Dongeng Ayam Jantan Yang Cerdik Melawan Rubah Yang Licik

Adik-adik yang baik, hari ini Dongeng anak akan bercerita tentang si Ayam jantan yang cerdik melawan si Rubah yang licik. Hikmah yang bisa kita ambil dari dongeng hari ini adalah "Jadilah orang yang cerdik tetapi tidak licik" Nah, sekarang kita baca Dongengnya yuk...

dongeng anak lucu bergambar terbaru

Pada suatu dihari senja, sosok sang matahari pun mulai tengelam. Terlihat seekor ayam jantan terbang keatas dahan pohon untuk bertengger dan beristirahat.

Ayam jantan pun mengepakan sayapnya dan mulai berkokok dengan keras mengabarkan bahwa hari mulai malam.

Samar-samar dari kejauhan, ada seekor Rubah yang sedang kelaparan mencari makan. Mendengar kokokan Ayam si Rubah melihat seekor Ayam jantan sedang bertengger diatas dahan pohon.

Si Rubah berpikir sejenak untuk menjebak bagaimana agar si Ayam jantan mau turun dari atas dahan pohon.

Saat Ayam jantan selesai berkokok sebagai tugas sorenya, datang seekor Rubah menghampirinya.

Baca dongeng anak lainnya:
Dongeng kupu-kupu dan semut yang sombong
Dongeng pendek lucu : cerita monyet dan kelinci
Dongeng anak inspiratif : Cerita ayah, anak dan seekor keledai
Dongeng anak : Asal usul guntur dilangit
Dongeng anak : Cerpen burung hantu tua dan belalang

Si Ayam jantan pun kaget dan sekaligus curiga melihat kedatangan si Rubah dengan muka yang bersahabat.

"Ada apa kau datang kemari Rubah," tanya si Ayam jantan

"Hey, kau ayam. Sudahkah kau mendengar? bahwa ada berita yang sangat bagus," ujar si Rubah dengan gelagat menyenangkan dan bersemangat.

"Kabar tentang apa itu Rubah?" tanya si Ayam jantan dengan tenang, walaupun si Ayam jantan merasa aneh dan sedikit gugup karena si Ayam jantan sebenarnya merasa takut dengan Rubah.

"Kini kita bersahabat teman, keluarga mu dan keluarga ku dan semua binatang lainnya telah bersepakat untuk melupakan perbedaan, mulai sekarang dan selamanya kita semua hidup dalam perdamaian dan persahabatan. Coba kau pikir teman, tentang kabar bagus ini. Aku sangat senang sekali dan ingin sekali untuk memeluk mu sahabatku, turunlah kau kesini teman, dan marilah kita rayakan kabar bagus ini dengan gembira," rayu si Rubah, memulai aksi liciknya.

"Wah, ini kabar yang bagus sekali Rubah, aku sangat senang mendengar kabar ini," ujar si Ayam Jantan.

Sambil berbicara si Ayam jantan menjinjitkan kakinya dan menoleh kiri kanan, seolah-olah si ayam jantan melihat dan menantikan kedatangan sesuatu dari kejauhan.

"Kau sedang melihat apa sahabatku, mari sini peluk sahabat baru mu ini teman," tanya si Rubah sedikit cemas.

"Aku melihat sepasang anjing, sepertinya menuju kemari. Mereka pun pasti telah mendengar kabar baik ini," jawab si Ayam jantan.

Si Rubah sudah tampak ketakutan mendengar sepasang anjing akan datang. Dan tak menunggu lama lagi si Rubah pun kabur berlari.

"Hey sahabat ku, tungguuu... kenapa engkau lari? sekarang anjing adalah sahabat kamu juga...," teriak si Ayam jantan.

"Aku terlupa sesuatu sahabatku... aku masih mempunyai tugas yang sangat penting sahabatku" jawab si Rubah sambil terus berlari.

Si Ayam jantan tertawa terbahak-bahak, karena ia telah berhasil memperdaya si Rubah yang licik dan melihat si Rubah lari tunggang langgang.

Cerita Dongeng Asal Usul Nyamuk Pertama Kali

Dongeng anak - Cerita dongeng tentang asal usul nyamuk pertama kali. dongeng bergambar untuk anak sebelum tidur. Mari kita baca cerita dongengnya.

Dahulu kala, di sebuah perkampungan ada seorang petani yang sedehana dengan bersama istrinya yang sangat cantik. Mereka ber dua tingal di rumah yang sedehana dan hidup mereka pun bergantung kepada hasil tani. Sipetani selalu bekerja keras setiap hari di ladang, akan tetapi siistri kerjanya hanya bersolek saja bahkan siistri tidak mempedulikan akan rumah tangganya.

kisah cerita tentang nyamuk pertama kali
cerita dongeng anak

Dongeng Lainnya :

Dalam hidup yang serba sederhana, rupanya sang istri tidak puas dengan keadaan hidup mereka. Dia merasa selayaknya suaminya itu berpenghasilan besar agar supaya Ia bisa merawat kecantikannya. Karena si Petani sangat menyayangi istrinya ia pun bekerja lebih keras untuk memnuhi tuntutan si istri. Akan tetapi sekeras apapun ia bekerja, tetap saja si petani itu tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya, karena selain istrinya suka minta di belikan obat-obat kecantikan yang harganya mahal, Si istri juga suka minta di belikan pakaian yang bagus - bagus yang berharga mahal juga.

Si istri petani pun akhirnya jatuh sakit karena Dia hanya sibuk mengurusi penampilan dan kecantikannya saja, dan tidak memperhatikan kesehatannya. hari demi hari siistri sakitnya makin parah saja dan pada akhirnya Siistri petani itu meningal dunia. Terlihat si suami sangat begitu sedih, sepanjang hari ia terus saja menangisi istrinya yang kini sudah terbujur kaku tanpa daya. Karena ia sangat menyayanginya, si petani pun tidak mau menguburkan tubuh istri yang sangat dicintainya itu. Dan dia pun berfikir dan berniat untuk menghidupkan nya kembali.

