjid biasa. Masjid ini berbentuk sebuah pagar persegi empat, di tandai dengan dua menara disisi depan, di sebelah kanan dan kiri, Sedang di arah kiblat, di buat seperti mihrab.
Khairuddin Afandi yang dikenal oleh warga sekitar miskin itu akhirnya berhasil mewujudkan sebuah cita-cita mulia, yakni membangun sebuah masjid.Sebelumnya, hampir tak ada yg menyangka kalau Khairuddin mampu membangun sebuah masjid dari uang tabungannya sendiri.
Setelah masjid itu berdiri, warga sekitar merasa penasaran dengan keberhasilan Khairuddin. Mereka bertanya, bagaimana cara dia membangun masjid seperti itu? Khairuddin Afandi pun menceritakan bagaimana ia berhemat, terus menyisihkan sedikit demi sedikit uang yang seharusnya dipakai untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Diceritakannya juga tentang cara Khairuddin membujuk perasaannya dengan ucapan "Shanke Yadem".
Setelah mendengar cerita yang menakjubkan itu, warga sekitar rumah Khairuddin Afandi pun menamai masjid itu, masjid SHANKE YADEM.

      Pesan moral

  • Dari niat ikhlas, perjuangan, dan rizki yang halal dan berkah, akhirnya tumbuh menjadi sesuatu yang baik pula.
  • Memberilah manfaat pada orang lain meskipun kadang kita sendiri sedang menderita
  • Mari kita menabung dan tidak hidup berlebih-lebihan.

Harta karun sang petani

Cerita Anak - Harta karun sang petani

Disebuah negeri, ada sebuah desa yang sangat makmur dan subur, disana tinggalah seorang petani yang kaya raya petani itu punya dua orang anak laki-laki. Istri petani itu sudah lama meninggal. Makanya mau tidak mau ia sendiri yang harus merawat dan membesarkan dua anak laki lakinya
Ketika ke dua anak laki lakinya beranjak remaja, mereka itu sangat malas sekali untuk membantu petani itu, padahal petani itu punya kebun yang besar dan sangat luas sekali, ia memerlukan bantuan anak laki-lakinya untuk mengarap kebun itu, tetapi sayang anak laki-lakinya  sangat malas dan tak mau membantu petani tersebut. "Kakak, bantu ayah ya nak!“  pinta petani itu, namun si kakak selalu menjawab “ah malas ayah, aku kan capek ngantuk ni“ petani beralih mengajak ke putra yang ke dua “dik kamu mau bantu ayah ya .. “ jawaban adik pun sama dengan si kakak "ih ayah aku lagi malas ni yah ,, “ ayah merasa sebal dengan alasan mereka “malas terus , malas terus”
Sampai suatu ketika petani jatuh sakit dan sakit nya sakit keras. Melihat keadaan petani sepertinya petani itu tidak akan sembuh dari sakitnya . tentu saja kedua anak laki lakinya menjadi sedih sekali , “ayah ,ayah ,, jangan sakit ayah” meskipun telah memanggil tabib untuk menyembuhkan ayahnya tetap saja ayahnya sudah benar benar tidak bisa sembuh sepertinya.
Tak lama kemudian, pak tani tersebut meninggal dunia. Kedua anak laki laki tersebut sedih, meskipun sebelum meninggal petani itu sempat berpesan kepada anak laki-lakinya  “nak jangan lupa, kebunku yang luas itu kalian garap kalian cari di kebun itu ada harta karun yang banyak sekali, tapi aku lupa dimana menyimpannya, disebelah mana ku menanamnya, menimbunnya, mau tidak mau supaya kalian menemukanya, kalian harus mencangkul dan kalian gali kebun ku itu, apabila setelah kalian cangkul dan kalian gali tidak ada, jangn lupa agar tidak mubadzir kalian taburkan bibit-bibit tanaman , sayur-sayuran dan buah-buahan ya … !"
Setelah pak tani itu dikuburkan , kedua kaka beradik itu langsung mencangkul kebun ayahnya yang luas,  mereka saling membagi tugas mencangkul, namun harta karun itu belum ditemukan, tanah yang sudah mereka galih tak lupa mereka tanami bibit tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Dan tanpa mereka sadari , ternyata kebun yang luas itu sudah penuh mereka tanami dan mereka cangkul, namun tetap saja kakak beradik itu  tak menemukan harta karun ayahnya , kedua kakak beradik itu kesal dan mengira ayahnya telah membohongi mereka .

