PEMILIK KEBUN

Cerita anak - Pemilik Kebun
Di sebuah negara Yunani, tepatnya di daerah San'ah, 6 mil menuju Yaman. Di wilayah ini tinggallah sebuah keluarga yang sangat kaya raya dan punya anak yang sangat banyak. Orang tua ini mempunyai kebun yang sangat luas, yang didalam kebunnya banyak buah-buahan, ada anggur, jeruk, apel dan semua macam-macam buah-buahan yang disitu. Ditempat kebun yang cukup banyak buahnya itu, orang ini setiap waktu musim panen datang, masyarakat miskin di daerah San'ah di undang datang, masuk kekebun miliknya. Bahkan orang ini selalu berbicara pada anak-anaknya dan seluruh keluarganya untuk meminta mendahulukan orang miskin untuk menikmati buah-buahan yang ada pada kebunnya. Dan saat ketika musim panen tiba, ada yang membawa karung agar bisa membawa buah hasil panen tersebut untuk bisa dibawa pulang oleh warga miskin tersebut.
Saat berkumpul acara keluarga, anak-anak keluarga tersebut ada yang memprotes pada ayahnya "ayah, kalau ayah melakukan ini selalu pada masyarakat yang ada, ayah tentu akan membuat kita menjadi miskin. Saat ayah meninggal nanti, tentu ayah akan meninggalkan kita dalam keadaan kemiskinan." Namun ayah itu menjawab "wahai anakku, ayah ini sudah terbiasa sejak muda, sudah terbiasa memberikan hasil panen itu pada warga sekitar, kalau tiba-tiba tidak membagikan pada mereka, bagaimana?apa kamu tidak yakin terhadap iman kepada Allah, harta ini semakin baik karena kita selalu memberikan buah-buahan ini pada orang-orang miskin" mendengar jawaban itu para anak-anaknya cemberut dan bermuram durja.
Lalu suatu hari, ayah tersebut wafat. Sebagian anaknya justru merasa bahagia, karena tentu kebun tersebut akan menjadi milik mereka. Mereka mulai berfikir dan berunding saat malam hari "besok kita panen, jangan kita berikan pada orang miskin. Pokoknya kita harus nikmati semuanya" kata salah seorang anaknya.Para anak-anak itu saat malam sudah bermimpi mendapatkan hasil kebun yang sangat banyak. Namun mereka tidak mengetahui, karena malam itu juga, kebun yang luas tersebut telah kejatuhan api. Sehingga seluruh kebun habis terbakar tidak bersisa .
Pagi harinya mereka sudah bersiap-siap untuk mengambil hasil panen kebunnya. Mereka berjlan pelan-pelan "ayo kita segera mengambil nya, buah-buah itu milik kita" Namun saat sudah tiba di kebun tersebut, mereka terkaget-kaget melihat kebunnya habis terbakar tak bersisa. Para nank-anak tersebut pun akhirnya saling menyalahkan. Dan menyesali perbuatan mereka
Pesan moral :

"kebiasaan berbagi hartanya membuat harta itu menjadi berkah, namun ketika keserakahan itu datang maka Allah akan mengambilnya dengan mudah, karena harta hanyalah titipan dari Allah"

BUAYA AJAIB

Donggeng Anak - Buaya Ajaib

Ditengah belantara Papua yang luasa, berbagai jenis hewan menapaki kehidupannya dengan alami, karena alam telah menyediakan segalanya. Disamping hutan yang lebat, mengaliralah sungai Tami yang luas dan panjang. Sungai yang memberi nafas kehidupan di Papua.
Di sekitar sungai Tami tersebut, tinggalah seorang bernama Taujah Tua bersama dengan istrinya yang sedang mengandung.Sore itu seperti biasanya, Taujah Tua sedang berburu seekor kerbau. Dengan cekatan dia mengeluarkan tombaknya untuk segera menangkap kerbau yang terlihat gemuk itu. Namun ketika hendak menancapkan tombaknya, Toujah Tua mendengar jeritan yang sangat keras dari rumahnya. Rupanya itu adalah jeritan istri Taujah Tua yang hendak melahirkan. Sang pemburu pun sangat panik melihat istrinya yang mau melahirkan. Tapi,proses melahirkannya sangat sulit. Taujah Tua tidak bisa melakukan apa-apa melihat istrinya menahan sakit yang luar biasa. Supaya anaknya bisa lahir dengan selamat, satu-satunya jalan ialah dengan operasi dengan batuan tajam dari sungai Tami.
Tanpa membuang waktu, Taujah Tua  segera berlari ke sungai Tami. Taujah tua mendayung perahu nya dengan sekuat tenag untuk bisa menyusuri sungai Tami yang sangat luas tersebut. Namun di tengah perjalan, tiba -tiba Taujah Tua di hadang oleh Watue yaitu buaya penghuni sungai Tami yang hendak bermaksud menanayakan maksud kedatangan Taujah Tua "hehehehe,,,jangan takut Taujah Tua akulah Watue, aku adalah buaya penghuni  sungai Tami ini. Apa yang kamu cari menyusuri sungai suci ini?" dengan rasa sedikit takut Taujah Tua menjawab "maaf, maafkan saya, saya bermaksud mencari batu tajam untuk operasi, istri saya mau melahirkan di rumah, tolonglah saya tuan!". Namun alangkah terkejutnya Taujah Tua, ketika Watue justru menyuruhnya pulang dan tidak mencari batu tajam tersebut karena istrinya tidak apa-apa, namun justru Watue yang akan datang malam nanti untuk membantu proses kelahiran istrinya tersebut. "tak usa kau mencari batu tajam itu, istrimu tidak apa-apa. Pulanglah, nanti malam aku yang akan datang untuk membantu kelahiran istrimu".
Setelah mendapat petunjuk dari buaya ajaib, Taujah tua kembali pulang menemui istrinya. Semua kejadian itu diceritakan pada istrinya. Dan menunggu kedatangan buaya ajaib sampai malam tiba. Seperti yang dijanjikan, buaya ajaib itu datang ke rumah Taujah Tua. Betapa senangnya Taujah Tua melihat kedatangan sang buaya. Dengan kekuatan ajaibnya membantu kelahiran anaknya, hingga beberapa saat "aduh,aduh,,aaaa" teriak istrinya kesakitan. Akhirnya bayi itupun lahir, Taujah tua sangat bahagia dan berterima kasih pada Watue "terima kasih Watue, anak ini sehat sekali seperti bapaknya. Aku berinama anak ini Nanora" ucap Taujah Tua "hohoho, jangan berterima kasih padaku, semua itu adalah sudah balasan atas perbuatan baik kalian, jagalah anak ini dengan budi pekerti sampai ia besar nanti. Tapi ingatlah, jangan pernah makan dan berburu buaya, serta jagalah selalu tanah Papua ini dengan sungguh-sungguh".

Waktu telah berlalu sejak kelahiran Nanora, keluarga Taujah Tua di lingkupi keceriaan dan kebahagian yang tak terhingga. Dan kini Nanora tumbuh menjadi anak yang periang dan berbudi. Dan tetap menjaga keharmonisan hidup di tanah Papua yang hijau nan subur.

Cerita Dongeng Legenda Putri Limaran

Cerita Dongeng Legenda dari Jawa Tengah Putri Limaran
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Legenda dari Jawa Tengah Putri Limaran, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Putri Limaran adalah permaisuri raja yang cantik jelita. Walaupun berpenampilan sederhana namun tetap memiliki kecantikan yang luar biasa. Ia memiliki kegemaran membatik dan menyulam.

Pada suatu hari ketika Limaran sedang mengandung, raja berpamitan untuk pergi berburu. berhari-hari sang raja tidak kunjung pulang dari hutan. Untuk mengisi kekosongan waktu Limaran melakukan kegiatan sesuai kegemarannya. Ia sangat suka membatik di tempat yang tenang.

Saat itu ketika limaran sedang asyik membatik diatas pohon ditepian telaga, seorang peri buruk rupa sedang berkaca di air telaga tepat dibawah tempat Limaran membatik. Si peri Buruk rupa tampak tersenyum-senyum melihat bayangan cantik di air telaga. Ia menyangka bayangan itu adalah wajahnya "Alangkah cantiknya aku" gumamnya.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Namun apa yang terjadi ketika iatertawa lebar-lebar dan bayangan itu tetap membisu, ia dongakkan kepalanya keatas. dilihatny6a putri cantik sedang duduk diatas papan yang terpasang diatas pohon, ia menyadarai bahwa bayangan itu bukan dirinya. Bersamaan dengan itu sang putri melihat ke bawah. Sang putri sangat terkejut melihat peri yang buruk rupa berada dibawahnya, sehingga canting yang dipegangnya jatuh ke tanah.

Limaran berkata "hai peri, bila engkai mau menolongku mangambilkan canting itu, engkau akan aku ajak ke istana menjadi pelayanku". Mendengar kata Limaran sang peri buruk rupa merasa sangat gembira, lalu diambilnya canting yang jatuh dan diberikannya pada Limaran.

Sesuai dengan janji Limaran, maka si Buruk menjadi pembantu Limaran.Karena siburuk mampu menunjukan perangai yang baik, maka ia dangat dipercaya oleh sang putri. Namun dibalik itu semuahati si Buruk diliputi rasa iri dengan kecantikan dan kebahagiaan sang Putri. Ia berfikir, "Alangakah bahagianya bila aku dapat menjadi permaisuri seperti sang Putri." Maka ia selalu mencari kesempatan untuk menyingkirkan Limaran.

Kesempatan itu akhirnya tiba, ketika limaran hamil tua. Raja pergi berburu di jutan yang jauh dari kerajaan, karena itu pada saat Limaran melahirkan Raja tidak ada di istana. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh si Buruk. Dengan berdalih menolong, Limaran dapat diperdaya. Limaran mati saat melahirkan. Tubuhnya dikubur di halaman istana dan bayi limaran disusui oleh si Buruk.

Setelah sebulan lamanya, Raja kembali ke istana dengan hati bangga karena mendengar putranya telah lahir, namun betapa terkejutnya ketika raja mengetahui bahwa permaisurinya telah tiada. seketika wajahnya menjadi muram, si Buruk berusaha menghibur namun tidak berhasil.

Hari demi hari keadaan raja semakin memburuk. Dia sudah tidak mempedulikan lagi keadaan sekelilingnya. Kerjanya hanya termenung menunggui pusara permaisuri yang kini ditumbuhi bunga melati yang harum. hati si buruk semakin jengkel, maka ketika sang Raja tidak ada disana bunga melati itu dicabut dan dibuang jauh-jauh. Raja semakin kehilangan.