Pada Esok harinya si petani malang itu menjual semua miliknya untuk membeli sebuah sampan. Untuk di gunakan menyusuri sungai menuju tempat yang diyakininya sebagai tempat persemayaman para dewa-dewa. "Pasti para dewa mau menghidupkan kembali istriku", begitu yang ada dipikiran nya. Walau pun dia tidak begitu tahu persis dimana tempat persemayaman para dewa itu, petani itu terus saja mengayuh sampannya sampai akhirnya sampan itu pun tersangkut karena kabut tebal yang menghalangi pandangannya.

Ketika kabut menguap, terlihat samar dihadapannya berdiri sebuah gunung yang sangat tinggi, yang puncak gunung itu sampai menembus awan. Dia berpikir disinilah tempat tinggal para dewa dewa. Dan dia pun lalu mendaki gunung yang sangat tinggi itu dengan membawa jasad istrinya.

Didalam perjalanannya si petani itu bertemu dengan seorang lelaki tua.
"Kau pasti dewa penghuni khayangan ini," seru sipetani kepada si lelaki tua itu. Dan Dia pun menjelaskan panjang lebar tentang maksud kedatangannya ketempat itu. Lelaki tua menjawab sambil tersenyum " sungguh, kau adalah suami yang baik sekali. Akan tetapi, apa gunanya jika meng hidupkan kembali istrimu? " tanya lelaki tua itu.
"Dia sangat berarti bagiku, dan dia lah yang membuat aku bersemangat. Maka tolong hidupkan lah istriku kembali," Jawab sipetani dengan penuh harap.

Lalu lelaki tua itu menganggukan kepalanya dan berkata, "Baiklah kalu itu kemauan mu, akan aku turuti permintaan mu itu. Sebagaimana sebagai balasan atas kerjakeras mu selamaini, aku akan memberimu rahasia bagaimana caranya menghidupkan kembali istri mu. Sekarang kau tusuk ujung jarimu, lalu kau teteskan 3 tetes darah mu ke mulutnya. Dan niscaya istrimu akan hidup kembali, dan jika istri mu macam-macam, kau ingatkan dia bahwa dia hidup dari tiga tetes darah mu."

Dan sipetani pun langsung dengan segera melaksanakan pesan dari lelaki tua tadi. Dan ajaib, istrinya benar - benar hidup kembali. Dan tanpa berpikir panjang, sipetani pun membawa pulang istrinya. Tapi sang istri tahu , bahwa selain sampan yang dinaiki mereka berdua, kini si suaminya pun tidak punya apa-apa lagi karena semuanya sudah ia jual. Lalu bagaimana dan dengan apa suaminya bisa memenuhi untuk merawat kecantikannya.

Setelah lama perjalanan menyusuri sungai, lalu sampai lah si petani dan istrinya itu disebuah pelabuhan yang begitu ramai. Sipetani pun turun dari sampannya dan pergi kepasar untuk membeli bekal perjalanan mereka. Kebetulan disebelah sampan mereka bersandar sebuah perahu yang sangat indah milik saudagar kaya yang sedang bersinggah juga di tempat itu. Si saudagar pun melihat kecantikan si istri sipetani itu, si saudagar pun jatuh cinta dan membujuk perempuan cantik itu agar ikut bersamanya.

"Seandainya kalau kau mau ikut bersamaku, aku berjanji apa pun yang kau minta akan aku berikan," kata sang saudagar.
Dan siistri petani itu tergoda, akhirnya Dia pun pergi ikut dengan sang saudagar kaya itu. Sepulangnya daripasar si petani terkejut bukan main, karena istrinya tidak ada di sampannya. Dia pun mencari istrinya kesana kemari, akan tetapi sia-sia.

Dongeng Lainnya :

Singkat cerita, Setahun sudah berlalu. Sipetani pun akhirnya bertemu dengan istrinya. Akan tetapi istrinya menolak untuk kembali kepadanya. Sipetani pun lalu teringat kepada dewa di gunung khayangan itu. Sipetani pun berkata kepada istrinya, "Sungguh, sungguh kau tidak tahu berterima kasih. Asal kau tahu, bahwa kau bisa hidup kembali karena kau minum tiga tetes darah ku."

Istrinya pun tertawa mengejek, "Jadi, aku harus mengembalikan tiga tetes darah mu? baiklah...." Sang istri pun menusuk salah stu ujung jarinya dengan maksud memberi tiga tets darahnya kepada suaminya. Namun, begitu tetes darah ketiga menitik dari jari nya, tiba-tiba wajah nya menjadi pucat, dan tubuhnya pun menjadi lemas, dan hingga akhirnya jatuh mati tak berdaya.

Setelah si istri mati, dia pun menjelma menjadi seekor nyamuk. Nah sejak itu, disetiap malam nyamuk jelmaan wanita cantik itu berusaha menghisap darah manusia, dengan harapan agar Dia bisa kembali ke wujudnya semula.
Tag :
cerita dongeng, kisah dongeng anak, dongeng anak, dongeng anak terbaru, dongeng anak sebelum tidur, cerita nyamuk, dongeng nyamuk, cerpen nyamuk, dongeng nyamuk pertama, asal usul nyamuk pertama kali, cerita rakyat, dongeng bergambar

Dongeng Pendek Lucu : Cerita Monyet Dan Kelinci

Cerita dongeng pendek untuk anak yang lucu ini menceritakan dua sahabat yaitu Monyet dan kelinci yang berlomba untuk menghilangkan kebiasaan buruk mereka. terlihat kelakuan yang sangat lucu dari mereka saat mereka berusaha untuk tidak melakukan kebiasaan buruknya. Simak saja yu cerita anak lucu nya

Awal cerita pada suatu hari, terlihat di pinggir sungai ada seekor monyat dan seekor kelinci. Biasanya si kelinci suka mendengar cerita-cerita dari si monyet. Sebenarnya si kelinci suka akan cerita-erita si monyet, akan tetapi si kelinci sedikit risih dan terganggu dengan cara kebiasaan buruk si monyet yang suka menggaruk-garuk hampir semua bagian tubuhnya ia garuk-garuk.