Namun beberapa bulan kemudian kebun petani yang luas itu sudah mulai tumbuh tanaman buah -buahan dan sayur-sayuran tersebut sudah siap untuk dipetik dan di panen serta dijual. Dan ternyata kedua anak laki-laki itu tidak percuma bekerja keras mencari harta karun yang dimaksud oleh ayahnya dan harta karun yang dimaksud adalah bekerja keras dan tidak malas, nanti akan memdapatkan hasil yang banyak. Merekapun kini menyadari perbutan mereka, mereka berdua sekarang tidak lagi malas dan selalu menggarap kebun yang sangat luas peninggalan ayahnya yang sangat mereka sayangi.

PUTRI MANDALIKA

Cerita Rakyat - Putri Mandalika

Pada zaman dahulu kala di pantai selatan pulau lombok berdirilah kerajaan yang bernama Tonjang Beru. Kerajaan tersebut diperintah oleh sang Raja Tonjang Beru dengan permaisurinya Dewi Seranting, Raya Tonjang Beru terbilang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya hidup makmur, aman dan sentosa Raja Tonjang Beru memiliki seorang putri cantik jelita yang terkenal ramah, sopan, dan bertutur bahasa lembut bernama Putri Mandalika.
Pesona Putri Mandalika sampai ke negeri sebrang. para pangeran dari berbagai kerajaan telah mendengar berita tersebut. Kemudian datang bergantian untuk melamar sang putri, namun tak satupun pangeran yang melamar ia terima. Maka mereka pun bersepakat mengadu keberuntungan melalui peperangan, siapa yang menang dalam peperangan tersebut, maka ia yang berhak memperistri sang putri.
Suatu hari berita akan terjadinya peperangan antara beberapa kerajan sampai ketelinga Raja Tonjang Beru , segera raja memangil putrinya untuk membicarakan masalah tersebut “wahai putriku, ayahanda mendengar bahwa di negeri ini akan terjadi peperangan antara pangeran yang ingin memperebutkanmu, mereka bersepakat siapa yang memenangkan peperangan itu akan bersepakat menjadi suami mu." Putri Mandalika menjawab “Putri sudah mendengar berita itu ayahanda” Raja bertanya lagi kepada Putrinya “lalu apa yang akan kita lakukan ?” Putri kembali menjawab “maafkan putri ayahanda, ini semua salah putri , karena telah menolak semua lamaran mereka, jika ayahanda berkenan izinkan putri menyelesaikan semua masalah ini“  Raja pun menyetujui permintan putrinya.
Dalam renungan panjangnya, Putri Mandalika mengambil keputusan bijaksana untuk memilih mengorbankan jiwa dan raganya, ia siap merelakan jiwanya demi menghindari terjadinya peperangan yang akan memakan korban yang lebih banyak , namun sebelum melaksanakan niatnya, sang putri melakukan semedi terlebih dahulu dalam semedinya ia mendapat wangsit agar mengundang semua pangeran dalam pertemuan pada tanggal 20 bulan 10 penangalan sasak di pantai Seger Kuta Lombok Tengah
Semua pangeran yang diundang harus disertai seluruh rakyatnya dan datang sebelum matahari terbit. Ketika hari yang ditentukan tiba, tampaklah pemandangan yang sangat menarik, ribuan undangan dari berbagai negeri berbondong-bondong datang ke pantai Seger Kuta. Ketika sang Putri tiba ditempat dengan di usung menggunakan usungan yang berlapis emas, seluruh undangan serentak memberi hormat pada sang Putri, tidak beberapa lama sang Putri melangkah beberapa kali, lalu berhenti di onggokan batu membelakangi laut lepas ditempat ia berdiri Putri Mandalika kemudian menebarkan pandanganya ke sekuruh undangan yang jumlahnya ribuan itu “wahai ayahanda dan ibunda serta semua rakyat Tonjang Beru yang aku cintai , setelah akau pikirkan dengan matang aku memutuskan bhwa diriku untuk kalian semua , aku tidak bias memilih satu diantara banyak Pangeran , diriku telah ditakdirkan menjadi Nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculya Nyale di permukaan laut“ belum sempat ayahanda dan ibunda nya berkata-kata sang Putri menceburkan diri ke dalam laut dan langsung tengelam.
Tak lama kemudian, tiba-tiba bermunculan binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak dari dasar laut . binatang tersebut disebut dengan nyale , seluruh masyarakat yang menyaksikan peristiwa tersebut meyakini bahwa nyale tersebut adalah jelmaan Putri Mandalika, sesuai pesan sang Putri mereka pun beramai-ramai dan berlomba-lomba mengambil binatang itu sebanyak-banyaknya untuk dinikmati sebagi tanda cinta kasih pada sang Putri