Ajaib, ditempat pembuangan bunga melati itu tumbuh pohon maja yang berbuah hanya satu. ketika buah itu matang mengundang selera seorang juru masak untuk memetiknya lalu dibawanya pulang. Aneh, buah itu dapat berbicara dan menjelma menjadi seorang putri cantik jelita. Juru masak dapat mengenalinya, ia dalah Limaran permaisuri Raja. Limaran meminta ijin juru masak untuk boleh tinggak di rumahnya. Juru masak yang kebetukan adalah seorang janda tidak merasa keberatan bahkan dengan senang hati ia menerimanya. -Selama tinggal di rumah juru masak, sang Putri selalu memperhatikan keperluan putranya. Ia membuat baju-baju bayi yang disulam indah serta membuat makanan kesukaan Raja. tentu sang raja menjadi bertanya-tanya siapakah gerangan yang mampu membuat makanan kegemarannya. Rupanya tidak mudah untuk mengetahui karena juru masak tidak mau berterus terang ketika ditanya. namun akhirnya rahasia itu terbongkar ketika sang Raja diam-diam mengikuti juru masak yang pulang kerumahnya. Pertemuan sang Raja dengan permaisuri sangat mengharukan. Sang putri lalu menceritakan semua peristiwa yang telah menimpanya. sang raja berjanji akan menghukum si Buruk setimpal dengan kesalahannya.

Si buruk rupa pun kemudian dihukum mati, mayatnya dikubur di belajang istana. Karena kejahatannya, maka diatas kuburnya tumbuh bunga bangkai yang berbau busuk.

Pesan moral Dongeng : Orang yang rendah hati tentu akan mendapat pertolongan Tuhan. Sebaliknya, orang yang iri dengki terhadap orang lain akan celaka.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Akibat Kucing Yang Serakah

Fabel Akibat Kucing Yang Serakah
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Fabel Akibat Kucing Yang Serakah, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Hari itu masih sangat pagi, matahari pun belum menampakkan diri. Hewan-hewan masih banyak yang tidur dengan pulasnya. Namun di kejauhan nampak seekor kucing berjalan tergopoh-gopoh. Ia berjalan sambil membawa seember susu yang diletakkan di punggungnya. Sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan. Sepertinya ia takut ada teman yang mengikutinya. "Syukurlah tidak ada yang melihatku," kata si kucing dalam hati.

Ketika si kucing merasa tubuhnya capek ia berniat untuk istirahat. Ia mencari tempat yang aman dari pengamatan teman-temannya. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti manakala ia berjumpa dengan seekor Kancil yang sedang memeluk sebatang pohon bambu. Si kancil berkali-kali mencoba menggigit pohon bambu, seolah-olah hendak memecahkan batang bambu, namun dilepaskan lagi. Setelah usahanya gagal, si kancil nampak bersedih dan menangis. "Hu hu hu hu....gagal lagi usahaku," demikian rintih si kancil di hadapan si kucing.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Si kucing merasa iba dan ikut bersedih melihat si Kancil menangis tersedu-sedu. Lalu ia berusaha menyapanya.

"Hei, kenapa kamu bersedih dan menangis, Kancil?" tanya si Kucing.

Si Kancil tidak menjawab, bahkan tangisannya semakin menjadi-jadi. "Huuuhuuuuhuuuhuuuuu." Sebenarnya tangisan si kancil di hadapan si kucing hanya pura-pura saja. Dia berniat memberi pelajaran si kucing yang terkenal serakah dan suka mencuri susu milik teman-temannya. Si kancil jengkel setiap kali mendengar laporan akan kecurangan si kucing kepada teman-temannya.

"Wah, si kancil benar-benar bersedih, nih," pikir si kucing. Kemudian si kucing meletakkan ember yang berisi susu di bawah pohon. Dan si kancil masih memegang erat-erat batang pohon bambunya.

"Hei, Kancil...kenapa kamu bersedih ? Bolehkan aku tahu permasalahanmu?"

"Heeemmm....wah senang sekali apabila kamu bisa membantuku, Kucing," jawab si kancil.

"Iya...tapi apa masalahnya?"

"Begini, kawan," kata si Kancil mulai menyusun siasat. "Malam tadi aku mendapat batang bambu ajaib yang jatuh dari langit. Meskipun bambu ini tidak mempunyai akar namun lihatlah daun-daunnya nampak hijau segar. Pasti di dalamnya ada air ajaib di 6 ruasnya yang membuat daun-daun bambu ini nampak masih hijau segar. Pasti air ajaib itu bisa membuat kita awet muda dan sakti. Oleh karena itu, aku berusaha memecahkannya. Namun usahaku gagal. Aku sedih, kawan."

"Wah, ada air ajaib yang bisa membuat awet muda? Aku harus bisa merebutnya dari tangan si Kancil," pikir si Kucing. "Dasar si Kancil bodoh. Seharusnya membuka batang bambu dengan benda runcing seperti cakarku ini. Mana bisa memecah batang bambu dengan giginya."

" Begini saja, Cil," kata si kucing. "Bagaimana kalau batang bambumu ini aku tukar dengan setengah ember susuku?"

"Hahhh! Ditukar dengan Setengah ember susu? Ogah yaaaa....enak aja satu batang bambu ajaib ditukar setengah ember susu. Kamu tidak adil. Kamu mau enaknya sendiri. Kamu serakah," kata si Kancil sambil terus memeluk batang bambunya.

"Tapi susu ini masih segar dan lezat lho....kamu tinggal minum saja...enakkk, Cil. Daripada kamu kesulitan memecahkan batang bambu itu? Serahkan saja padaku. Kamu bisa menimati setengah ember susu ini"

"Ogaaaahhhh.....gak mauuuu....tidak sudiiii....Sekali tidak mau ya tetap tidak mau," kata si Kancil pura-pura bertahan dan menganggap bahwa batang bambunya benar-benar sakti.

"Kalau begitu...bagaimana kalau aku minta hanya setengah saja batang bambumu dan kita tukar dengan setengah ember susuku. Nah...adil kan?"

"Ogaaahhh...enak saja bambu ini dipotong separo...kesaktiannya bisa hilang, Cing!"

Si Kucing makin penasaran dengan sikap si Kancil. Dirinya harus bisa memiliki batang bambu itu bagaimanapun caranya agar dirinya bisa tetap awet muda dan sakti. Kalau dirinya sakti tentu ia bebas berbuat apa saja kepada teman-temannya. Ia bebas memiliki susu milik siapapun tanpa takut terhadap teman-temannya. Dan akhirnya ia nekat ingin menukar seember susunya dengan batang bambu yang dimiliki si Kancil.

"Begini saja, Cil. Bagaimana kalau batang bambumu itu aku tukar dengan seember susuku ini?"

Si kancil pura-pura keberatan dengan usul si kucing. Padahal dalam hati ia merasa bahwa kali ini si kucing akan menemui batunya. Kali ini si Kucing akan menerima ganjaran akan keserakahan dan kelicikannya.

"Kalau itu maumu, aku sih setuju-setuju saja, Cing. Tapi kamu ikhlas nggak menukar susumu dengan batang bambu ini?" tanya si Kancil.

"Ikhlas, Cil. Ayo mana batang bambumu!" kata si kucing tidak sabar ingin memiliki batang bambu milik si kancil. Dan ia akan segera memecahkannya agar bisa segera meminum air ajaib yang ada di tiap ruasnya. "Aku akan menjadi Kucing Sakti dan senantiasa awet muda. Asyiiikkkk," kata si kucing senang.

Kemudian si kancil melepaskan batang bambunya. Setelah Ia meraih seember susu milik si Kucing, lalu ia pergi meninggalkan si kucing sendirian.

"Horeeee....aku akan menjadi kucing sakti.iiiii!" teriak si kucing. Kemudian ia mengeluarkan cakar-cakarnya. Batang bambu yang ada dihadapannya dicakar-cakar berkali-kali agar bisa pecah. Ia terus berusaha memecahkannya. Akhirnya, setelah dengan perjuangan yang keras ia berhasil memecahkan batang bambu di hadapannya. Namun ternyata air sakti yang diharap-harapkannya ternyata tidak ada. Ia hanya mendapati ruas-ruas bambunya kosong tidak ada apa-apanya. Sedangkan daun bambu yang masih hijau disebabkan pohon bambu masih baru dipotong.

"Haahhhh! Sialan...mana air sakti itu!!???" teriak si kucing.

"Dasar si Kancil pembohong...aku telah ditipunya. Aku telah ditipunya....," kata si Kucing sambil bergegas lari mengejar si kancil yang telah membawa seember susunya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Raja Bijaksana dan Tiga Rakyatnya

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Raja Bijaksana dan Tiga Rakyatnya, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Dahulu kala, Ada sebuah kerajaan dipimpin seorang raja yang bijaksana dan adil. Dia enggan menggunakan kekayaan kerajaan untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Seluruh harta kekayaan kerajaan digunakan untuk memakmurkan rakyatnya. Sehingga tidak heran, seluruh rakyat senantiasa menaruh hormat dan kagum kepada sang raja dan keluarganya. Dan tidak heran seluruh titah raja senantiasa dipatuhi dan dilaksanakan dengan ikhlas oleh rakyatnya.

Suatu hari, baginda raja ingin menguji kesetiaan rakyatnya. Maka diutuslah seorang hulubalang untuk memanggil 3 orang rakyat yang telah dipilih secara acak oleh sang raja. Tidak lama kemudian, datanglah 3 orang rakyat yang dimaksud. Ketiga rakyat yang dipanggil sang raja beranggapan bahwa tentu sang raja akan memberi hadiah yang istimewa kepada mereka, karena sang raja begitu dermawan kepada rakyatnya.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
"Assalamu'alaikum, rakyatku," sapa sang raja kepada ketiga rakyatnya yang telah berada di hadapannya.

"Walaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh, paduka. Kami bertiga menghaturkan salam hormat," jawab ketiganya serentak.

"Hemmm...terima kasih kalian telah memenuhi undanganku. Aku memanggil kalian karena ingin memberi tugas untuk mengambilkan buah-buahan yang ada di wilayah kerajaan ini. Apa kalian mau mengerjakannya?"

"Waaah... dengan senang hati hamba akan mengerjakannya, paduka," jawab ketiganya.

Baginda raja senang mendengar jawaban yang tulus dan kesanggupan rakyatnya.

Lalu sang raja memerintahkan seorang prajurit mengambilkan 3 buah keranjang besar.

"Nah, masing-masing dari kalian harus memenuhi keranjang tersebut dengan aneka macam buah-buahan yang ada di wilayah kerajaan ini. Bila tugas kalian telah selesai maka bawalah buah-buahan tersebut ke hadapanku. Kalian mengerti?"

Ketiga rakyatnya mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Lalu mereka pergi dengan membawa keranjangnya masing-masing.