Dan begitupun sebaliknya, Si monyetpun suka apabila mengobrol dengan si kelinci, akan tetapi si monyet pun merasa terganggu dengan kebiasaan buruk si kelinci yang suka mengendus-endus dan suka menggerakan kuping nya kesisi kanan dan kesisi kiri.

dongeng untuk anak sebelum tidur
Dongeng Anak Lucu

Dongeng anak Lainnya :

Dan pada akhirnya simonyet pun memberanikan diri berkata dengan maksud menegur kepada si kelinci. "Hei kau kelinci, apakah kau bisa menghentikan kebiasaan buruk mu itu ?" tegur si monyet kepada si kelinci

"Menghentikan apa monyet?" si kelinci balik bertanya
"Berhenti mengendus-endus, berhenti menggerak-gerakan hidung, dan berhenti menggerak-gerakan telinga mu yang panjang itu kelinci..., Betapa buruknya kebiasaan kau kelinci ..." Jawab si monyet

"Hei kau monyet, kau hanya bisa menilai kebiasaan buruk ku saja, bagimana dengan kebiasaan buruk mu? di setiap kita lagi asik ngobrol kau selalu saja menggeruk-garuk. Sungguh sangat buruk kebiasan mu itu monyet" Tegur si kelinci membalas teguran si monyet tadi

"kelinci, aku tidak bisa menghentika nya," kata si monyet
"Monyet, aku tidak selalu harus mengendus, menggerakan telinga dan hidung ku." kata si kelinci membalas perkataan yang di lontarkan si monyet kepadanya tadi. Akhirnya mereka pun saling membalas pembicaraan itu. Dan si monyet pun karena tidak terima di tegur seperti itu oleh si kelinci, akhiranya si monyet pun menantang kelinci untuk bertanding.

Si monyet meminta si kelinci mulai saat ini dia tidak boleh lagi mengendus-endus dan menggerak-gerakan hidung dan telinganya lagi. dan si monyet pun sama, ia tidak akan lagi menggaruk-garuk lagi.

Singkat cerita, keesokan harinya mereka berdua pun bertemu kembali di pinggir sungai ditempat biasanya mereka berdua bertemu. Mereka berdua sedang menjalankan misi tantangan yang susah, si monyet jangan menggeruk-garuk lagi, begitupun si kelinci tidak boleh mengendus-endus, atau menggerak-gerakan hidung dan telinganya.

Akhirnya sesuai dengan hasil keputusan janji mereka berdua, kelinci dan monyet pun hanya duduk terdiam saja. si monyet tetap diam tapi dia diam sedang menahan ingin menggaruk merasakan kulitnya yang sangat gatal, ia ingin menggaruk dagunya, dan lengan kiri dan kanan nya pun angat terasa gatal. Akan tetapi si monyet tetap mencoba bertahan dan tetap terdiam.

Begitu pun halnya, si kelinci pun sedang berusaha menahan kebiasaan buruknya itu. Sebenarnya Ia ingin sekali mengendus-enduskan hidungnya, ingin sekali menggerakan kupingnya, tapi ia tetap terlihat duduk diam.

"Monyet, aku punya ide, Kita duduk diam di sini sudah sangat lama, dan aku pun sudah mulai bosan. Bagaimana kalau kita mengobrol dan bercerita untuk menghabiskan waktu." Kata si kelinci

"Itu ide yang sangat bagus kelinci, silahkan kau kelinci bercerita terlebih dahulu " Kata si monyet

Si kelinci pun mulai bercerita. "Monyet, saat kemarin aku akan datang kesini untuk menemui mu, aku mencium seperti ada singa di balik rerumputan. Oleh karena itu, aku pun mengendus-endus udara, tetapi singa itu tidak ada disana. Tapi aku belum yakin di balik rumput itu tidak ada singa, Nah untuk memastikannya aku pun menggerakan hidung ku beberapa kali, tapi tidak ada bau singa disana. Kemudian aku menggerak-gerakan telinga ku ke kiri dan kekanan untuk mendengarkan, tetapi memang tidak ada singa di sana. Dan akhirnya aku pun yakin bahwa di balik rumput itu memang tidak ada singa. Kemudian akupun melanjutkan perjalanan ke sini untuk menemuimu temanku."

Simonyet pun mendengarkan cerita si kelinci itu yang bercerita sambil menggerak-gerakan hidung dan telinganya.

Kemudian si monyet pun mulai bercerita. "temanku, kemarin pun sama. Saat aku akan menemuimu disini di tengah jalan aku berpapasan dengan beberapa anak-anak, mereka jahil sekali kepadaku kelinci. pertama salah satu diantara mereka melemparkan kelapa dan mengenai kepalaku tepat disini, dan sianak satunya melemparkan batok kelapa dan tepat sekali mengenai daguku disini kelinci. Dan dua anak perempuan itu melempar ku dengan batok kelapa juga tepat mengenai tangan kiri dan tangan kanan ku. Kemudian akupun lari secepat-cepatnya ketepi sungai ini untuk menemui mu sahabat ku."

Sikelinci pun mendengarkan dan melihat gerakan simonyet saat bercerita. Dan sikancil pun tertawa cekikikan, dan si monyetpun tertawa lebar. Sebenarnya sikelinci tahu apa yang dilakukan oleh simonyet, dan sebaliknya si monyet pun tahu apa yang dilakukan si kelinci.

Dongeng anak Lainnya :

"ya...ya..ya monyet, cerita mu memang sangat bagus monyet. tapi kau kalah dalam pertandingan ini monyet, karena kau menggeruk saat bercerita." kata sikelinci

"Iya kelinci, cerita mu juga benar-benar bagus kelinci. Tetapi saat kau bercerita kau mengendus-endus dan menggerakan telinga mu." balas si monyet

"aku pikir kita berdua tidak ada yang bisa menghilangkan kebiasan buruk kita ini. Karena aku sendiri tidak bisa menghilangkan kebiasaan ini " kata sikelinci sambil mengendus-endus dan mengerak-gerakan telinganya

"Aku pun sama kelinci, aku pun tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruk ini." Kata si monyet sambil menggaruk-garuk kepala, dagu dan menggeruk tangan kanan kirinya.