* nyale adalah cacing laut.

Kisah Nabi Sulaiman

Kisah Nabi Sulaiman, Permadani Terbang dan Semut Merah

Di Suatu pagi, dimana para penduduk sekitar yang akan segera memulai pekerjaanya, tiba-tiba, terlihatlah seorang Nabi Sulaiman yang sedang menaiki permadani diatas langit, yang melintas diatas kepala mereka, sontak mereka bicara. “Subhannallah Maha Suci Allah, itu adalah Raja Sulaiman. Maha Besar Allah, yang telah memberikan kemampuan kepada Raja kita Sulaiman, untuk mengatur angin sehingga bisa menakhlukan angin”, Kata para warga itu. Kemudian merekan melanjutkan pekerjaanya ketika Nabi Sulaiman telah terampau jauh dari pandangan mereka.
Setibanya dikerajaan, Nabi Sulaiman menyapa para Pengawal dan Prajuritnya. “Selamat pagi bagaimana kalian? Ada yang inggin kalian sampaikan?” kata Nabi Sulaiman, baik Baginda, iya Baginda!, “Kemarin ketika saya sedang melintas melewati perumahan warga, saya mendengar perbicaraan mereka, Apa yang mereka bicarakan Prajurit?”, tanya baginda “Sebenarnya mereka inggin sekali bertemu dengan baginda Raja Sulaiman, akan tetapi karena kerjaan Baginda yang cukup jauh jadi, mereka mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Baginda, Menurut hamba, bagaimana kalau semua orang disini berkunjung ke kota itu”, kata seorang pengawal kerjaan. “baiklah kalau begitu siapkan pasukan dan perlengkapan kita kan berangkat sekarang” kata Nabi Sulaiman. “Baiklah Baginda,saya akan segera mempersiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan dalam perjalanan nantinya,Kata Pengawal itu.
Perjalanan pun dimulai, Raja Sulaiman pun membawa banyak bala tentaranya, pengawal dan juga prajurit untuk mememaninya dalam perjalan. Diperjalanan tiba-tiba ada segerombolan Semut Merah, dari kejahuan mereka melihat irin-iringan Nabi Sulaiman beserta para pengikutnya mereka pun berkata “Hai rakyat ku, Raja Sulaiman akan segera lewat ayoo cepat-cepat kita menyingkir dan masuk kedalam lubang, kalau tidak kita akan terinjak oleh pasukan dan bala tetara Raja Sulaiman“. Kata Raja semut itu. Nabi sulaiman mendengar perbincangan para semut itu dan segera memberhentikan para  Pengikutnya “HOOOOOP Stooop” Kata Nabi Sulaiman. Para Prajurit pun kebinggungan. “Ada ap ya ..?” guman mereka dalam hati. Kemudian Nabi suliman berbicara kepada segerombolan semut itu. “Wahai para semut jangan terburu-buru, kami akan menunggu sampai kalian semua selesai, dan sudah masuk kedalam tanah”. Kata Nabi Sulaiman, dan semut pun berkata“Te.. te..terimakasih yang mulia semoga Allah melindungimu” .
“Ada apa wahai Baginda?” Tanya seorang Pengawal Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman menjawab, ”Wahai Pengikut ku di depan kita da segerombolan Semut merah yang sedang melintas aku mendengar percakapan mereka yang sangat ketakutan bila terinjak oleh kita, karena itulah kita berhenti sejenak ”.