Ternyata, ketiga rakyatnya memiliki pemikiran yang berbeda terhadap tugas yang diembannya. Ada yang menganggap bahwa tugas sang raja adalah suatu kehormatan baginya, sehingga dia harus melaksanakan dengan senang hati dan penuh keikhlasan serta berusaha mempersembahkan aneka macam buah berkualitas kepada raja mereka. Rakyat kedua menganggap perintah itu biasa saja, sang raja tentu tidak akan memperhatikan dan tidak mungkin akan menghitung buah yang dia kumpulkan. Bukankah sang raja telah makmur dan kaya-raya, tentu tugas ini hanya sekedar menguji kesetiaan saja. Oleh karena itu, ia sembarangan memetik buah-buahan untuk sang raja. Buah-buahan mentah maupun yang sudah hampir busuk dia masukkan ke keranjang. Bahkan dia menata buah ke dalam keranjang juga sembarangan, tidak tertata. Selain itu. agar keranjangnya nampak menarik di hadapan sang raja maka dia sengaja menaruh buah-buahan yang segar dan masak di lapisan atas keranjangnya. Dan rakyat yang ketiga beranggapan bahwa tugas dari sang raja adalah sebuah penghinaan baginya. Dia sudah merasa hidupnya enak, kaya. semua serba ada tetapi sekarang disuruh mengambilkan buah buat si raja. Bukankah kalau sang raja ingin makan buah-buahan tinggal beli di pasar semua tentu ada. "Harta kerajaan khan banyak," pikir rakyat ketiga ini. Oleh karena itu, dia sengaja melaksanakan perintah raja dengan penuh kemalasan dan sembarangan. Dia ingin secepatnya memenuhi keranjangnya agar segera bisa mengakhiri pekerjaannya. Oleh karrena itu, dia mengisi keranjangnya dengan buah-buahan yang asal petik saja. Tidak peduli buah masak ataupun buah masih muda ia masukkan ke keranjangnya. Dia senantiasa bekerja dengan ngedumel. Menggerutu. Tidak ikhlas dalam mengerjakan tugas. Apapun jenis buah yang ada di hadapannya dia masukkan ke dalam keranjang. Bahkan buah-buahan yang beracunpun dia masukkan keranjangnya juga. Dia sengaja melakukan hal itu karena ingin membalas kesewenang-wenangan sang raja kepadanya.

Dan sore hari, ketiga rakyatnya telah mengisi seluruh keranjangnya dengan bermacam-macam buah-buahan sesuai dengan yang dipesan sang raja. Mereka bersama-sama menghadap sang raja.

"Wah...kalian memang benar-benar rakyatku yang setia dan taat terhadap perintah raja. Aku kagum dengan ketaatan kalian. Nah..karena bekal kalian sudah banyak maka aku perintahkan kepada para prajurit untuk membawa kalian menempati pulau-pulau terpencil yang telah disiapkan kerajaan. Pulau itu dihadiahkan kepada kalian bertiga. Disana tidak ada makanan secuilpun. Oleh karena itu, selama di pulau tersebut kalian hanya dibekali dengan sekeranjang buah-buahan yang telah kalian kumpulkan," demikian perintah sang raja. Lalu para prajurit membawa mereka menyeberangi pulau untuk ketiga rakyatnya.

Betapa terkejutnya ketiga rakyatnya mendengar titah sang raja. Sang raja memang telah menguji keikhlasan rakyatnya dalam mengabdi kepada rajanya. Perintah raja harus dilaksanakan.

"Jadi semua buah ini untuk hamba paduka?!" kata mereka. Dan ketiga rakyatnya menyambut keputusan raja dengan raut wajah yang berbeda.

Rakyat yang benar-benar ikhlas bekerja dan berusaha mempersembahkan kualitas terbaik dalam pengabdiannya maka akan merasakan kenikmatan dengan jerih payahnya untuk dirinya sendiri. Sementara rakyat yang menganggap biasa saja perintah sang raja maka akan menyesal karena tidak serius dan asal-asalan melaksanakan perintah sang raja. Sedangkan rakyatnya yang merasa perintah sang raja adalah sebuah penghinaan baginya dan melakukan tugas sembarangan maka akhirnya akan merasakan betapa sengsaranya hidup dengan bekal yang tidak berkualitas dan bekal yang terkesan asal-asalan.

"Sebenarnya Aku tidak butuh dengan hasil pekerjaan kalian karena aku sudah kaya dan tidak membutuhkan semua itu. Aku memerintahkan kalian mengerjakan tugas karena aku ingin melihat sampai sejauh mana kualitas dan ketulusan pengabdian kalian kepadaku," kata sang raja sambil menatap ketiga rakyatnya yang berjalan pergi bersama para prajurit menuju pulau terpencil bagi ketiganya.

Pesan moral cerita :
Tuhan itu maha kaya dan Maha bijaksana. Dia memerintahkan makhluknya untuk beribadah sebenarnya untuk melihat sejauh mana kualitas pengabdian kita kepada-Nya. Semua nilai ibadah yg kita kerjakan sebenarnya hasilnya untuk peningkatan kadar kualitas kita sendiri di hadapan-Nya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah

cerita burung bayan cerita dongeng indonesiaCerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang cerita Dongeng Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah, Dongeng berasal dari Kepulauan Riau, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia, Cerita Lucu,Tips Belajar, Edukasi Anak Usia Dini, PAUD, dan Balita.

Pada zaman dahulu, Tersebutlah seorang lelaki yang dikenal dengan nama si Penggetah. Si penggetah ini diambil dari keseharian lelaki itu sebagai penangkap burung dengan menggunakan getah. Si Penggetah sangat mahir dalam pekerjaannya. Burung-burung hasil tangkapannya kemudian dijual, dan uang hasil penjualan digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

Si penggetah sudah sangat lama menjalani pekerjaanya tersebut, namun masih ada yang mengganjal dalam hatinya. Ratusan burung telah berhasil dia tangkap, namun dia belum berhasil menangkap burung bayan yang terkenal dapat berbicara seperti manusia. Oleh karena itu pada hari yang telah dia tentukan, dia berangkat ke hutan yang terkenal tempat bersarangnya burung bayan. “ Jika nanti aku berhasil menangkap burung Bayan, aku akan mengurungnya dengan sangkar emas. Aku juga akan merawatnya dengan baik.” Janji si Penggetah dalam hati. Sambil menaburkan getah pada batang pohon yang diduga tempat persinggahan Burung bayan.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Pada saat kesokan harinya si Penggetah memeriksa hasil pekerjaannya kemarin. Dia sangat bergembira setelah mendapati seekor burung Bayan terjebak dalam getah buatannya. Si Penggetah lantas membersihkan bulu-bulu burung Bayan yang masih ditempeli getah. Seraya memasukan baurung bayan hasil tangkapannya, si Penggetah berujar pelan.” Sesungguhnya aku telah berjanji jika berhasil menangkapmu, maka aku akan memasukan kedalam sangkar emas dan memeliharamu dengan baik. Namun saat ini aku sangat sulit melaksanakan janjiku karena kondisiku sangat miskin.”

Secara tidak terduga, burung Bayan itu menukas ucapan si Penggetah.” Jika engkau memang menghendaki emas, tampunglah kotoranku. Percayalah, kotoranku itu kelak akan berubah menjadi emas.”

Meski awalnya ragu, namun si Penggetah melaksanakan nasihat si burung Bayan. Dia menampung kotoran si burung bayan dan menyimpannya. Kejaiban terjadi, pada saat esok hari nya kotoran si Burung bayan berubah menjadi butiran-butiran emas. Si Penggetah lantas mengumpukan butiran-butiran emas tersebut. Sampai dirasanya cukup, dia menjual butiran-butiran emas itu dan membeli sebuah sangkat emas besar untuk si burung Bayan. Si penggetah tidak melupakan janjinya pada si burung Bayan, dia juga membeli makanan dan buah-buahan yang sangat disukai si burung bayan.

Berita mengenai Burung Bayan ajaib yang dimiliki si Penggetah dalam waktu singkat langsung menyebar. Kabar keberadaan burung Bayang yang kotorannya dapat berubah menjadi emaspun sampai ke telinga Raja Helat yang merupakan raja yang berkuasa di wilayah si Penggetah tinggal. Raja Helat sangat rakus dan kejam orangnya. Jika dia menginginkan sesuatu, maka apa yang diingikan tersebut harus menjadi miliknya. Dia tidak akan segan-segan merampas dan menggunakan kekerasan untuk mewujudkan setiap keinginannya. Tidak berapa lama setelah mendengar kabar tersebut, Raja Helat langsung memerintahkan hulubalangnya yaitu Bujang Selamat untuk merampas Burung Bayan ajaib itu dari tangan si Penggetah. “ Minta burung bayan itu agar dapat kumiliki, namun jika pemiliknya menolak, rampas saja dengan kekerasan.”

Bujang Selamat lantas berangkat menuju gubug tempat dimana Si Penggetah tinggal. Sesuai perintah raja Helat, Bujang Selamat meminta si Penggetah menyerahkan Burung Bayan miliknya kepada Raja Helat.

Sesungguhnya Si Penggerah sangat enggan menyerahkan Burung Bayan tersebut kepada Bujang Selamat, namun untuk menolakpun dia tidak memiliki keberanian. Dia tahu hukuman berat yang sedang menunggunya jika dia menolak keinginan Raja Helat. Dai pun memberikan usul.” Bagaimana jika kamu tanya sendiri saja perihal keinginan Sri Baginda kepada Burung Bayan peliharaanku.”

Bujang Selamat setuju dengan usula dari Si Penggetah.

“Wahai Burung Bayan.” Kata si Penggetah.” Tentu engkau sudah mendengar pembicaran aku dengan Hulubalang istana ini. Sekarang jawablah, apakah engkau bersedia menjadi peliharaan Raja Helat atau tidak. “

Burung Bayan menatap bujang Selamat lekat-lekat sebelum menjawab.” Bujang Selamat, jika Raja Helat mampu memenuhi syarat-syarat yang kuajukan, aku bersedia dengan suka rela menjadi peliharaan Raja Helat.”

“Syarat apa yang engkau kehendaki?” Tanya Bujang Selamat.

“Syarat yang kuajukan sangat mudah.” Ucap burung Bayan.” Aku akan bercerita tentang berbagai kisah. Aku ingin Raja Helat dan keluarganya mendengarkan ceritaku sampai selesai. Sebelum ceritaku berakhir, aku tidak boleh berpindah kepemilikan. Sampaikan kepada Raja Helat mengenai permintaanku ini. Jika Raja Helat bersedia, maka aku juga akan bersedia pula menjadi peliharaanya.”

Bujang Selamat segera melaporkan persyaratan yang diajukan Burung Bayan kepada Raja Helat. Mendengar cerita hulubalangnya, Raja Helat tanpa berpikir panjang segera menyetujui persyaratan itu. Raja helat berpendapat syarat yang diajukan Burung Bayan sangat mudah. Burung Bayan pun lantas dibawa ke Istana kerajaan.

Dihadapan Raja Helat dan keluarganya burung Bayan mulai bercerita. Sangat menarik ternyata cerita yang disampaikan si Burung Bayan. Raja Helat dan keluarganya yang mendengar seperti disihir untuk terus mendengarkan kisah-kisah yang diceritakan si Burung Bayan. Mereka ingin terus mendengarkan cerita itu sampai selesai. Melihat antusiasme Raja Helat dan keluarganya, Si Burung Bayan kembali mengajukan syarat.” Hendaknya Paduka membayar cerita hamba ini dengan segantang emas murni, makanan dan minuman untuk ku.”