Akhirnya keduanya setuju, bahwa kebiasaan buruk mereka berdua susah dihilangkan. dan mereka pun setuju untuk tidak merasa terganggu dengan kebiasaan mereka masing-masing.

Pesan moral dari Dongeng pendek ini adalah Bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, Dan kita sebagai makhluk sosial harus dapat menerima kekurangan orang lain dan tidak memaksakan kehendak kita.
Tag:
dongeng pendek, dongeng anak, dongeng lucu, cerpen lucu, cerita anak lucu, dongeng lucu untuk anak, dongeng sebelum tidur, cerita fabel lucu, dongeng binatang lucu, cerpen monyet, cerpen kelinci, buku, cerpen monyet yang rakus, cerpen monyet serakah, dongeng monyet dan kelinci

Dongeng Anak Cerita Burung Hantu Tua Dan Belalang

Dongeng Anak Judul Cerita Burung Hantu Tua Dan Belalang
Pada suatu hari disebuah pohon tua hidup seorang burung hantu, ia adalah burung hantu tua pemarah dan galak. terutama jika ada yang mengganggu saat ia sedang tidur. burung hantu itu selalu tidur di siang hari dan ia akan bangun jika matahari sudah terbenam saat cahaya mulai memudar di langit.

Dan perlahan lahan dia menggeliat dan metanya berkedip kedip dari dalam lubang pohon tua itu. Siburung hantu berseru "hooo..hooo..hooo..oo..ooo." Suaranya menggema melalui kayu yang rimbun ia mulai memburu serangga, katak, tikus dan kumbang sebagai makanan favorite nya.

cerpen dongeng untuk anak sebelum tidur
dongeng cerita anak

Singkat cerita, disuatu sore pada musim panas dengan udara yang terasa hangat. Ia sedang tertidur pulas di dalam lubang pohon tua, tiba-tiba ada seekor belalang yang sedang beryanyi lagu gembira. namun nyanyiannya itu sangat menyesakan telinga si burung hantu. Burung hantu tua itu pun menengok dari dalam lubang pohon yang digunakan sebagai pintu dan jendela itu.

"Hey, pergi dari sini kau belalang," katanya kepada si belalang tersebut.
"Apakah kau tidak memiliki sopan santun belalang? kau setidaknya harus menghormati usia ku yang sudah tua dan membiarkan aku tidur dengan tenang !!!"

Akan tetapi si belalang itu menjawab dengan nada yang sangat kasar bahwa dia juga punya hak di pohon tua ini. si belalang itu pun malah menjadi-jadi dengan sengaja bernyanyi kembali dengan suara lebih keras dari sebelumnya.

Dongeng anak Lainnya :
Si burung hantu tua pun sadar bahwa tidak ada gunanya berdebat dengan si belalang yang keras kepala ini, selain itu karena matahari masih bersinar membuat matanya masih rabun untuk memungkinkan dirinya menghukum si belalang itu.

Terdengar si belalang terus saja bernyanyi dengan suara yang keras dan membuat si burung hantu tua itu tidak bisa memejamkan matanya. Si burung hantu pun berfikir dan mendapat ide bagaimana menghukum si belalang itu di siang hari ini.

Si burung hantu kembali menengokan kepalanya dari dalam lobang pohon tua itu. Namun kali ini si burung hantu berbicara dengan sangat ramah sekali kepada si belalang.

"Hay, tuan belalang yang baik hati. Jika aku terus terjaga aku pasti akan mendengarkan kau bernyanyi. Tapi saat ini aku mempunyai anggur lezat disini, anggur ini kiriman dari Olympus, dan anggur ini saya pikir minuman Apollo sebelum ia menyanyi untuk para dewa tertinggi. Jika kau mau, aku persilahkan kau datang berkunjung kesini untuk menikmati anggur lezat ini bersama-sama. Dan aku tahu jika kau meminum anggur ini, pasti kau bisa bernyanyi seperti Apollo." rayu si burung hantu kepada si belalang.

Belalang bodoh itu pun terbawa hanyut oleh kata - kata sanjungan si burung hantu tua itu. Dan Si belalang melompat kesarang burung hantu, begitu si belalang cukup dekat dalam jangkauan pengelihatan si burung hantu. Si burung hantu tua itu pun langsung menerkam dan memakan nya.



Tag :
cerpen, dongeng pendek, dongeng bergambar, dongeng, dongeng sebelum tidur, dongeng bagus, download dongeng,

Dongeng Pendek Bangau Tua Yang Licik

Cerita dongeng pendek dari Denmark yang berjudul Bangau tua yang licik hasil sadur ulang terjemahan kedalam bahasa indonesia. Cerita berisi pesan moral bahwa perbuatan licik akan mendapatkan balasan celaka.

Diceritakan dahulu kala. Ada seekor bangau tua yang susah, susah karena ia tidak dapat menangkap ikan secepat dulu lagi. Usianya telah menggerogoti kekuatan dan kegesitan nya, padahal Talaga dimana tempat ia tinggal banyak sekali ikannya yang berwarna-warni.

cerpen berisi moral tentang bangau, kepiting dan ikan didanau
dongeng pendek

Si bangau yang sudah tua itu telah menjadi loyo dan lemah, ia tidak dapat lagi menangkap ikan-ikan di danau itu. Sejenak bangau itu berpikir,
" sepertinya aku harus menggunakan siasat" dalam pikiran bangau tua itu.
Kemudian bangau tua itu pasang aksi di tepi Telaga. Ia berdiri terpekur dengan wajah murung dan sedih. Walau pun kan-ikan yang berenang di dekatnya sengaja tidak ia hiraukan, padahal seperti biasanya ia selalu mematuk atau memangsa ikan-ikan di dalam danau itu.

Tiba-tiba seekor kodok menghampirinya dan bertanya " pak Bangau, mengapa engkau kelihatan sedih sekali? Mengapa engkau tidak mencoba menangkapku?"
" tidak," kata bangau dengan sedih. " aku sudah tua, aku sudah cukup puas karena sudah banyak sekali ikan ikan, kodok kodok dan kepiting kepiting yang ku makan dari Telaga ini."
" lho? Terus kenapa kok kelihatannya engkau bersedih?" sahut Si Kodok
" semuanya akan berakhir..." kata bangau tua.
" ada apa kiranya bangau?" si Kodok penasaran.