Maha suci Allah yang telah memberikan kemampuan pada Raja Sulaiman sehingga mampu  mampu memahami bahasa-bahasa binatang tidak ada seorang pun yang memiliki kemampun seperti itu kecuali Raja Sulaiman (Nabi Sulaiman).

Nian si Naga Buas

Dongeng Rakyat - Nian si Naga Buas

Dahulu kala, bumi penuh dengan ular dan bintang buas, diantaranya ada makhluk yang sangat besar yang disebut dengan Nian. Pada tahun baru ia muncul untuk melahap manusia, menjelang tahun baru orang-orang setempat menjadi binggung dan resah, tetapi tiba-tiba ada seorang kakek yang bertanya pada warga :apa yang kalian risaukan?, warga itu pun memjawab “begini kakek, apa kakek tidak tahu bahwa ini adalah malam tahun baru, pada malam hari nanti Nian akan muncul dan akan memakan manusia!."  Kakek menjawab “kalian semua jangan takut, tenang saja, kakek yang akan mengurus Nian itu“ semua warga agak sedikit tenang mendengar perkataan kakek tersebut.
Setelah langit mulai menjadi gelap terdengar suara teriakan yang sangat dahsyat, suara itu tidak lain adalah suara Nian. Angin kencang mulai bertiup, dan orang-orang disana berkeliaran kesana kemari ketakutan mendengar kedatangan Nian, ketika itu Nian melihat kakek tua digunung. "hoooaaaahhh,,,kakek apa yang kamu lakukan disini? tidakKah kau tau aku bisa saja memakanmu sampai kau mati!" sang kakek menjawab “tidak bisa, kau tidak punya jurus yang jitu untuk memakan aku!" Nian tertawa  terbahak-bahak “hahahahaha .. siapa bilang, aku punya jurus melikuk-likuk yang tidak akan bisa  kau hindari" namun ternyata kakek itu telah mengetahui kelemahan si Nian yaitu ia takut dengan warna merah, saat melihat warna merah , Nian akan menjadi lemas dan tak berdaya . Si Nian pun kalah dengan kakek tersebut .
Dilain pihak, warga yang ketakutan akan kedatangan Nian , tiba-tiba mendengar suara di langit-langit "para warga para warga , nian sangat takut dengan warna merah , mulai sekarng kalian harus menempel kertas berwarna merah di depan rumah kalian dan memakai segala sesuatu yang berwana merah." Mendengar suara itu warga pergi ke rumahnya masing-masing dan segera melaksanakan anjuran tersebut . mereka mulai memakai baju dan celana merah  bahkan cat rumah mereka pun banyak yang akhirnya di cat warna merah.
Sejak saat itu orang-orang menempelkan kertas merah di depn pintu rumah mereka sebelum tahun baru tiba kemudian mereka menulis kata-kata beruntai sebagai petuah pada kertas tersebut , tradisi ini menjadi kebudayaan cina hingga sekarang.


“pesan moral dari cerita ini adalah jangan suka meremehkan orang lain, kakek yang dianggap lemah oleh penduduk , justru ia tahu dan bisa mengatasi masalah si Nian ini , begitu pula si nian yang menganggap si kakek ini tidak bisa apa apa yang justru dialah yang dikalahkan kakek tersebut .”