“Segantang emas murni?” bola mata Raja Helat membesar, sifat aslinya yang kikir terlihat jelas diwajahnya.” Aku harus membayar ceritamu dengan segantang emas murni, makanan dan juga minuman untukmu?”

“Benar.” Jawab Si burung Bayan. “ Sesuai perjanjian kita sebelumnya, jika hamba belum selesai bercerita, maka hamba tidak boleh berpindah pemilik. Untuk cerita hamba ini paduka harus membayar kepada pemilik hamba yaitu si Penggetah.”

Raja Helat terpaksa memenuhi permintaan si burung Bayan. Segantang emas memang jumlahnya sangat banyak bagi rakyat, namun bagi Raja Helat jumlah itu sedikit jika dibandingkan dengan hartanya yang disimpan di gudang istana. Gudang kerajaan sangat banyak menyimpan emas, makanan dan minuman. Itu didapatkan dari pajak kepada rakyat yang sangat tinggi. Semua harta dan makanan itu ditimbun hanya untuk kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Sama sekali tidak terpikir olehnya mengenai kesejahteraan Rakyat yang dipimpinnya. Karena dia berpikir bahwa hartanya tidak akan habis untuk membayar seluruh cerita si burung Bayan, Raja Helatpun memberikan permintaan si Burung Bayan kepada Si penggetah.

Si Penggetah yang merasa harta yang diberikan kepadanya bukalah haknya, melainkan hak seluruh rakyat miskin yang selama ini mebayar pajak tinggi untuk kerajaan. Oleh karena itu si Penggetah justru membagikan kembali harta dan makanan yang diterimanya kepada rakyat yang ada dikerajaan tersebut. ]

Diluar dugaan Raja Helat, Si Burung Bayan benar-benar cerdik. Ceritanya tidak hanya menarik, namun juga panjang dan terus bersambung. Raja Helat dan keluarganya seperti terkena candu untuk terus mendengarkan cerita dari si Burung Bayan. Setiap kali menyelesaikan satu bagian dari cerita panjuangnya, si Burung Bayan meminta bayaran segantang emas murni, makanan dan minuman. Raja Helat terus memenuhi permintaan tersebut. Karena cerita itu terus berkembang, hingga berbulan-bulan kemudian cerita itu belum juga selesai. Telah berpuluh-puluh gantang emas diberikan Raja Helat kepada si Penggetah, disamping berkarung karung makanan, buah-buahan dan minuman. Raja Helat tidak menyadari bahwa gudang penyimpanan hartanya semekin lama semakin kosong. Sampai akhirnya tibalah saat dimana seluruh harta Raja Helat yang disimpan digudangnya habis. Raja Helat yang kikir saat ini tidak memiliki harta. Rakyat yang selama ini dibantu oelh si Penggetah jadi tahu perilaku buruk Raja mereka yang suka menimbun harta untuk dirinya sendiri. Mereka melihat Raja Helat tidak pernah memikirkan kesejahteraan mereka. Rakyat yang marah akhirnya bersatu padu dengan perajurit dan hulubalang kerajaan untuk menggulingkan kekuasaan Raja Helat dan keluarganya.

Rakyat, hulubalang dan para perajurit sepakat untuk mengangkat si Penggetah menjadi raja mereka menggantikan Raja Helat yang kikir dan kejam.

Bertahtalah si penggetah selaku Raja. Dia mengangkat Si Burung Bayan menjadi penasehat kerajaan. Karena saran dan nasihat si Burung Bayan yang cerdas dan bijak, si Penggetah dapat menjalankan kerajaan itu dengan baik. Kesejahteraan Rakyat senantiasa menjadi prioritas utama, dia tidak pernah menumpuk kekayaan seperti yang dilakukan oleh Raja Helat.

Segenap Rakyat kerajaan dapat hidup dengan tenang, damai dan sejahtera dalam pemerintahan si penggetah. Sementara si Penggetah pun hidup berbahagia bersama si burung Bayan yang tetap ditunjuknya selaku penasihat kerajaan.

Pesan Moral dari Cerita Anak Indonesia Kisah Si Burung Bayan dan Si Penggetah adalah :

Kekejaman dan keserakahan penguasa akan ditumbangkan oleh kekuatan rakyat yang dipimpin oleh penguasa. Hanya penguasa yang senantiasa memikirkan dan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya saja yang akan dicintai oleh rakyatnya. Pesan moral lainnya adalah jangalan berlaku kikir dan kejam, karena kebahagiaan sejati akan didapatkan dari kedermawanan dan kasih sayang.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Momoo Sakit Gigi

Cerita anak - Momoo Sakit Gigi 

Momoo adalah seekor anak sapi jantan yang pintar, tapi pemalas .Suatu malam, di meja makan, Momoo merengek kepada ibunya meminta makan."Mama, aku mau makan!", ucap Momoo dengan nada merengek "iya nak, sebentar lagi selesai." jawab ibu Momoo. Setelah makanan siap di meja makan, ibu Momoo berkata "Momoww, ayo kita berdoa dahulu sebelum makan","baik bu" jawab momo. Lalu momoo dan ibunya mengangkat tangannya dan berdoa. Kemudian Momoo langsung melahap makanan dengan cepat. "Momoo, makannya pelan-pelan", kata ibu kepada Momoo."Iya ibu," jawab Momoo sambil mengunyah.
Hari sudah malam, tapi Momoo masih menonton TV. Kemudian ibu menghampiri Momoo. "Momoo ayo gosok gigi dulu, sebelum Momoo tidur". kata ibu kepada Momoo "Iya bu, nanti Momoo gosok gigi setelah menonton TV!"jaawab Momo yang masih saja asyik menonton TV. Malam semakin larut dan akhirnya Momo tertidur di kursi, ibu Momoo merasa kesal karena Momoo lupa menggosok gigi sebelum tidur.
Keesokan harinya, ibu membangunkan Momoo dari balik pintu. "Momoo bangun...ayo ke sekolah" teriak ibu membangunkan Momoo "ibu..., Momoo tidak  mau sekolah, gigi Momoo sakit...huhuhuhu" jawab Momoo sambil menangis kesakitan. Mendengar Momoo menangis kesakitan, ibu Momoo segera masuk ke kamar Momoo dengan cemas "Momoo sayang kamu sakit gigi ya, coba sini ibu lihat?" Momoo membuka mulut dan ibu melihat gigi Momoo. "Gigi Momoo sakit bu huhuhu" jawab Momoo sambil menangis. Setelah beberapa menit mengamati mulut Momoo, ibu berkata "ya ampun Momoo, gigi kamu berlubang nak, kita ke dokter gigi saja yuk nak!". Sambil menangis kesakitan momo menjawab "iya bu,huhuhuhu...gigi Momoo sakit".
Sesampainya di rumah dokter Owel, ibu menemui dokter Owel untuk memeriksakan gigi Momoo. "Silahkan duduk ibu dan juga Momoo" sapa dokter Owel "terima kasih dok" jawab ibu Momoo, sedangkan Momoo masih saja menangis kesakitan."Gigi Momoo kenapa bu?." Tanya dokter Owel. "Begini dokter, gigi Momoo berlubang" kata ibu pada dokter Owel. "Oh ya?, baiklah, kalau begitu ayo dokter periksa gigi Momoo" kata dokter Owel kepada Momoo. Momoo mengangguk sambil meringis kesakitan, "baik dokter". Dokter owel memeriksa gigi Momoo yang sakit. Gigi Momoo berlubang cukup besar, jadi harus dicabut "ya sudah dok, di cabut saja" jawab ibu Momoo "huhuhuhu ibu sakit" suara Momoo menangis ketakutan. Setelah gigi Momoo selesai di cabut, dokter Owel segera memberikan resep kepada ibu Momoo. "Ini bu resep obat yang harus diminum untuk meredakan sakit gigi Momoo" kata dokter Owel pada ibu Momoo "Oh iya dokter, terima kasih" jawab ibu Momoo.
Dokter Owel memberikan nasehat kepada Momoo "Momoo, setelah makan jangan lupa gosok gigi ya, supaya giginya tidak bolong lagi". "iya dok," jawab Momoo sambil memegang pipi nya yang masih terasa linu. Ibu dan Momoo segera berpamitan kepada dokter Owel "terima kasih dokter Owel," kata ibu "Iya bu, semoga cepat sembuh" jawab dokter Owel. "Ingat ya, Momoo harus rajin gosok gigi" kata dokter Owel sambil tersenyum pada dokter Momo. "Baik dokter, Momo akan gosok gigi setiap hari" jawab Momo

Sejak itu Momo rajin gosok gigi setiap selesai makan. "Momo...gosok gigi dulu!" kata ibu memanggil. "Baik bu,..." jawab Momoo segera menuju kamar mandi untuk menggosok gigi. Momo segera meraih sikat gigi dan odol kesukaannya, kemudian menggosok gigi sambil mengaca di cermin. "Aku tidak mau gigiku bolong lagi, aku harus rajin gosok gigi, agar kuman yang ada digigiku hilang", kata Momo dalam hati.