Kembali sibangau berkata dengan sedih, " kemarin aku telah mendengar rencana penduduk setempat, rupanya mereka akan mengosongkan Telaga ini dan akan menimbun dengan tanah untuk menanam buah dan sayuran."
" wah, itu gawat sekali...!" seru Si Kodok
" Iya, semua ikan-ikan, kodok, kepiting dan hewan-hewan lainnya akan mati tertimbun oleh tanah, lalu aku juga mungkin akan mati karena tidak dapat mencari makan lagi." ujar si bangau sedih dengan diiringi tetes air mata.

Si Kodok yang lincah berenang itu segera memberitahukan hal itu kepada penghuni Telaga lainnya. Semua ikan, kodok, kepiting dan hewan-hewan kecil lainnya ketakutan mendengar berita buruk itu.
" apa yang harus kita lakukan?" tanya mereka kepada sesamanya
" mari kita menemui Pak Bangau, ia lebih tua dan berpengalaman Mungkin ia bisa membantu untuk menyelamatkan kita."

Sambil menangis tersedu-sedu semua penghuni Telaga menghadap bangau tua, mereka memohon," selamatkanlah kami, kami tidak mau mati. Hanya engkau bangau tua yang dapat memikirkan rencana untuk menyelamatkan kami."
Si burung bangau tua berpura-pura berfikir dengan keras dan berkata
" aku akan mencoba kemampuan terbaik untuk menyelamatkan nyawa kalian semua, aku tahu Telaga lain cuma agak sedikit jauh dari sini. Bila kalian percaya kepadaku, aku akan membawamu dan semuanya ke sana." begitu ucap bangau tua kepada para penghuni danau.

Akhirnya, semua ikan, kodok dan kepiting mulai bertengkar di antara mereka sendiri. Masing-masing ingin paling dulu dibawa oleh si Bangau.
" sebentar, sebentar semuanya," kata si bangau dengan tegas " kita semua harus sabar. Aku sudah tua dan lemah serta mudah lelah. Aku akan membawamu seekor seekor pada waktu pada satu waktu. Aku akan membawa ikan-ikan terlebih dahulu."
" sekarang saatnya menjalankan rencana itu," pikir sang Bangau.
Lalu kemudian ia cepat-cepat mematuk seekor ikan di paruhnya yang tajam itu lalu bangau tua pun terbang.

" sudah sampai kah kita ke Telaga, tuan Bangau?" tanya si ikan dengan sangat ketakutan setelah beberapa lama dibawa terbang oleh si Bangau tua dua.
" ehem, ehem," jawab sibangau dengan paruhnya mengatup lebih erat pada ikan. Kemudian si bangau tua hinggap pada tebing Karang dan dengan cepat yang melahap mangsanya.

Hari-hari berlalu penuh kegembiraan bagi sang Bangau. Manakala ia merasa lapar, ia akan mengambil seekor ikan dan berpura-pura mengangkutnya ke Telaga yang baru, menjadikannya santapan lezat.

Suatu hari, seekor Kepiting datang menuju sang Bangau dan bersungut-sungut " pak bangau, itu tidak adil. Kau tampaknya hanya membantu para ikan saja. Setiap hari engkau membawanya meninggalkan Telaga ini, lalu kapan giliranku?"
Si bangau tua pun tersenyum licik pada dirinya " hehehe... Kesempatan baik mendapat ekor kepiting untuk makan siang hari ini," pikir Si bangau tua di dalam hatinya
" baiklah kepiting," kata si Bangau, " hari ini giliranmu."

Akhirnya, si bangau tua itu membawa si kepiting dalam paruhnya dan segera terbang. Mereka terbang agak jauh tetapi kepiting tidak dapat melihat tanda-tanda adanya telaga yang dijanjikan.
Ketika sang bangau mulai menukik menuju tebing Karang di bawah, sedikit timbul kecurigaan si kepiting. Ketika mereka semakin dekat pada tebing, sang kepiting terkejut menyaksikan tulang tulang ikan berserakan dimana-mana. Akhirnya sang kepiting menyadari, apa yang sebenarnya yang telah dilakukan oleh si bangau tua.

Cerita Lainnya :

" ternyata ia menipu kami," pikir Si kepiting." awas ya, akan kubalas kau bangau tua."
Ketika bangau mulai terbang merendah, tiba-tiba si kepiting mencengkeram leher bangau yang panjang dan ramping itu dengan cupit nya yang kuat dan menjepitnya kuat-kuat.

" aduh," sang bangau memekik " lepaskan aku!"
Akan tetapi sikepiting malah justru menguatkan dan mengeraskan jepitannya. Sibangau tua berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkraman Kepiting itu akan tetapi ia tidak berhasil.

" mampuslah kau bangau keparat," teriak si kepiting dengan mengerahkan seluruh tenaganya hingga leher sibangau putus. Kepalanya menggelinding ke tanah. Si kepiting yang pemberani itu menyeret kepala bangau yang putus ke dalam telaga. Semua penghuni Telaga bertanya heran,

"lho,,? Kamu kenapa kok kembali lagi?"
" Iya," jawab si kepiting dengan sangat marah " pak bangau rupanya adalah penipu besar. Ia secara licik telah membuat jebakan untuk membunuh semua ikan, kodok dan kepiting dari Telaga ini. Ia telah berbohong tentang membawa kita dengan selamat. Ia hanya membawa kita satu persatu pada tebing Karang yang tandus Dan melahap Kita. Namun bagaimanapun juga, aku telah mengakhiri rencana jahatnya itu dengan cara memutus lehernya."

Seluruh penghuni Telaga itu bersorak gembira, mereka mengelu-elukan si kepiting sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan jiwa mereka.