Legenda Batu menagis


Dongeng Rakyat - Legenda Batu Menangis

Nan jauh didesa terpencil, ditengah pedalaman, hiduplah janda tua dengan anaknya yang bernama Darmi, sejak ayah Darmi meninggal kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak mewarisakan harta sedikitpun. Sang ibu terpaksa bekerja disawah milik orang sebagi buruh upahan. semantara putrinya Darmi adalah seorang gadis yang manja, selain manja ia juga seorang gadis malas dan hanya bersolek dan mengagumi kecantikanya di depan cermin .
Setiap sore selalu hilir mudik dijalan kampung tanpa tujuan jelas, kecuali untuk mempertontonkan kecantikannya kepada penduduk kampung dan sama sekali tidak membantu ibunya bekerja, hingga suatu hari, ”Darmi, Darmi anak ku, ayo bantu ibu bekerja disawah" ajak ibunya “ah bekerja disawah? gak salah tuh? tidak tidak bu, aku tidak mau kerja disawah, nanti kulitku kotor dan kuku-kuku ku yang lentik ini bisa rusak, huh …." jawab Darmi dengan sinis, “apa kau tidak kasihan melihat ibu? lagi pula kalau tidak bekerja disawah, kita makan apa nanti?" sahut ibunya. “sudah aku bilang aku tidak mau bekerja disawah ah,,,” kata Darmi kekeh menolak permintaan ibunya .
Berkali-kali Darmi tidak memperdulikan ibunya yang sedang bersusah payah bekerja demi mendapatkan upah yang tidak terlalu besar, tapi setelah mendapat upah “huh lama sekali bu mana uangnya!” gerutu darmi  “jangan nak, uang ini untuk membeli beras nanti" jawab ibunya dengan halus “tapi lihat ini bedak sudah habis, wajahku belepotan gini, aku mau membeli bedak yang baru. Huh lama sekali, sini uangnya, mana cepat",  paksa Darmi Pada Ibunya . 
Darmi selau meminta uang pada ibunya, tapi ia sendiri tidak memperdulikan keadaan ibunya yang bekerja setengah mati. hingga suatu hari, “nak , ibu mau kepasar , tolong jaga rumah ya” pamit ibunya , "oia bu sekalian belikan bedak yang baru ya?“ minta Darmi ." biar tidak salah ayo temani ibu kepasar! "ajak ibunya, “aku tidak mau pergi kepasar bersama ibu”  tolak Darmi, dan ibunya pun mempertanyakan kenapa Darmi menolaknya “memangnya kenapa?". "nanti ibu salah membelikan bedaknya ?",  dengan nada kesal Darmi menjawab “Ah cerewet, ya sudah aku mau, aku mau kepasar, tapi ibu berjalan dibelakangku yaaaa..” ibunya terkejut mendengar jawaban Darmi “hah kenapa nak?" Darmi menjawabnya dengan tanpa rasah bersalah “aku malu pada orang kampung berjalan berdampingan dengan ibu" lanjut ibunya "hah,,, kenapa harus malu nak?, bukankah aku ini ibu kandungmu?“ sambil menyentuh baju lusuh ibunya darmi menjab "hah, coba lihat pakaian ibu itu, kotor begitu, berantakan, kumal wajah ibu keriput , hitam , aku malu punya ibu seperti itu ." 
Betapa pedihnya sang ibu melihat kelakuan anaknya, walaupun kesal, karena kasih sayang, ibu tetep mengikuti kemauan anaknya mereka lalu berjalan kepasar desa, tapi walau pun mereka  ibu dan anak, penampilan mereka sangat berbeda, bagai bumi dan langit, tidak tampak sebagai sebuah keluarga “Darmi, mau kemana ?“ tanya seorang pemuda, sambil tersenyum Darmi menjawab “mau kepasar” sang pemuda itu bertanya lagi  “lalu itu siapa dibelakangmu itu, apakah ibumu ? dengan binggung Darmi menjawab “eh ,, dia bukan, bukan ibu ku dia pembantuku." ibunya kaget mendengar jawaban Darmi seketika ibunya langsung berhenti berjalan menjauhkan kakinya ke tanah sambil merunduk serta menitihkan air matanya. “ibu, ibu , ibu ayo jalan. ibu kenapa ? ibu sedang apa ?"  tanya Darmi  binggung dengan perilaku ibunya, sedang ibunya yang menangis sambil berdoa dalam hatinya “ya tuhan ampunilah hambamu ini, hamba tidak sanggup lagi menghadapi anak yang durhaka ini kalau ia tidak menyesal, berikan hukuman yang setimpal padanya” .
Tiba-tiba langit menjadi hitam, hujan turun, petir menyambar-nyambar “ibu, ibu, bagaimana ini, ibu maafkan Darmi, ibu, ibu maaf, maaf , Darmi tidak akan mengulanginya lagi" kata Darmi yang tiba tiba tubuhnya perlahan mengeras dan menjadi batu. Tapi apa hendak dikata, takdir telah ditentukan, Darmi gadis durhaka itu kini telah menerima karmanya, penyesalan tidak berguna. walaupun telah menjadi batu, ibu dengan kasih sayang memperhatikan anaknya

Pesan moral “senantiasa bersyukur dengan orang tua kita, apapun itu keadaannya. Jangan pernah durhaka padanya .”