Nabi Musa dan Harta Qorun

Kisah Nabi Musa dan Harta Qorun

Pada zaman dahulu kala, di zaman Nabi Musa A.S. Hiduplah seseorang dari kaum Bani Isroil yang bernama Qorun. Qorun sangat miskin, dia hidup dengan istri dan anak-anaknya. Untuk memberi makan anak-anaknya, Qorun kesulitan luar biasa, sehingga kelaparan adalah hal sering mereka rasakan. Setiap hari anak-anaknya menangis kelaparan meminta makan. Demikianlah kehidupan sehari-hari Qorun. Meskipun demikian Qorun sangat taat beribadah, dia senantiasa berdoa pada Allah S.W.T
Sampai suatu ketika datanglah Nabi Musa berkunjung di rumahnya, "Assalamualaikum" salam Nabi Musa A.S. Qorun pun menjawab "Waalaikum salam,oh rupanya engkau saudaraku nabiyullah Musa, ada apa gerangan engkau kemari?"Nabi Musa menjelaskan maksud kedatangannya "aku hanya berkunjung, bagaimana keadaanmu wahai saudaraku Qorun?",Qorun kembali menjawab "sebagaimana yg kau tahu,aku hidup dalam serba kekurangan,kami hidup dalam kekurangan yang amat sangat, seringkali berhari-hari kami tidak makan, pakaian kami yang hanya menempel dibadan, uangpun tak kami miliki sepeserpun, aku tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan". Begitulah Qorun berkeluh kesah pada Nabi Musa A.S. air mata bercucuran, dia memohon agar Nabi Musa mendoakannya, agar ia terbebas dari kemiskinan dan di anugerahi kekayaan.
Nabi Musa pun mendoakan Qorun seraya menegadahkan tangannya untuk berdoa pada Allah S.W.T "Ya Allah bebaskanlah saudaraku Qorun dari kesulitan, angkatlah derajatnya dengan rahmatmu ya Arkhamarroohimin". Nabi musa pun mengajarkan Qorun keahlian mengolah emas. Sejak saat itu, Qorun pun menekuni apa yang telah di ajarkan Nabi Musa padanya. Maka perlahan-lahan usahanya membuahkan hasil "wahai Qorun, indah sekali cincin ini, berapa harga nya?" tanya seorang wanita yang datang melihat emas hasil olahan Qorun "untuk nyonya 4 keping emas saja" wanita itupun membeli cincin tersebut. Demikianlah keberuntungan demi keberuntungan menghampiri Qorun, kini Qorun pun mengalami perubahan yang sangat luar biasa. Qorun kini sangat kaya raya, hartanya melimpah ruah. Harta Qorun di simpan di gudang-gudang dan sangat banyak. Namun sayang, semua keberhasilan itu justru menjauhkannya dari beribadah kepada Allah. Hidupnya selalu berfoya-foya, apa yang Allah larang untuk dilakukan, di langgarnya. Bahkan pada mereka yang muslim, Qorun berlaku kejam. Qorun memberikan pinjaman berbungah terhadap semua orang, dengan cara demikianlah Qorun memperbanyak hartanya "akulah Qorun, akulah manusia terkaya di muka bumi ini, aku bisa mendapatkan semua yang kuinginkan hahahaha".
Buruknya akhlak Qorun tidak berhenti disitu saja. Hingga suatu ketika, ada seseorang yang ingin menemuinya "maaf tuan Qorun, ada seseorang yang bertemu dengan anda!" kata pengawal Qorun "siapa mereka, berani-berani nya mengangguku,aku sedang sibuk" ucap Qorun dengan membentak pengawalnya, namun ternyata yang ingin bertemu dengan Qorun adalah Hanan, Hanan langsung saja masuk ke rumah Qorun "assalamualaikum"ucap salam hanan pada Qorun. "waalaikumsalam, engkau rupanya Hanan, mendekatlah, ada apa gerangan kau kemari, sudah lama kita tidak berjumpa."tanya Qorun "begini Qorun, kami diutus oleh nabiyullah Musa untuk mendatangi mereka yang kaya seperti engkau. Sebagaimana yang engaku ketahui, sebagaimana Allah memerintahkan kepada mereka yang kaya seperti engkau untuk menzakatkan sebagian hartanya, untuk dibagikan pada orang-orang yang membutuhkan. Kami hendak mengambil zakat darimu" jawab Hanan menjelaskan maksud kedatangannya "kalau soal membantu, aku sudah sering membantu orang-orang miskin yang mengemis kepadaku" begitu kilah Qorun. "Tapi engkau membantu mereka dengan menentukan bungah yang sangat tinggi kepada mereka". Terus saja Qorun menolak permintaan dari Hanan dan terus saja berkilah, Qorun merasa harta nya ia dapatkan dengan usahanya sendiri, meskipun Hanan sudah mengingatkan padanya bahwa dululah Nabi Musa yang telan mendoakan nya agar dijauhkan dari kesulitan, namun tetap saja Qorun tidak mau mengakuinya dan tetep tidak mau mengeluarkan zakatnya. "Wahai Qorun takutlah pada Allah, laksanakan perintahnya" ucap Hanan seraya pergi meninggalkan Qorun.
Sejak kejadian itu, Qorun semakin menjadi-jadi. Setiap sore ia berkeliling di kerumunan warga dengan memamerkan kekayaannya, sedang sebagian warga yang hidup di sekitarnya berada dalam keadaan kekurangan dan kemiskinan. Namun di tengah perjalanan, Nabi Musa menghentikan Qorun, "assalamualaikum Qorun, takutlah engaku kepada Allah, ingatlah dulu saat engkau miskin. Bukankah semua ini terjadi karena kehendak Allah, maka tunaikan kewajibanmu, hilangkanlah kesombonganmu itu" kata Nabi Musa, namun Qorun marah dan menjawab "apa hanya untuk menceramahiku sehingga engkau menghentikan perjalanku wahai Musa, semua harta ini telah aku dapatkan dengan bersusah payah tanpa ada campur tangan Allah, biarkan aku menikmati kekayaanku ini".

Setelah mendapati kedurhakaan yang nyata pada Qorun, maka Nabi Musa pun berdoa kepada Allah, agar Allah yang menetapkan keputusannya pada Qorun yang sangat melampaui batas itu. Tidak lama kemudian, awan gelap menaungi permukiman Bani Israil, tak terkecuali rumah Qorun yang megah itu. Terjadi gempa yang sangat hebat, namun Qorun justru lari untuk menyelamatkan hartanya. Akhirnya Qorun wafat tertimpa bangunan dan terkubur bersama hartanya yang sangat banyak itu.

Kancil dan Buaya

Cerita Fabel - Kancil dan Buaya

Suatu pagi Kancil hendak menyebrangi suatu sungai, kancil sangat kebingungan. Belum lagi banyak Buaya yang sudah menunggunya untuk dimangsa “wah, kacau  neih, sungai rawa ini luas sekali aku harus menyebranginya, tapi bagaimana caranya aku akan tidak bisa berenang, belum lagi gerombolan buaya-buaya liar itu, iiih ngeri, tapi aku harus tetap menyebranginya, sebab kalau tidak akau harus berbalik arah dan bertemu dengan Macan yang jelek itu”. Diam-diam Buaya sudah mendekati Kancil di ujung sungai dan langsung menerkam kaki si Kancil, saat si Kancil melamun dan sambil berfikir. “Nah kena kamu Kancil. Santapan lezat untuk hari ini, sekarangkamu tidak bias lari kemana-mana lagi kancil,sekarang bersiaplah untuk aku makan. “ kancil mulai gelisah memikirkan bagaimana cara meloloskan diri dari cengkraman Buaya  “Wah gawat ne, bagaimana caranya aku lari, sedang cengkaraman Buaya ini sangat kuat sekali, waduh belum lagi si Macan belang itu, pasti masih menburu ku juga jadi di belakang sana, wah mudah-mudahan ide ku ini akan berhasil dan buaya bisa kutipu"
Namun sang Buaya sudah bersiap-siap memangsa, bahkan Buaya sudah memanggil teman temanya yang lain untuk mengadakan pesta memakan bersama-sama hewan buruannya yaitu si Kancil. Namun Kancil sudah memikirkan sebuah ide “Tunggu,,, baiklah aku rela menjadi santapan kalian, tapi satu permintaanku, hendaknya daging ku yang lezat ini tidak menjadi rebutan diantara kalian, aku ingin membaginya dengan rata.” Namun Buaya berkilah “ Oh,, tentu-tentu kami selalu berbagi dengan adil bila mendpat makanan hahahaha” Namun si Kancil membujuk Buaya. “Namun aku tidak yakin kalian bisa melakukan dengan adil, kalau kalian tidak keberatan aku bisa mengajari kalian, bagimana melakukan pembagian dengan rata” . Dengan bodohnya Buaya itu menyetujui ide sikancil  “Oke, aku setuju cil, itung-itung aku bisa belajar berhitung dari mu”
Si Kancilpun menyuruh para Buaya untuk berbaris dengan rapi, dengan mudahnya mereka menuruti kemauan si Kancil. Pemimpin Buaya itu pun melepaskan cengkaraman nya dan mulai ikut berbaris, terang saja si Kancil dengan mudah melompati para Buaya yang berbaris itu hingga sampai disebrang sungai “Buaya yang baik terima kasih bantuanya, aku tidak menyangka kalian bisa menjadi jembatan penyebrangan ku yang baik”  dan sekali lagi buaya tertipu daya oleh kancil.
Kancilpun melanjutkan perjalanan kedalam hutan dengan riang gembira. Sedang buaya menyesal dan marah besar karena sudah tertipu dengan Kancil dan mempercayai kata-kata kancil, para Buaya pun saling bertengkar.


Roro Jonggrang

Cerita Rakyat - Roro Jongrang 

Pada dahulu kala hiduplah seorang  raja dengan wujud raksasa bernama Prabu Baka. Dia adalah raja yang terkenal Rakus dan memeras rakyatnya. Semua takut padanya, dia memiliki seorang patih yang setia,  bernama patih Kupala.
Suatu hari Prabu Baka memimpin penyerbuan ke kerajaan Pengking, dia ingin menguasai kerajaan nan subur itu. Perang pun tidak terhindarkan. Prabu Baka mengamuk dan memukul mundur pasukan kerajaan Pengking, “serbu…serbu..." perintah Pati Kupala yang menyemangati Prabu Baka, putra mahkota kerajaan pengking yng bernama Bandung Bondowoso marah besar saat tahu kerajaanya di serang tiba-tiba oleh Prabu Baka. Maka Bandung Bondowoso menyiapkan pasukannya dan memimpin serangan balasan. “ini tidak bisa dibiarkan kita harus menyerang pasukan Prabu Baka!" Sambil mengacungkan pedangnya, ditengah pertempuran Bandung Bondowoso bertemu dengan Prabu Baka, mereka bertarung dengan ganas, saling menyerang, dan mengeluarkan jurus andalan mereka , akhirnya bandung Bondowoso berhasil membunuh Prabu Baka, pasukan Prabu baka kocar-kacir saat tahu rajahnya terbunuh. Patih Kupala memerintahkan mereka lari pulang ke kerajaan Baka, Bandung Bondowoso tidak tinggal diam. “ ayo kejar , jangan menyerah !“ Bandung Bondowoso terus mengejar musuh hingga ke kerajaan Baka. Pasukan Baka menyerah kalah. Bandung Bondowoso bisa masuk istana dengan leluasa.
Alangkah terkejutnya ia karena bertemu putri cantik terlihat di dalam Istana. “wahai Putri cantik, siapa gerangan dirimu?“  Putri itu menjawab  “aku dalah Putri Prabu Baka, nama ku Roro Jongrang” Bandung Bondowoso tidak menyangka Prabu Baka yang berwujud Raksasa ternyata memiliki Putri cantik jelita, ia langsung jatuh cinta pada Roro Jonggrang.
Bandung Bondowoso tidak bisa tidur memikirkan Roro Jonggrang. Akhirnya ia mengutarakan maksud hatinya pada Putri cantik itu, “wahai Roro Jongrang nan jelita, maukah kau menjadi Istriku?“ mendengar pinangan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang menjadi bingung, ia takut pada Bandung Bondowoso dan ia tidak ingin menikah dengan orang yang membunuh ayahnya. “akau mau menikah dengan mu, tapi kamu harus memenuhi dua syarat, aku ingin dibuatkan sumur jalatundra dan seribu candi dalam waktu semalam.“ Bandung Bondowoso memenuhi syarat Roro Jonggrang. “baiklah aku sanggup melakukan itu semua, dan aku biasa menikahimu Putri Cantik"
Tanpa banyak waktu Bandung Bondowoso segera menggali tanah untuk membuat sumur Jalatundra yang dalam, hanya dalam waktu singkat sumur itu sudah jadi, Roro Jonggrang gelisah dan berusaha mencari cara untuk mencelakakan Bandung Bondowoso, “bagaimana Roro Jonggrang, apakah sumurnya sesuai dengan keinginanmu?“ Roro Jongrang tersenyum lalu berkata “Bandung Bondowoso maukah kamu masuk kedalam untuk memeriksa sumur itu?”  rayu Roro Jongrang “baiklah, aku akan memeriksanya“  Bandung Bondowoso langsung segera masuk kedalam sumur. Saat Bandung Bondowoso masuk kedalam sumur, Roro Jonggrang memerintahkan Patih Gupala dan pasukanya untuk menutup sumur itu dengan Batu. Bandung Bondowoso tahu kalau ia di tipu dan marah besar  “ah ,,, rupanya dia telah menipuku , heh ,,,,”  dengan kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil menjebol batu-batu itu dan naik ke atas. Roro Jonggrang terkejut karena Bandung Bondowoso masih hidup “apakah kau hendak menipuku Putri?" Tanya Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang tesenyum dan berusaha meredamkan amarah Bandung Bondowoso “syarat pertama sudah berhasil, sekarang tinggal syarat yang ke dua, bangunlah seribu Candi untuk ku". Bandung Bondowoso tahu dia tidak mungkin membangun seribu candi dengan kekuatanya sendiri, akhirnya dia memanggil pasukan makhluk halus dan mengerahkan nya untuk membangun candi, Ribuan makhluk halus datang dari seluruh penjuru arah, mereka segera membangun candi-candi itu. Roro Jonggang mulai gelisah, sebab baru tengah malam namun candi-candi itu sudah mulai berdiri, bahkan  tinggal sebuah saja“bagaimana ini, candinya sudah hampir selesai”  Roro Jonggrang mendapat akal untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso, ia membangunkan perempuan diseluruh negerinya dan menyuruh mereka menumbuk lesung, mendengar suara lesung, ayam mengira hari telah pagi, mereka pun berkokok dengan senangnya.
Pasukan makhluk halus mengira, hari telah pagi, merekapun segera berlari dari tempat itu. Bandung Bondowoso segera tau kalau dia sedang ditipu lagi  “kau telah menipuku lagi Roro Jonggrang , aku tidak bisa memaafkanmu kali ini" dia tidak bisa menahan kemarahanya, bahkan senyuman Roro Jongrang tidak bisa menahan kemarahnaya  “ku kutuk kamu menjadi arca batu, untuk menggantikan satu candi yang belum selesai” dalam sekejap Roro Jonggrang berubah menjadi arca batu, maka genaplah seribu candi di bangun oleh Bandung Bondowoso