Terms :
cerita pendek, dongeng pendek, cerpen, kisah binatang, dongeng binatang, kisah moral, dongeng moral, cerita lucu, cerita, kumpulan cerpen, cerita fabel, cerita bergambar, cerita dongeng, cerpen bangau, sang bangau, cerpen kodok, dongeng ikan, dongeng telaga, bangau licik,

Kancil Hakim Yang Cerdik #Cerita Fabel

Adik - adik cerita sang kancil memang sangat paling di minati oleh anak-anak, dongeng si kancil mempunya banyak kisah dan judul dengan karakter kancil yang cerdik dan pintar. Adik-adik tentu suka membaca juga kan. Kali ini kaka akan menuliskan cerita kancil dengan judul "KANCIL HAKIM YANG CERDIK", mari adik-adik kita lanjutkan membaca ceritanya.

Search suggest : kancil menjadi hakim, hakim binatang, cerita rimba, kancil yang cerdik, cerpen kancil, dongeng kancil, kancil dan buaya, cerita sang kancil, sang kancil

Hakim Yang Cerdik Memperdaya Buaya

Pada suatu hari ditepi hutan yang subur ada tiga ekor Sapi, mereka adalah Sapi betina, Sapi jantan dan anak mereka seekor Sapi yang baru beranjak remaja.

Tampak pemandangan tepi hutan yang indah dan rumput yang hijau tumbuh subur membuat mereka gembira. Terlihat anak Sapi berlarian kesana kemari.
"Bu saya mau jalan ke tepi sungai"
"Boleh tapi jangan jauh-jauh ya!" jawab Ibu Sapi
"iya Bu . . !"

Sapi muda itu pun berjalan pergi ketepi sungai, ia melihat banyak hewan-hewan kecil di sekitar sungai. Hatinya senang saat melihat katak berloncatan kian kemari.




Tak terasa ia pun sudah jauh meninggalkan tempat kedua orang tuanya.
"Toolooong . . .!" tiba-tiba si Sapi muda mendengar suara merintih minta tolong. Aih, ternyata didepan sana ada seekor Buaya sedang tertindih batang pohon yang patah.

"Tolong, tolong lah aku . . ." rintih siBuaya dengan suara sangat memelas.
"Kau ini kenapa Buaya" tanya Sapi sambil mendekat
"Aduh Sapi yang baik, sudah dua hari aku tertindih kayu besar ini"
"Siapakah yang menindihmu dengan batang kayu besar ini Buaya" Tanya Sapi lagi.
"gara-gara gempa bumi dua hari yang lalau. dan sekarang tolong lah aku Sapi yang baik" Jawab si Buaya
"Ah, aku rasa aku tidak akan bisa menolong mu" Kata Sapi
"Lho, kenapa? kau pasti kuat mendorong kayu yang menindihku ini."
"Kuat sih kuat Buaya, tapi. . . . .!!"
"Tapi kenapa Sapi?"

Anak Sapi itu teringat pesan-pesan dari ibunya bahwa bangsa Buaya tidak bisa dipercaya, mereka mempunyai sifat licik sekali dan suka makan daging hewan lainnya.

"Tidak Buaya, aku ingat pesan Ibuku dan aku tidak mau menolong mu Buaya" Kata Sapi."Kalau kau ku tolong nanti jangan-jangan kau akan memangsaku Buaya. ."

"Jangan kuatir Sapi, aku tidak akan melukai mu."
"Tidak Buaya . .! Aku tidak bisa mempercayaimu."
"Oh, Sapi yang baik. Apakah kau tidak kasihan kepadaku, sudah dua hari aku tersiksa begini, tak bisa makan tak bisa minum, dan dada aku pun terasa sangat sesak Sapi" rayu si Buaya.

"Tapi kau binatang jahat Buaya"
"Oh Sapi yang baik, itu kan dulu. Dan setelah tertindih kayu begini sekarang aku sadar bahwa aku memerlukan hewan lain, maka sekarang ini aku sudah bertobat, tolonglah aku Sapi, huk..huk..huk. . ." Rayu Buaya sambil mengeluarkan air mata.

Sapi muda itu pun mulai terpengaruh oleh rayuan Buaya, dan lama-lama Sapi pun merasa kasihan juga terhadap Buaya.
"Baiklah Buaya, aku akan menolongmu, tapi kau harus janji Buaya, nanti setelah aku tolong kau jangan memakan atau mencelakakan aku Buaya"
"Iya aku janji Sapi, percayalah" jawab Buaya.

Lalu Sapi muda pun berusaha menolong Buaya dengan mendorong kayu sekuat tenaga, dan akhirnya plong! Buaya terlepas dari tindihan batang kayu. Tapi....astaga! begitu Buaya sudah bebas dan terlepas dari tindihan kayu Buaya itu langsung meloncat ke punggung Sapi dan menerkam punuk si Sapi.




"Aduuhh..!" pekik Sapi kesakitan. "kenapa kau menggigit punukku Buaya?"
"Lho, aku kan sudah minta tolong kepadamu Sapi, bahwa aku tertindih kayu selama dua hari, tidak makan dan tidak minum. Sekarang kau harus menolongku agar aku bebas dari rasa haus dan lapar." kata si Buaya.
"Dengan memakan dagingku?" tukas Sapi.
"Betul Sapi, sekaligus meminum darahmu."
"Dasar Buaya licik, tidak tahu balas budi!"
"Sudahlah Sapi muda yang bodoh!" sergah Buaya."kau terima saja nasibmu."
"Tidak Buaya, ini tidak adil" teriak Sapi.
"Lho, ini sudah hukum rimba Sapi, Siapa yang kuat dialah yang menang"
"Tidak Buaya, aku tidak bisa terima." tukas Sapi.
"Kau bisa bertanya pada makhluk yang lain, boleh hewan ataupun benda apa saja, pasti mereka akan membenarkanku" Sahut Buaya.
"Ya, aku akan meminta keadilan pada yang lain" kata Sapi.




Datang pertolongan kancil ditunjuk sebagai hakim

Dan kebetulan saat itu ada tikar lapuk hanyut di sungai. Sapi menceritakan kejadian yang menimpanya dan meminta pendapat tikar lapuk. Apa jawabannya?
"Itu sudah benar, terimalah nasibmu. Aku juga mengalaminya, ketika aku masih dalam keadaan baru aku di pakai, jika aku kotor aku dibersihkan tapi setelah ku lapuk dan banyak yang bolong aku dibuang begitu saja kesungai" jawab Tikar lapuk.
"Nah, benarkan kataku Sapi" sahut Buaya.
"Tidak, nah itu ada keranjang hanyut." protes Sapi. Tapi ketika keranjang itu di tanya jawabannya persis seperti tikar
"ketika masih baru da masih utuh aku dipakai, kini setelah rusak aku dibuang begitu saja kesungai"
"Nah, benar'kan?" sahut Buaya.