Timun Mas

Dongeng Anak - Timun Mas



Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang wanita tua bernama mbok srintil , dia hidup sebatang kara , tidak punya keluarga , setiap hari ia mencari kayu bakar dihutan untuk di jual ke pasar, uangnya hanya cukup untuk makan sehari-hari . Namun bagi mbok Srintil, itu sudah lebih dari cukup , karena ia hidup seorang diri .  Mbok Srintil sering kelelahan karena umurnya yang sudah tua, siang hari itu mbok Srintil melepas lelah disebuah batu besar ditengah hutan sambil melamun , ia menghayal seandainya ia punnya seoarang anak, tentu pekerjaanya lebih ringan , karena ada yang membantu. Tapi suami saja tidak punya , bagaimana ia bisa punya anak “andaikan aku punya anak “ saat mbok Srintil sedang asyik melamun, tiba-tiba raksasa jelek dan bau muncul dihadapanya . mbok Srintil ketakutan , sampai –sampai ia tidak bisa berdiri , seluruh tubuhnya bergetar . ia berfikir bahwa ajalnya sudah tiba , Raksasa berkata dengan suara menggelegar “woi,,, perempuan tua , aku lapar sekali dimana anakmu biar aku makan sekarang “ mbok Srintil menjawab  “anak a,a,a,a,a, aku tidak punya anak “ Raksasa itu mendekatkan wajahnya pada mbok Srintil , bau mulutnya membuat mbok Srintil ingin muntah, “kamu jangan bohong ! “ mbok Srintil menggelengkan kepala “aku tidak bohong , kalau kamu mau  makan saja aku,  “ sang Raksasa tertawa terbahak bahak “hahaahhahahaha aku tidak mau makan kamu, kamu sudah tua dan peyot dagingmu pasti tidak enak , itu kalau kamu punya daging kalau tidak gigiku sakit karana menggigit tulang-tulang mu , hahahahahahaha !!" kemudian Raksasa itu memberikan sebuah kantong kecil berisi biji timun “tanamlah biji-biji timun ini mereka akan tumbuh dan berbuah , salah satu buah ini akan merubah menjadi emas , jika sudah masak petiklah, didalam timun itu akan muncul seorang bayi, rawatnya dia dan beri makan dengan cukup agar dia tumbuh sehat , saat ia berumur enam tahun aku akan datang dan menagih anak itu , ia pasti akan menjadi santapan ku yang enak faham !” mbok srintil menerima kantong itu “sekarang pergilah ! “bentak raksasa itu “ba, ba , baiklah, akau kan pergi “suaranya yang keras membuat mbok Sri lari terbirit-birit.
Sesampainya dirumah, mbok Srintil melaksanakan perintah raksasa , dia menanam semua biji timun itu , di tegalan miliknya yang kecil, setiap hari ia menyiram dan merawat kebun timunnya , seiring waktu tanamannya tumbuh subur dan mulai berbuah , benar apa yang dikatakan raksasa , salah satu buah dari tanamannya berwarna emas , mbok Srintil memberi perhatian khusus kepada timun mas itu ,timun-timun itu semakin hari semakin masak , timun emas itu pun yang tumbuh besar , sudah waktunya membelah timun itu “ hmmmm sudah waktunya buah timun ini aku petik “ mbok Srintil akhirnya memetik timun mas itu dan membelahnya dengan hati hati betapa terkejutnya ia karena mendapati bayi perempuan menangis disana “wah… seorang bayi perempuan yng cantik “ mbok Srintil senang sekali dan mendekap bayi perempuan itu kemudian menamai bayi itu Timun mas .