Melihat Roro Jonggrang telah berubh menjadi arca, menyesalah Bandung Bondowoso ia telah menangisinya namun nasi telah menjadi bubur, Bandung Bondowoso tidak bisa menarik kutukanya, konon seribu Candi yang dibangun Bandung Bondowoso masih ada sampai sekarang , dan berdiri di Yogyakarta.

Legenda Danau toba

Cerita Rakyat - Legenda Danau toba

Disebuah lembah daerah Sumatra, hiduplah seorang petani bernama Toba dia seorang petani yang sangat rajin. Namun sayang, hasil kebunnya tidak berhasil dan dia kelaparan. Karena lapar, Toba memancing di sungai. Lama sekali ia menunggu, hingga ia putus asa, saat toba memutuskan untuk pulang, tiba-tiba ada yang menarik umpannya, Toba  kegirangan dan menarik pancingnya “wah ada ikan besar!“ seru Toba, benar saja, di ujung kailnya tersangkut ikan emas.
Toba segera membawa ikan besar itu untuk dimasak dirumah, sampai dirumah toba kecewa, sebab kayu bakarnya telah habis “tidak ada kayu bakar disini hemm,,, sebaiknya aku mencari kayu bakar di belakang“  kemudian ikan itu pun diletakan di dalam  baskom dan Toba mencari kayu bakar di ladang. "hehehhee. aku akan makan enak hari ini“ seru Toba sambil membawa kayu bakar ke belakang rumahnya. Api sudah mulai menyala, namun saat Toba hendak mengambil ikan itu, alangkah terkejutnya ia, sebab ikan itu sudah lenyap yang ada justru berkeping-keping uang emas “dimana ikan itu tadi, dan itu uang emas siapa?". Namun saat Toba membuka pintu kamar, alangkah terkejutnya ia, seorang perempuan tinggi semampai dengan rambut panjang sedang menyisir rambutnya  di depan cermin “wah ,,alangkah cantik nya perempuan ini, hei hei Siapa kau ini?“ Tanya tobaperempuan itu membalikan badan, dan Toba semakin terpesona  belum pernah ia melihat perempuan  secantik dia ”akulah penjelmaan ikan yang kamu tangkap tadi, sementara keping uang emas tadi adalah sisik-sisik ku” Toba terbengong-bengong, perempuan itupun tersenyum “aku dikutuk oleh dewa menjadi ikan, tapi berkat engkau kutukan itu hilang. Mari ke dapur akan ku masakan kamu makanan, kamu pasti lapar“  Toba hanya menurut ketika perempuan itu mengajaknya ke dapur. Dengan cekatan perempuan itu segera menyiapkan makanan. Toba sangat takjub dengan keahlian perempuan itu di dapur, ia berkata dalam hati “ah.. seandainya ia ini menjadi istrikuu“ rupanya perempuan itu bisa membaca keinginan hati Toba. “aku mau menjadi istrimu, tapi aku punya 1 syarat“ kata perempuan ini. Setelah Toba selesai  Makan, Toba sangat terekejut mendengar perkataanya “apa syaratnya?" tanya Toba  “jika kita menikah nanti, jangan pernah mengungkit asal mula ku sebagai seekor ikan. Aku tidak akan menanggung akibatnya jika kamu melanggarnya,"  Toba menyanggupinya, baginya itu syarat yang mudah.
Toba dan perempuan itu akhirnya menikah. Toba semakin bekerja keras di ladang untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, lalu Istrinya mengandung, Toba sangat bahagia, ia tidak sabar menunggu kelahiran anaknya, tidak lama kemudian, seorang bayi laki-laki lahir. Toba memberinya nama Samosir, Samosir tumbuh menjadi anak yang sangat nakal dan pemalas, kerjanya hanya makan dan kluyuran, Toba Masih berusaha bersabar dengan kelakuan Samosir, jika Toba bekerja di ladang, Samosir tidak pernah mau mengantarkan makanan yang sudah dimasak istrinya. Akhirnya, istrinya sendiri yang mengantarkan makanan itu kepada Toba “Istriku, kamu jangan terlalu memanjakan anak kita Samosir jika terus dimanjakan dia malah semakin menjadi nakal” Istri Toba tersenyum dan berkata “bersabarlah kanda, suatu hari nanti Samosir akan menyadarinya,". Toba kembali menjawab "aku sudah bersabar dinda, tapi kesabaran itu kan ada batasnya”.
Suatu hari, istri Toba membujuk Samosir untuk mau mengantarkan makanan ke ladang untuk Toba, semula Samosir tidak mau, namun ibunya terus membujuknya, akhirnya Samosir pun mau “baiklah ibu, nanti aku akan antar makanan ini untuk ayah“, namun di tengah jalan Samosir malah bermain bersama teman-temannya. Selesai bermain, Samosir merasa lapar, “haduuh,,, lapar sekali aku, hah, aku makan saja makanan ini, heheehehehe"  dia pun memakan makanan yang seharusnya untuk ayahnya. Samosir hanya menyisahkan sedikit makanan.
Diladang, Toba tidak sabar menunggu makanan yang tidak kunjung datang, dia sudah sangat lapar apalagi tadi tidak sempat sarapan karena banyak sekali pekerjaan yang dilakukannya hari ini. Dari kejahuan Samosir datang dan berlari-lari, “ kemana saja kau samosir, ayah sudah menunggu lama sekali, huh “ Samosir tidak menjawab dan langsung memberikan rantang berisi makanan, betapa terkejut nya Toba, sebab hanya menemukan sisa makanan yang sedikit sekali, “hah,, Samosir kamu sudah memakan makanan ayah  ya! kelakuan mu ini sudah diluar batas, dasar anak ikan ,,, kemari kamu!”.
Kemarahan Toba tidak terbendung lagi, tanpa sadar ia sudah mengucapkan pantangan yang dulu di syaratkan Istrinya, Toba memukul Samosir hingga menangis kencang. Samosir pun berlari menuju rumah,
"ibu,ibu,ibu..,“ sesampainya dirumah, Samosir mengadu pada ibunya “ibu hihihi, kata ayah aku ini anak ikan , apa benar ibu?“  istri Toba merasa sedih karena Toba telah mengungkit asal usulnya, kemudian ia menyuruh Samosir, "cepatlah kamu lari ke atas bukit nak, sebelum air bah datang” perintah ibunya “baiklah ibu Samosir menurut".

Maka segeralah langit berwarna gelap dan petir menyambar-nyambar, tiba-tiba air bah muncul dari arah sungai. Istri Toba tiba-tiba meloncat ke air bah dan seketika menjadi ikan kembali. Toba yang bekerja diladang terkejut, karena tiba-tiba air bah datang  “hah,,hah,,, Air apa itu,, hah, ada apa ini?“  ia tidak sempat melarikan diri, Toba hanyut dan tenggelam dan hanya menyisahkan pucuk bukit di tengahnya, dibukit itu Samosir sembunyi, namun saat air bah menjadi danau, Samosir menjadi pulau, itulah sebabnya danau itu dinamai danau Toba dan pulau di tengahnya disebut pulau Samosir.