Tiba-tiba ada seekor bebek betina tua berenang, Sapi dan Buaya pun meminta pendapat bebek.
"Kukira Buaya benar, sebab manusia juga kejam, ketika aku masih muda dan bisa bertelur aku dipelihara, sekarang ketika aku mau disembelih, untungnya aku bisa melarikan diri, jadi tirulah perbuatan manusia, mereka mau enaknya sendiri"
"Hohoho... kau mau mengadu kemana lagi Sapi."

Saat itu kebetulan kancil lewat didepan Buaya dan Sapi. Kali ini Buaya yang meminta pendapat kancil. Buaya juga yakin kalau kancil juga akan membenarkan pendiriannya.

"Kalau aku diminta menjadi hakim, aku harus tahu awal kejadiannya." kata kancil."Apakah kalian keberatan jika mengulang awal kejadian yang kalian alamai?"
"Tidak! aku tidak keberatan." sahut Buaya.




Maka dilakukanlah pengulangan itu. Buaya kembali ketempatnya semula dan Sapi mengembalikan kayu yang semula menindih Buaya kepunggung Buaya.
"Benarkah kejadiannya seperti ini?" tanya kancil
"Benar!" jawab Sapi dan Buaya bersamaan
"lalu Buaya memanggilku agar aku mau menolongnya" sahut Sapi

Kancil mendekati Sapi dan berbisik kepada Sapi "Ayo Sapi kita tinggalkan saja Buaya jahat ini. Tidak usah kau tolong"
Sapi baru sadar inilah kesempatan baginya lolos dari bahaya maut. Tanpa basa basi lagi Sapi mengikuti arah lari kancil yang sudah meloncat lri lebih dulu.

"Hei..... tunggu.... ! Jangan pergi dulu.... !" teriak Buaya. Tapi Sapi dan kancil tidak menghiraukannya.

Baca juga cerita lainnya:
Kancil Dan Siput Lomba Berlari

Hikmah Cerita :

Adik-adik yang baik dari cerita pendek tadi kita bisa ambil hikmahnya. Bahwa mempunyai sifat yang Rakus dan tidak tahu balas budi akibatnya bisa celaka.
Nah adik-adik yang baik sekian cerita kancil yang cerdik dari kakak, baca lagi yuk, cerita-cerita kancil lainnya.

Tipuan Kepada Tuan Tanah

Tipuan Abu Nawas kepada Tuan Tanah Yang Pelit dan Kikir


Selamat siang para abu nawas likers,silahkan baca-baca kembali cerita lucu tentang kecerdikan abu nawas di sini.kali ini makna dari cerita ini Bahwa orang yang kikir dan serakah pasti akan kena batunya.

Tokoh -tokoh dalam cerita ini
Abu Nawas
Tuan tanah
Para Pekerja Tuan Tanah


Pada suatu hari tepatnya hari itu bulan puasa Ramadhan menjelang hari yang keenam.
Seperti biasanya, Sambil menunggu bedug magrib tiba,abu nawas duduk di beranda rumahnya. dia berfikir bagaimana caranya agar dapur rumahnya tetep ngebul sambiil memandang ke arah langit biru.

Tidak jauh dar rumahnya abu nawas ada seorang tuan tanah yang tentu saja sebagai tuan tanah,tentu saja mempunyai rumah yang besar.Rumah yang lengkap dengan seperangkat gudang makanan,lahan peternakan dan kamar.

Hampir setiap orang yang berada didaerah itu bahkan Abu Nawas sendiri bekerja dengan tuan tanah itu,bekerja keras setiap hari hari tetapi dengan hasil yang sedikit.

Dan bila meminjam uang dari dirinya maka harus mengembalikannya dengan bunga yang sangat tinggi. Tingkat penghisapanya sangat tinggi.Dan tuan tanah itu mempunyai sifat yang pelit, kikir, tamak dan loba.

Singkat Cerita

Sang Tuan tanah ini mendengar kabar bahwa Abu Nawas mempunyai suatu kepandaian yang aneh. Bila ia meminjam sesuatu maka akan dikembalikan secara lebih, katanya pinjamannya itu beranak.

Seperti meminjam seekor ayam maka ayam itu akan dikembalikan dua karena ayam itu beranak. Menarik juga kepandaian Abu Nawas ini pikir sang tuan tanah. Tuan tanah lalu berpikir agar Abu Nawas segera meminjam darinya.

Secara kebetulan sore itu Abu Nawas ingin meminjam 3 butir telur kapada tuan Tanah itu. Tuan tanah tentu saja senang memberikan pinjaman kepada Abu Nawas karena pinjaman itu akan menjadi banyak karena beranak.

Malahan tuan tanah itu menanyakan kepada abu nawas
 "apakah ingin meminjam yang lain".

Abu Nawas menjawab "tidak perlu". [Dia hanya butuh 3 butir telur].

Tuan tanah itu bertanya lagi dengan Abu Nawas "abu nawas kapan telur itu akan beranak?"

Abu nawas menjawab "itu tergantung dengan keadaan".

Singkat-singkat Cerita

Lima hari kemudian, Abu Nawas pun kembali ke rumahnya si tuan tanah itu. Mengembalikan telur menjadi 5 butir. Melihat 5 butir telur betapa senangnya Tuan tanah itu.

Tuan tanah lalu menanyakan kepada abu nawas apakah ia akan meminjam lagi. Abu Nawas lalu meminjam piring tembikar sebanyak 2 buah. Tuan tanah itu memberikan dengan senang hati dan berharap piringnya itu menjadi banyak.