Timun mas tumbuh menjadi anak yang sehat , cekatan dan trampil. Mbok Srintil tidak henti –hentinya bersyukur karena mempunyai anak yang berbakti seperti Timun mas , “sini mbok aku bantu"  . " ah iya anakku sayang” namun jika ia teringat janjinya dengan raksasa jahat itu ia sedih , karena sebentar lagi usia Timun mas hampir enam tahun , kekhawatiran mbok Srintil terbukti , Raksasa datang untuk menagih janji , untung saat raksasa datang , Timun mas sedang pergi kepasar menjual timun-timun hasil kebun , “mana anak mu nenek tua ? aku sudah tidak sabar untuk memakannya “ mbok Srintil berusaha menenangkan Raksasa itu ,ia berkata apa adanya “hai Raksasa, timun mas masih kecil belum enak dagingnya datanglah dua tahun lagi , pastilah dia menjadi santapan yang lezat" raksasa itu setuju dan berjanji akan datang dua tahun lagi “baiklah awas ya ,,, akau akan kembali dua tahun lagi  huahahahahahahahha…  ''. mbok Srintil terus memikirkan nasib anaknya  , akhirnya suatu malam ia bermimpi , dalam mimpinya ada seorang pertapa yang menyuruh Timun mas pergi keatas gunung “surulah Timun mas menemui saya “ . "baiklah akan saya sampaikan pada anak ku Timun mas “ mbok Srintil mengikuti pesan dalam mimpinya , ia menceritkan semua pada timun mas tentang janji nya dengan Raksasa .
Mbok Srintil menyuruh Timun mas pergi ke petapa itu berada , “Timun mas anakku , hati-hati ya sayang".  ”terimah kasih Timun mas pergi dulu  ya“ .Timun mas yang patuh segera menuruti perintah ibunya , ia menemukan rumah petapa itu dan menceritakan semua kepada pertapa itu. Lalu memberinya empat kantong yang hanya boleh dibuka Timun mas dalam keadaan bahaya “Timun mas  ini kakek bawakan empat kantong benda untuk menyelamatkan mu dari Raksasa jahat itu" .  “ terima kasih kek , Timun mas pulang dulu ya”
Timun mas pulang kerumahnya , namun saat sampai dirumah alangkah terkejutnya kerena Raksasa sudah menunggu ,“hah Raksasa itu sudah datang , aku takut" Mbok Srintil segera berterik.  “lari Timun mas, selamatkan dirimu” . Timun mas segera berlari ,dan si Raksasa menjadi marah dan mengejarnya . Timun mas teringat pesan sang pertapa “sebaiknya aku buka kantong yang pertama" ia membuka kantong pertama yang ternyata isinya adalah biji timun . gadis cilik itu menebarkan biji itu, dan dalam sekejap munculah kebun timun yang luas dan berbuah ranum. Perhatian raksasa segara teralih dia memakan timun yang segar dan ranum itu, sampai ia lupa kepada Timun mas. Namun saat timun habis, raksasa teringat akan Timun mas dan mengejarnya kembali " woohahahaha, jangan lari gadis kecil, jangan lari,hoahahahaha". Sang raksasa semakin dekat, Timun mas pun kebingungan dan kembali membuka kantong ke dua  yang ternyata berisi jarum “heheheheh.. aku sebarkan saja jarum-jarum ini sekarang" , dan munculah hutan bambu yang lebat dan beruji “aduh ,aduh, apa ini,aw,,aw,, “  timun mas gelisah kerena Raksasa berhasil menyusulnya . “ haduh , bagaimana ini Raksasa itu semakin mendekat " , sebaiknya aku buka kantong yang ke tiga  yang berisi garam , dalam sekejap munculah lautan luas, sang Raksasa berusaha berenang dengan cepat . kaki kakinya yang terkena bambu terasa perih , tapi itu tidak menyurutkan tekatnya untuk mengejar Timun mas . “hua , hai jangan lari Timun mas, Hey,hey,hey “ hanya tinggal satu kantong terakhir dan sang Raksasa baru saja keluar dari laut , dalam hati Timun mas menangis ia dan memohon pada tuhan untuk melindunginya “ya tuhan tolong lindungi aku “ ia pun menaburkan isi kantung terakhir yang berisi terasi , dalam sekejap muncul lautan lumpur ganas , sang raksasa yang sudah sangat marah tidak menyadari bahayanya . ia terjun ke dalam laut lumpur ganas dan segera tenggelam . “ya tuhan terima kasih telah menyelamatkan aku dari Raksasa jahat itu ". Timun mas kembali ke rumah dan mbok Sripun menyambutnya dengan tangisan bahagia mereka pun hidup berdua sebagai ibu dan anak yang saling mengasihi .