Cerita Pinokio

Cerita Anak - Cerita Pinokio

Ada sebuah toko milik kakek Gepeto si pembuat boneka di ujung kota, suatu hari Ia memahat sebuah kayu untuk dijadikan sebuah boneka anak laki-laki. Paman Gepeto sangat berharap mainan yang dibuatnya ini berubah menjadi anak laki-laki sungguhan. "sebentar lagi boneka kayuku akan sempurna, seandainya ada peri yang baik hati, membuat bonekaku ini menjadi hidup menjadi anak laki-laki. hidupku pasti jauh lebih baik, hidup ku akan bahagia, hah, tapi harapan hanya tinggal harapan, mana mungkin hal itu terjadi tapi aku lelah sekali membuat boneka ini sebaiknya aku sistirahat saja“ paman Gepeto pun tertidur.
Akan tetapi hal menakjubkan terjadi, ketika paman Gepeto tertidur, datanglah seorang peri yang mengecup boneka kayu itu menjadi seorang anak laki-laki. Ketika terbangun paman Gepeto  bersorak riang “selamat pagi papa” sapa Pinokio tanpa sadarpun paman Gepeto menjawab “pagi, pagi." Pinokio tersenyum sambil berkata “aku hidup papa”. paman Gepeto pun sontak kaget dan gembira “kamu Pinokio? kamu bisa bergerak dan berbicara? akhirnya doa ku dikabulkan, papa sudah sangat lama menantikan ini, akhirnya kamu hidup. Agar kau jadi anak yang pintar mulai besok kau harus bersekolah nak”. Kata papa Gepeto
Keesokan harinya paman Gepeto menjual pakaiannya dan hasil uangnya dibelikan sebuah buku untuk Pinokio “belajarlah mengunakan buku ini nak, sekolah yang rajin dan jangan nakal yaaa!“ Pinokio sangat bahagia “terima kasih pa, aku janji akau akan rajin belajar."Tetapi, dijalan menuju sekolah Pinokio bertemu dengan anak nakal yang mengajaknya untuk membolos sekolah, anak itu bernama Farah, Farah menceritakan banyak hal kepada Pinokio, mereka mulai saling berkenalan, “hai ,,, aku Pinokio aku anak paman Gepeto"  Farah menjawab “kamu itu Pinokio yang terbuat dari kayu itu ya? kamu aneh banget, mana ada orang yang terbuat dari kayu, hahahaha“ Pinokio tak terima dengan ejekan si Farah “hey,, walaupun aku terbuat dari kayu, tapi papa sangat menyayangi ku.  Sudah aahh aku mau pergi kesekolah, aku mau belajar dengan giat agar jadi anak yang pintar“ tapi si Farah membodohi si Pinokio yng memang belum tau apa-apa “buat apa kamu sekolah tidak ada gunanya, dari pada kesekolah mending kita pergi ke mall karena pergi ke sekolah itu ngebosanin, di mall kita bisa bermain-main karena disana banyak sekali aneka permainannya" mendengar perkataan si Farah, Pinokio tergoda dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke mall bersama Farah.
Pinokio dan Farah pun sampai di mal, tapi sayangnya Pinokio tidak punya uang, akhirnya Pinokio menjual buku pemberian ayahnya agar bisa bermain di mall, Pinokio dan Farah pun bermain asyik, mereka bermain sampai lupa waktu, lalu mereka bertemu dengan temanya Farah, ternyata Farah memang anak yang sangat nakal ia membohongi Pinokio lagi bersama temanya “Pinokio kamu mau tidak, uang kamu jadi bertambah, caranya itu kamu tanam uamg kamu itu di dalam tanah, tunggulah beberapa saat sambil kamu tinggal tidur, saat terbangun uang kamu pasti sudah bertambah, mudah kan Pinokio, maka lakukan sekarang! " Pinokio yang bodoh pun mau saja di bohongi Farah dengan segera ia menanam uang tersebut.
Akhirnya Pinokio pun tertidur dibangku taman sambil menunggu uangnya. Tetapai Farah dan temannya mengagetkan Pinokio sehingga Pinokio pun terjatuh dan kakinya pun patah, pinokio pun menangis kesakitan “hihihihihi, seperti nya kakiku patah“ Farah tidak memperdulikan Pinokio yang menangis kesakitan, ia justru mengambil uang yang telah ditanam Pinokio saat Pinokio tertidur, Farah pun meninggalkan Pinokio sendirian di taman.
Lalu Pinokio pulang dengan tangan hampa. Sampai dirumah disambut oleh paman Gepeto paman Gepeto kebingungan melihat Pinokio pulang dengan keadaan sedih dan berjalan pincang, paman Gepeto pun menanyakan buku yang dibelikannya, Pinokio pun berkilah “jadi begini papa, dijalan aku bertemu dengan teman yang kelaparan, maka aku menjual buku tersebut dan membelikanya makanan dan kakiku patah karena saat hendak pulang kerumah aku terjatuh papa.“  Seketika hidung Pinokio semakin panjang dan bertambah panjang saat ia berbohong, papanya tahu bahwa bahwa Pinokio telah berbohong dan Pinokio pun meminta maaf pada papanya “ah papa,, akau berjanji aku tidak akan berbohong lagi aku tidak mau punya hidung seperti ini , hiks, hiks, hiks maafkan aku pa, aku tidak akan berbohong lagi". akhirnya Pinokio mengatakan yang sebenarnya pada paman Gepeto. Pinokio pun berjanji tidak akan berbohong dan nakal lagi, hidung Pinokio pun kembli seperti semula.

“Pesan Moral : jangan suka berbohong dan selalu dengarkan nasihat orang tua  kita”


Si Miskin Yang Tamak

Cerita Anak - Si miskin yang tamak

Disuatu pulau ada sepasang suami istri yang sangat miskin rumahnya kecil, rumahnya gubuk, lantainya terbuat dari tanah untuk makan pun susah, kadang dua hari sekali mereka baru bisa makan, itupun hanya sekali saja dalam sehari. Makanan yang dimakan jarang sekali memakai lauk, kalaupun memakai lauk pun itu hanya tempe. Mereka lebih sering makan nasi dan garam saja. Mereka berdua benar-benar sangat miskin
Mereka berdua bernama pak miskin dan bu miskin , suatu malam ketika pak miskin sedang tidur, pak miskin bermimpi, pak miskin di datangi oleh seorang kakek, kakek-kakek itu berkata pada pak miskin “hey… pak miskin , besok pagi kau pergi ke sungai ya ,, kamu ke sungai kamu cari mata air disana “ lalu seketika kakek-kakek dalam mimpi pak miskin itu hilang pak miskin pun jadi terbangun. Pak miskin bertanya dalam hati nya sendiri “ada apakah gerangan ya ,, sehingga aku bermimpi seperti itu.”
Keesokan harinya pak miskin pun mengikuti apa kata kakek yang ada dalam mimpinya itu. Pak miskin pergi ke sungai menaiki perahu, sambil mendayung. Pak miskin melihat dan mencari-cari mata air tersebut. Pak miskin melihat riakan-riakan air, bila ada air berarti disitu terdapat sumber mata air. Tak lama pun pak miskin menemukan riakan-riakan air, dilihat ke dasar sungai itu, benar ada sumber mata air, lalu pak miskin menengok ke kanan dan ke kiri, menengoklah ia ke belakang dengan maksud mencari-cari kakek-kakek yang ada dalam mimpinya itu.
Tau tau di sungai muncullah seutas tali naik secara ajaib ke perahunya. Pak miskin segera menarik tali itu hingga ujungnya. Tak disangka di ujung tali tersebut terdapat rantai emas, pak miskin senang sekali dan ia pun menarik lagi ranti emas tersebut. Namun tiba tiba ada kicauan burung lalu burung itu berkicau “kuk kuk kuk kuk potonglah tali itu, potonglah tali itu lalu kemudian kembalilah pulang kerumah . ptonglah tali itu. “ namun pak miskin tidak mau mendengarkan kicauan burung itu pak miskin terus menarik tali itu hingga habis dan tidak ada lagi. Tanpa terasa dan ia sadari, perahu yang di tumpangi pak miskin ini penuh dengan rantai emas, dan akhirnya perahu yang ia tumpangi terbalik tercebur ke dalam sungai. Rantai emas itu pun akhirnya masuk kembali ke dasar sungai
Pak miskin menyelamatkan diri, lalu ia pergi ke tepi sungai. Ketika sudah di tepi sungai pak miskin sangat menyesali keserakahanya. Ia malah sama sekali tidak mendapatkan sedikitpun rantai emas tersebut karena keserakahanya, andai saja ia tidak serakah dan menuruti kicauan burung itu, tentu ia akan mendapatkan rantai emas tersebut walaupun hanya sedikit. Yang tentu saja dapat membantu kehidupanya yang sangat miskin.

Pesan moral :

Serakah tidak baik, serakah dapat menghancurkan semua yang ada

Dongeng Malin Kundang

Cerita Rakyat - Dongeng Malin Kundang

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak bernama Malin Kundang bersama ayah dan ibunya yang miskin. Mereka tinggal disebuah desa yang berada di tepi pantai. Desa itu kecil dan sepi, penduduknya banyak yang merantau untuk mencari penghasilan, tidak banyak yang bisa dilakukan di desa mereka, tanahnya gersang, ikan di lautnya pun sedikit.
Malin Kundang sangat senang sekali bermain, setiap hari, kerjaannya hanya mengejar ayam satu satunya milik orang tuanya “hehehehehehehe, kemari kau Burik, hehehehehehe” Malin kecil trus mengejar si burik. Ketika Malin Kundang berhasil menagkapnya, biasanya ia akan menyiksa ayam ayam itu , “hahaha, kena kau"  ucap si malin.
Suatu hari ayah Malin Kundang hendak merantau ke negeri sebrang, konon katanya , Negeri sebrang sangat kaya dan mencari uang disana sangat mudah , “ayah berangkat ya Malin ?“ pamit ayahnya “iya ayah” jawab malin .
Ayah Malin Kundang segera ikut naik kapal beserta penduduk lain yang hendak merantu. Tinggalah ibu dan Malin di desa yang miskin itu. Hari demi hari, tidak ada kabar dari sang ayah, sang ibu pun bekerja lebih keras, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. "Ayo silahkan dibeli “ sementara si Malin kundamg masih saja mengejar si Burik. Ketika suatu hari hendak mengejar si Burik tiba tiba malin kundang terjatuh “aduh.. aduh,,hohoho,"  kaki, lenganya tergores batu tajam, lukanya sangat besar dan mengeluarkan darah. Sang ibu segera mengobati luka si Malin Kundang dengan penuh kasih sayang. “luka ini pasti sembuh , namun bekas lukanya akan susah hilang “  ucap si ibu, namun si Malin tetap saja masih menangis “aduh,huhuhuhu,aduh …”
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, dan tahun berjalan dengan tergesa gesah, tanpa terasa Malin sekarang menjadi pemuda yang tampan dan kuat , ia mulai bosan tinggal di desa yang sepi dan miskin itu, dia ingin merantau seperti ayahnya. “aku akan merantau seperti ayah!“ kemudian Malin Kundang meminta izin kepada ibunya “bu izinkan aku merantau ke negeri sebrang !“ pinta Malin Kundang kepada ibunya yang segera merasa sedih “jangan anak ku ibu takut kau tidak kembali seperti ayahmu, hanya kamu satu satunya anak ku , kalau kamu tidak kembali , aku hidup dengan siapa?“ Malin menjawab "jangan khawatir aku akan berjanji aku pasti akan kembali aku akan jadi orang kaya , lalu akan memboyong ibu untuk hidup bersama ku."
Akhirnya tidak ada lagi yang bisa diperbuat ibunya, Malin Kundang bersikukuh untuk pergi, Malin Kundang menyelinap ke sebuah kapal. Ia bersembunyi di peti kayu ”sepertinya disini aman"  Ucap Malin Kundang, kapal pun berlayar, namun di tengah laut, kapal itu di cegat bajak laut, semua awak kapal dibunuh oleh bajak laut, mereka merampas barang-barang berharga dikapal itu dan meningalkan kapal-kapal itu tekantunh-kantung dilaut ” kapal kita dirampok-rampok,,!"
Malin kundang selamat karena ia sembunyi di peti. Saat ia keluar dari persembunyiannya, kapal itu sudah terdampar di sebuah pantai, sungguh beruntung, sebab didekat pantai itu, ada sebuah desa yang subur dan kaya pelabuhan yang besar dan ramai, Malin Kundang tersenyum meski tubuhnya lemas tak berdaya . “disini aku akan mengadu nasib“ Seru Malin dalam hati, Malin bekerja keras siang malam. Hanya satu dalam benaknya yakni menjadi orang kaya. Tekad dan kerja kerasnya membuahkan hasil, dia pun menjadi kaya, punya kapal besar , dengan 100 awak kapal “aku kaya aku kaya hahahahah ,,,"
Hingga suatu hari, Malin mengajak istrinya berlayar dengan mengunakan kapal mewah. Mereka berlabuh dipelabuhan dikampung halaman Malin Kundang. Berita suksesnya Malin Kundang pun terdengar sampai di telinga ibunya “apakah itu kapal si Malin anak ku ?“ tanyanya pada dirinya sendiri. Dengan kaki riang, ibu yang sudah renta itu terseog-seog berjalan ke pelabuhan. “dia memang Malin kundang , aku yakin" batin ibunya , saat melihat Malin turun dari kapal besarnya bersama istrinya“ Malin, Malin kamu pulang nak ?“ istri Malin Kundang heran, dengan seorang ibu tua yang berlari kearah mereka sambil berteriak-teriak, pakaian compang-camping, wajahnya rentah dan lusuh “siapa dia kanda ? apa benar dia ibumu ?" Malin Kundang gelisah, ia tidak mau istrinya tau kalau Malin Kundang berasal dari keluarga miskin, “entahlah dinda mungkin hanya pengemis tua yang meminta sedekah“  ibu tua mendengar perkataan Malin Kundang dan berubah sedih “masa kau tidak mengenali wajahku anakku?, ini ibumu yang membesarkanmu !“ Malin Kundang menjadi marah, “ibuku sudah lama mati, jangan mengaku ngaku wahai pengemis tua heh ,,, “ sang ibu menangis terseduh-seduh, "aku yakin kamulah Malin anakku , lihatlah bekas luka di langan mu hanya malin kundang anak ku yang mempunyai bekas lika itu” Malin kundang makin marah . ia menyuruh pengawalnya untuk memgusir ibu yang semakin terseduh-seduh “ya tuhan , jika memang ia benar anakku, Malin Kundang ku kutuk dia jadi batu “!  Seketika petir menggelegar, padahal langit sedang cerah, pelan-pelan Malin kundang merasakan hal aneh pada tubuhnya yang semakin kaku, "oh ada apa dengan tubuhku, hah hah tubuhku kaku hoh,hoh,hoh tidaaak”  Malin kundang pun sadar bahwa Ia sedang di kutuk, Malin bersimpuh mencium tanah, dan berubah menjadi batu, terlambat sudah bagi nya menyesali sifat buruknya pada ibunya