Pada Lima hari kemudiannya Abu Nawas datang lagi kerumah si tuan tanah dengan membawa tiga piring tembikar. Walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh si tuan tanah, tetapi hatinya cukup gembira karena dua piring dulu hanya melahirkan 1 anak saja. Tak apa pikir sang tuan tanah karena bisa saja orang mempunyai anak tunggal bahkan tidak memiliki anak.

Ahirnya Abu Nawas dan Tuan tanah itu sama – sama senang. Maka dari itu tuan tanah itu meminjamkan uang senilai 1000 dinar. Jumlah yang sangat besar, gaji buat seluruh karyawan dan pekerjanya selama 1 bulan.

Tuan tanah itu berangan – angan bahwa uang yang dipinjam abu nawas nanti akan diapakan karena akan banyak beranak. Tuan tanah itu menanti dengan tidak sabar.

Ditunggu selama lima hari, abu nawas tidak kunjung datang.Sudah hampir satu bulan, Abu nawas juga tidak datang. Saat tuan tanah akan mendatangi rumah Abu Nawas dengan centengnya, Abu Nawas datang.

Mulanya tuan tanah gembira tapi sesudah Abu Nawas menjelaskan persoalannya, bukan main marahnya tuan tanah itu.

“Sayang sekali tuan. Uang yang saya pinjam itu, bukannya beranak, malah tiga hari kemudian mati mendadak. ”Ujar Abu Nawas

Mendengar kata- kata itu betapa geramnya tuan tanah. Hampir saja Abu Nawas dihajar centeng tuan tanah. Untung saja ada teman – teman abu nawas yang baru pulang dari bekerja.

Lalu si tuan tanah itu mengadukan abu nawas kepada pengadilan. Tuan tanah itu berharap Abu Nawas akan digantung atau bahkan dihukum rajam.

Dan,singkat cerita pun pengadilan pun digelar. Abu Nawas membeberkan semua duduk permasalahanya. Demikian juga tuan tanah itu menjelaskan. Pengadilan pun memutuskan cukup rasional (masuk akal). Kalau sesuatu bisa beranak sudah pasti bisa mati.
Dan Abu nawas telah menjalankan lakonnya dengan baik.

Dan tuan tanah yang tamak itu telah tertipu karena wataknya sendiri yang kikir, tamak, pelit.

Demikian cerita tentang Abu Nawas yang menipu tuan tanah yang pelit,kikir,dan serakah.
Hiduplah untuk berbagi,karena Berbagi itu indah.

Tag:
tuan tanah, dongeng anak, abu nawas, abu, nawas, abunawas, cerpen, cerita, jenaka, lucu

[Cerpen Inspiratif] Ayah, Anak Dan Seekor Keledai

Cerita tentang kepuasan dan omongan manusia tidak akan pernah ada habisnya, cerita inspiratif ini mengajarkan kita untuk terus maju kedepan tanpa harus mendengarkan ucapan-ucapan dari orang-orang, jika menurut kita apa yang kita kejakan sudah benar adanya.

Cerita tentang kepuasan manusia tidak pernah tercapai

Pada suatu hari ada seorang Ayah, anak dan seekor keledai. Sang ayah bernama juha itu ingin memberikan pelajaran kehidupan yang berharga kepada Anaknya didalam perjalanannya.

Dia menunggangi seekor keledai dan menyuruh Sang anak berjalan dibelakangnya. Ketika baru berjalan beberapa langkah, lewatlah sebagian wanita yang menyoraki juha, "Kok, kamu yang naik, sedangkan anakmu yang kecil itu kelelahan berjalan dibelakang?"

Mendengar itu,Juha pun turun dan menyuruh anaknya yang naik keledai. Kemudian tak berapa lama, mereka melewati segerombolan orang tua sedang duduk dibawah pohon. Mereka berkata "Mengapa kamu berjalan kaki, kamu kan sudah tua, sedangkan anakmu yang masih muda kau biarkan naik keledai itu?"

"Apakah kamu mendengar perkataan mereka, Nak? Kalau begitu mari kita naiki keledai ini sama-sama." kata Juha kepada anaknya.
Lalu mereka pun bersama menunggangi keledai itu. Tetapi, ditengah perjalanan, mereka melewati sekelompok orang pecinta binatang. Melihat pemandangan itu, mereka meneriaki Juha dan anaknya "Kasihanilah binatang yang kurus kering itu. Kalian berdua menungganginya, padahal kalian lebih berat dari pada keledai ini."

"Kau dengar tadi?" kata Juha kepada anaknya sambil turun dan menurunkan anaknya dari atas keledai. "Kalau begitu, mari kita berjalan bersama-sama dan kita biarkan keledai ini berjalan di hadapan kita." Kata Juha lagi.

kisah islami inspiratif
cerpen-islami

Akhirnya Sang ayah dan anaknya melanjutkan perjalanan, sementara keledai berjalan di depan mereka berdua. Lalu mereka melintasi segerombolan pemuda berandalan yang mabuk, melihat Juha dan anaknya yang sedang berjalan kaki, gerombolan itu pun meneriaki mereka berdua "Yang pantas itu keledai yang menaiki kalian berdua, sehingga kalian dapat membuatnya terhindar dari kendala - kendala di jalan."

Juha terpengaruh ucapan pemuda berandalan itu. Ia dan anaknya kemudian memikul keledai itu dengan menggunakan batang kayu yang merreka temukan di jalan. Baru saja Juha dan anaknya berlalu melanjutkan perjalanan, orang - orang dibelakang mereka menertawakan pemandangan aneh itu.

Juha berhenti dan menoleh kepada anaknya sambil berkata, "Wahai anakku, jika mendengar dan mengikuti semua omongan manusia. Tidak akan ada habis - habisnya."
Dan mereka berdua pun tertawa.

Makna cerita Ayah, Anak Dan Keledai

Adik-adik, omongan manusia tentang kita tidak akan pernah ada ujungnya. Karena itu, teruskanlah mengerjakan sesuatu kalau itu dianggap sebagai kebenaran.
Tidak usah terlalu pusing dengan omongan banyak orang. Karena, kepuasan manusia tidak akan pernah tercapai. Jangan khawatir dan mundur untuk melakukan yang terbaik.

Search Term : cerita inspiratif, cerita anak, cerpen Ayah anak dan keledai