Pesan moral dari cerita Malin Kundang adalah kita tidak boleh durhaka terhadap orang tua kita  sendiri apapun keadaan orang tua kita adalah rahmat dan berkah yang harus di syukuri ,,,

Sangkuriang dan Tangkuban Perahu


Cerita Rakyat - Sangkuriang dan Tangkuban Perahu


Pada zaman dahulu, disebuah kerajaan makmur bernama Paradiyangan. Hiduplah seorang putri cantik bernama Dayang Sumbi, dia suka sekali menenun. Suatu hari Dayang Sumbi menenun di tersa Istana, entah kenapa hari itu, ia sedikit Pusing dan lemas. Sementara benang pemintalnya berkali-kali  jatuh. Dayang Sumbi menjadi malas mengambilnya, karena jengel benang pemintalnya jatuh terus, dia pun berkata “Barang siapa yang mengambilkan benang pemintal itu untuk ku, saya bersumpah kalau dia laki-laki akan ku ambil menjadi  suami”  Dayang Sumbi senang karena benang pemintal itu sudah berada di dekatnya. Lalu siapa gerangan yang mengambilanya “ hah, siapakah gerangan yang mengambilkan benang pemintal ini untuk ku , sepertinya tidak ada orang disini"  betapa terkejutnya Dayang Sumbi, karena yang mengambil benang itu adalah Si Tumang, Anjing kerajaaan yang terkenal setia dan sakti  “Akulah yang mengambilanya untuk mu Dayang Sumbi” sambil terkejut Dayang Sumbi menyahut  “ka,  kamu Tumang, berarti kamu akan menjdi suamiku”  bagaimanapun  Dayang Sumbi tidak bisa mencabut sumpahnya.
Dia pun menikah dengan Tumang, Hasil Pernikahan mereka Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki yang berwujud manusia yang diberi nama Sangkuriang, Tumang berpesan pada Dayang Sumbi agar tidak mengatakan  pada sangkuriang jika Tumang adalah ayahnya, Dayang Sumbi pun menyangupinya “Baiklah tumang, aku tidak akan mengatakannya pada Sangkuriang anak kita.”
Sangkuriang tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat, lincah dan cerdas. Tumangpun selalu mengikuti Sangkuriang kemanapun dia pergi, serta mengajarkan kesaktian yang dimiliknya  “Ayo Tumang, ayo Tumang, kejar aku, ayo cepat, hahahahahaha“ Tumang menjawab "iya Sangkuring, aku akan mengejarmu, hahahahaaha”
Sangkuriang mengingat  Tumang adalah hewan peliharaan semata, dia tidak mengatahui bahwa Tumang adalah ayahnya, suatu hari Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang berburu binatang untuk pesta di istana “sangkuriang anakku, pergilah berburu ke dalam hutan untuk acara pesta di istana” Sangkuriang menjawab “baiklah ibunda, Sangkuriang akan berburu dan membawa hewan yang banyak”  Sangkuriang pergi kehutan bersama Tumang.
Sayangnya sampai hari gelap ia tidak mendapat hasil, kerena jengkel akhirnya Sangkuriang membunuh Tumang dan menyerahkan dagingnya sebagai hasil buruan untuk pesta di istana, Dayang Sumbi tidak mengetahui jika daging itu adalah si Tumang. Dia mengira itu adalah danging buruan untuk pesta istana nanti.  Dayang Sumbi pun berterima kasih pada Sangkuriang “wah .. terimah anak ku Sangkuriang” Setelah pesta usai, Dayang Sumbi menanyakan keberadaan Tumang yang tidak nampak saat pesta di istana. "Anakku Sangkuriang, apa kau melihat Tumang? sudah kucari ke mana-mana, tapi ia tidak ada” Akhirnya Sangkuriang mengakui perbuatannya  “eh..eh.. anu, itu ibunda, aaa,aaa aku sudah menbunuhnya  dan kujadikan hewan buruan kemarin” Dayang Sumbi marah “ apa ?, kenapa kau melakukan itu Sangkuring ?"  hah Dayang Sumbi tidak bisa menahan emosinya, Dayang Sumbi memukuli sangkuriang di keningnya hingga mengucurkan darah “Ampun, ampun bu, maafkan sangkuriang bu, hi hihihi”  akibat perbuatanya yang sudah memukul sangkuriang, Dayang Sumbi diusir dari istana oleh sang raja, bagaimanapun juga Sangkuriang adalah calon putra mahkota, tidak ada yang boleh memukulnya Dayang Sumbi pun akhirnya pergi meninggalkan Istana. 
Waktupun berlalu Sangkuriang Tumbuh menjadi pemuda tampan sakti dan disegani, suatu hari dia berburu di hutan, alangkah terkejutnya dia bertemu dengan perempuan yang sangat cantik. “Hah, siapa gadis itu ? wajahnya begitu cantik rupawan”. Sangkuriang tidak tahu bahwa perempuan itu adalah Dayang Sumbi, Begitu pula sebaliknya, mereka saling jatuh hati. Sangkuriang tidak berfikir lama untuk melamar Dayang Sumbi, Kemudian Dayang Sumbi menerima lamaran itu, dia sama sekali tidak mengenali Sangkuriang yang sudah tumbuh dewasa “hmmm, baiklah, aku besedia jadi istrimu wahai pemuda tampan“ namun sebelum hari pernikahan mereka, Dayang Sumbi menemukan bekas luka di kening Sangkuring yang sama persis dengan anaknya dulu, “hah, ya tuhan ternyata pemuda ini Sangkuriang anakku.”  Dayang Sumbi segera mencari akal untuk menggagalkan pernikahannya dengan Sangkuriang, “Sangkuriang kamu bisa menikahiku, asalkan kamu bisa memenuhi permintaan ku,” Sangkuriang menjawab “apa permintaanmu wahi gadis cantik?“ Dayang Sumbi sudah Memikirkan syarat itu, suatu hal yang tidak mungkin dipenuhi oleh Sangkuriang “aku ingin kau mengubah bukit ini menjadi bendungan dan membuat perahu untuk menyusuri bendungan itu, semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing”
Permintaan Dayang Saumbi sungguh berat, namun Sangkuriang tidak ingin kehilangan Dayang Sumbi, “baiklah aku akan mewujudkan semua keinginanmu” Sangkuriang mengeluarkan seluruh kesaktiannya. Dia mengundang jin dan seluruh makhluk halus untuk membendungnya, kesaktian ini dulu diajarkan oleh ayahnya Tumang. Mereka lalu bekerja semalaman menutup sungai dan mata air dengan lumpur dan tanah “hehehehehe, Akhirnya aku bisa menjadikan bukit ini menjadi bendungan“ saat semua sudah terbendung Sangkuiang menebang pohon Raksasa dan mulai membuat perahu besar untuk menyusuri bendungan itu "aku pasti bisa!"
Dayang Sumbi mualai gelisah, sebab pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, padahal fajar masih lama “Haduh,, bagaimana ini? akau harus menggagalkan usaha Sangkuriang sebelum terbit fajar”Dayang Sumbi berdo’a dengan khusuk pada tuhan, agar usaha Sangkuriang gagal. “oh,, Tuhan ,,bagaimana mungkin aku menikah dengan anakku sendiri, itu tidak mungkin, tolonglah percepat fajar datang, agar semua makhluk halus itu pergi dan tidak ada yang membantu Sangkuriang untuk menyelesaikan pembuatan perahu besar itu sebelum fajar tiba“  keajaiban pun tarjadi, matahari pun terbit lebih cepat “kok..kok.. ko...". suara ayam berkokok “hah, sudah pagi, padahal perahu yang aku buat belum selesai” Sangkuriang sangat marah saat mengetahui jika ia ditipu “siapa sebenarnya kau ini . kamu sudah menipuku tega sekali kamu!" Dayang Sumbi menangis mendengar perkataan Sangkuriang “bagaimana mungkin aku bisa menikahimu anak ku! sesunguhnya aku adalah Dayang Sumbi ibu kandung mu”Sangkuriang tidak percaya dengan ucapan Dayang Sumbi , dia marah “tidak mengkin, aku tidak percaya pada ucapan mu, tidak mngkin tidaaaakkkk!"  Dayang Sumbi menagis “aku ibu mu Sangkuriang, aku ibu mu!hihihihi” kemudian sangkuriang mendendang perahu buatannya, hingga terlempar jauh , perahu itu jatuh dengan posisi terbalik dan beubah menjadi gunung yang hingga sekarang dikenal dengan sebutan tangkuban perahu